Pertengahan April lalu, dunia digemparkan dengan berita bahwa Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un meninggal dunia. Kabar tersebut sontak menimbulkan argumen-argumen siapa yang akan mengganti kursi kepemimpinan Korea Utara.
Seperti yang kita tahu, Kim Jong-un merupakan sosok pemimpin yang sarat akan kediktatoran dan menerapkan sistem negara sentralistik. Korea Utara merupakan suatu negara yang dipimpin dengan menerapkan sistem keturunan dalam memilih pemimpin. Dinasti itu dimulai dari kakek Kim Jong-un yaitu Kim Il Sung.
Perang antara Korea Utara dan Korea Selatan yang ditimbulkan akibat perang dingin menyebabkan kedua negara terus bersaing demi dapat menguasai satu sama lain. Kim Il Sung terus bersaing dengan Korea Selatan dengan perbedaan ideologi.
Pada 1994, Kim Il Sung meninggal dunia dan digantikan oleh anaknya yaitu Kim Jong Il. Kim Jong Il terus menekan Korea Selatan dan akhirnya konflik tersebut berujung damai. Pada 2011 Kim Jong Il meninggal dunia dan digantikan oleh anaknya yaitu Kim Jong-un sampai saat ini.
Dibalik kediktatorannya, Kim Jong-un memiliki gaya kepemimpinan Authoritarian. Menurut Lewin, Lippit, dan White Authoritarian leadership style adalah pemimpin selalu mengontrol dan mengawasi setiap tindakan yang dilakukan oleh bawahannya.
Kim Jong-un adalah pemimpin yang otoriter dan seringkali menghukum bawahannya dengan tembak mati ketika pekerjaan yang dilakukan tidak becus. Kim Jong-un tidak begitu besar dalam melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan dan hanya memfokuskan bawahan menyelesaikan tugasnya. Kim Jong-un juga merupakan sosok pemimpin dengan tipe the technocrat.
Menurut Patricia Pitcher, tipe ini adalah pemimpin yang menjadi otak dari jalannya pemerintahan. Pemimpin the technocrat juga cenderung tegas dan keras kepala kepada bawahannya.
Setiap pemimpin memiliki Power dan Influence untuk memimpin dan mengatur bawahannya. Menurut Gary Yukl, power terbagi atas legitimate power, reward power, coersive power, information power, dan ecological power.
Kim Jong-un adalah pemimpin yang memiliki legitimate power yang sangat besar karena dia adalah pemimpin Korea Utara yang dipilih berdasarkan keturunannya. Posisi jabatan tinggi di Korea Utara juga dipegang oleh keluarganya.
Dengan itu, Kim Jong-un juga memiliki coersive power atas kekuasaan yang dimiliki. Kekuasaan itu membuat dia dapat menghukum bawahannya yang berbuat kesalahan.
Korea Utara adalah negara dengan akses informasi yang tertutup. Kim Jong-un memiliki information power dimana dia dapat mengontrol informasi yang masuk kepada masyarakat Korea Utara.
Kim Jong-un dapat mendokrinasi masyarakat dengan memberikan informasi yang menguntungkan bagi Korea Utara. Hal tersebut menyebabkan kekuasaan dan pengaruh yang dimilikinya akan kuat dan minim penentang.
Dengan gaya kepemimpinan yang digunakan Kim Jong-un, saat ini Korea Utara merupakan salah satu negara yang ditakuti dunia karena memiliki kekuatan militer yang sangat kuat.
Komando penuh jalannya pemerintahan dari pusat membuat Korea Utara minim pemberontakan internal. Power dan Influence yang dimiliki Kim Jong-un mendukung kepemimpinannya terus berjalan dan disegani oleh negara lain.