Didi Kempot Seniman Kemanusiaan "Godfather of Charity"

Tri Apriyani
Didi Kempot Seniman Kemanusiaan "Godfather of Charity"
Didi Kempot (Suara.com)

Seniman adalah seseorang yang kreatif, inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Seniman menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk menciptakan karya dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam batas-batas yang diakui.

Kalau kita bicara seni maka sebuah keniscayaan jika tidak melibatkan dan menyebut manusia. Bukan saja karena seni merupakan hasil tindakan manusia, namun juga karena dalam seni terkandung refleksi tentang relasi antara manusia dengan alam semesta, serta relasi antar manusia.

Bahkan dapat dikatakan seni itu sendiri merupakan tindakan refleksi manusia. Berkesenian berarti menguatkan, mempertanyakan, atau menawarkan berbagai kemungkinan posisi kemanusiaannya. Oleh karenanya, jagad seni adalah jagad refleksi kemanusiaan, sebuah dialektika tiada henti yang hanya akan berakhir pada saat sirnanya manusia dari atas bumi. Seni akan hilang sampai bumi ini ambyar dan tiada.

Kemanusiaan merupakan suatu sifat yang penting dalam menciptakan kehidupan yang harmonis antar sesama manusia, seperti yang disebutkan Notonagoro dalam Pamono dan Kartini, bahwa hakekat manusia adalah monopluralis. Sehingga selain makhluk individual juga merupakan makhluk sosial yaitu membutuhkan manusia lainnya dalam memenuhi kebutuhannya.

Selain itu dalam berhubungan antar manusia perlu adanya interaksi yang positif, yaitu dihadirkannya sifat kemanusiaan yang menjunjung tinggi harkat sesama manusia dan menghormati setiap manusia agar tujuan untuk menciptakan kehidupan bersama yang diharapkan dapat tercapai.

Di tengah masa pagebluk, pandemi COVID-19, ada banyak aksi solidaritas kemanusiaan di kalangan seniman dengan menggalang donasi baik secara individu maupun berjamaah. Cara mereka berbeda-beda dengan kekhasan dan keunikan tersendiri.

Seniman lereng Merapi, memiliki cara unik untuk membantu warga terdampak COVID-19. Ia rela melepas hampir seluruh karya lukisnya, patung dan kaligrafi dibarter dengan bahan pangan yang semua hasilnya akan didonasikan kepada yang terdampak COVID-19. Sistem barter sengaja ia gunakan tidak dengan uang agar orang yang membarter lebih memiliki kepekaan sosial kemanusiaan, kejujuran, menghargai dan rasa simpati.

Seniman wayang uwuh Jakarta Selatan yang kerap mengenakan pakaian jawa, hampir setiap hari, menggelar aksi “wayang bersedekah”, dengan memasang triplek yang ditempel di pohong mati, lalu digantungi paket sembako. Sekardus mie instan isi 40 bungkus dibagi dalam 15 belasan kantong kresek. Ludes tak sampai 15 menit.

Harapannya bisa membantu yang terdampak COVID-19 dan aksinya bisa dicontoh oleh banyak orang, meskipun dengan aksi yang sederhana. Sederhana bagi kita, bisa jadi istimewa buat mereka yang mebutuhkan. Benar kan?

Seniman-seniman lukis Banyuwangi juga menjual karya-karya lukisannya yang sebagian hasilnya didonasikan untuk korban terdampak COVID-19. Begitu juga puluhan seniman yang tergabung dalam Forum Perupa Banyuwangi (FPB). Mereka membagikan sembako, kaos, baju dan masker untuk warga miskin.

Didi Kempot adalah seorang seniman yang sangat sederhana. Bahkan sosok yang kerap dijuluki “The Godfather of Broken Heart” itu juga dikenal punya jiwa sosial yang tinggi. Sang maestro "Didi Kempot" ditengah puncak karirnya, di tengah-tangah kesibukannya. Dalam hatinya masih ada mutiara bercahaya, menyinari siapa saja yang membutuhkannya.

"The Godfather of Broken Heart" melakukan konser amal bersama rekan-rekan seniman, yang ditayangkan secara live di salah satu stasiun televisi nasional, seiring konser amal yang digelar hanya dalam waktu tiga jam itu bisa terkumpul Rp 5,3 miliar. Sampai saat ini telah terkumpul lebih dari Rp 11 miliar. Jumlah yang fantastis dalam waktu yang singkat.

Tidak hanya disini saja, almarhum Didi Kempot tercatat sebagai pendonor darah yang aktif, tiga bulan sekali rutin donor darah. Terhitung sudah 141 kali penembang lagu 'ambyar' ini mendonorkan darahnya.

Didi Kempot bahkan mendapat penghargaan Pin Emas, baik dari PMI Provinsi maupun PMI Pusat, atas dedikasinya tersebut. Bukankan dengan dengan memelihara seorang manusia seolah-olah memelihara semua manusia. Berapa banyak nyawa terselamatkan karena perilaku kemanusiaannya sang maestro.

“Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS. Al Maidah: 32).

Ijinkan saya mewakili tenaga medis dan nonmedis atas kepedulian para seniman akan tugas kemanusiaannya, tidak ada kata yg bisa diungkapkan atas dukungannya selain ungkapan "Semoga Allah membalas kebaikannya dengan balasan yg jauh lebih baik", sebagaimana yg tercantum dalam Al-Baqarah ayat 261:  “Perumpamaan orang-orang yang mendermakan (shodaqoh) harta bendanya di jalan Allah, seperti (orang yang menanam) sebutir biji yang menumbuhkan tujuh untai dan tiap-tiap untai terdapat seratus biji dan Allah melipat gandakan (balasan) kepada orang yang dikehendaki, dan Allah Maha Luas (anugrah-Nya) lagi Maha Mengetahui“.

Tidak hanya jiwa seniman yang melekat pada jiwanya, kepedulian akan kemanusiaan menjadi aktivitas keseharian sang Maestro. Sikap ini sudah selayaknya juga ditiru oleh para sad girls, sad boys, kempotters dan sobat ambyar semuanya. Sudahkah sobat ambyar berdonasi semampu yang dimiliki? Ingat sobat ambyar, donasi tidak melulu hanya soal uang dan uang, bisa apa saja.

Kita semua saksi bahwa sang Maestro termasuk orang saleh yang gemar bersedekah."Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Al-Munafiqun: 10).

Seorang seniman yang mumpuni adalah penghayat kemanusiaan yang baik. Karya bernilai luhur hanya diperoleh dengan jiwa kemanusiaan yang ada pada setiap insan seni. Bermula dari renungan humanisme, berfikir mendalam dengan penuh perhatian maka seniman menjadi pribadi yang terdepan dalam membela kemanusiaan.

Selamat jalan Didi Kempot Seniman Kemanusiaan, The Godfather of Charity. Kebaikan dan karyamu akan terus dikenang.

Oleh : R. Wahyu Kartiko Tomo, Dokter Spesialis Bedah RSA UGM

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak