Dampak Work From Home Terhadap Motivasi Pekerja: Solusi atau Hambatan?

Tri Apriyani | ratu nugraheni
Dampak Work From Home Terhadap Motivasi Pekerja: Solusi atau Hambatan?
Ilustrasi Work From Home

Dalam mengantisipasi penyebaran secara cepat COVID-19, Pemerintah memberikan himbauan supaya masyarakat mengurangi kegiatan tatap muka serta menghindari kerumuanan. Oleh karena itu, lahir kebijakan Work From Home untuk pekerja dalam melakukan pekerjaannya di rumah melalui jaringan komunikasi online.

Beberapa perusahaan swasta dan instansi pemerintah telah memberlakukan kebijakan Work From Home dengan memberikan waktu yang fleksibel kepada para pekerja sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

Namun pada implementasinya, beberapa hambatan ditemukan, seperti berikut:

  1. Tidak semua pekerjaan dapat dilakukan di rumah
  2. Fasilitas yang kurang memadai jika bekerja di rumah
  3. Komunikasi dan koordinasi terbatas 
  4. Beberapa jenis pekerjaan tidak dapat dilakukan secara maksimal.

Perbedaan siginifikan tentunya dirasakan oleh pekerja, seperti halnya dalam perubahan pola jam kerja yang biasanya telah ditetapkan oleh perusahaan, kini mereka harus membuat kesesuain jam kerja nya sendiri supaya lebih efektif.

Kebijakan tersebut memberikan implikasi kepada para pekerja terkait dengan motivasi mereka dalam menyelesaikan pekerjaannya, terlebih bencana corona membuat perekonomian melemah disamping mereka harus mencari uang untuk kehidupan sehari-hari.

Motivasi merupakan proses dalam mencapai tujuan dan sasaran  yang mencakup tiga model, yaitu intensitas, arah, dan kegigihan. Namun, pada dasarnya motivasi hadir dalam upaya apapun dalam mencapai tujuan apapun (Robbins, 2006:214).

Motivasi tersebut terkait dengan segala upaya pekerja untuk melakukan kinerja yang terbaik dalam memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Sedangkan menurut Abraham Maslow, dalam setiap diri manusia terdapat 5 kebutuhan yang harus dipenuhi berupa :

1. Psikologis

Terkait dengan kebijakan work from home pekerja akan lebih tenang dikarenakan waktu luang pekerja untuk banyak hal yang ada di rumah, terutama untuk berkumpul dengan keluarga. Waktu yang fleksibel dan tanpa ikatan formal membuat kenyamanan bagi pekerja yang biasanya terburu-buru pergi kekantor dan harus memakai pakaian formal.

2. Keamanan

Kebijakan work form home ditujukan untuk memberikan perlindungan kesehatan bagi pekerja sehingga keamanan kesehatan terjamin.

3. Sosial

Sebelum diterapkannya work from home, perusahaan sebaiknya memberikan pembagian tugas dan koordinasi yang baik sehingga tidak terjadi miss-komunikasi karena pekerjaan dilakukan tanpa kontak langsung dan tidak merugikan salah satu pihak. Perusahaan tetap menjalin komunikasi yang baik dengan pekerja dan tetap melaksanakan rapat atau conference secara online dalam melakukan pengarahan.

4. Penghargaan

Hal ini sangat penting bahwasannya kerja di rumah tidak menjamin produktivitas pekerja akan lebih baik atau tidak. Penetapan sasaran pekerjaan sebaiknya diikuti oleh penghargaan kepada para pekerja yang telah memenuhi target atau bahkan mencapai hasil yang lebih.

5. Aktualisasi diri

Pekerjaan di rumah diikuti dengan perubahan sistem pekerjaan, perusahaan sebaiknya telah  memberikan pelatihan atas pekerjaan yang dilakukan secara online mengenai cara mengoperasikan perangkat aplikasi terkait.  Selain itu, bekerja di rumah membuat pekerja harus mengatur waktunya sendiri supaya lebih efektif.

Dengan demikian, kebijakan work from home memiliki pengaruh terhadap motivasi pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Dua kemungkinan bekerja di rumah dapat menciptakan yaitu:

  1. Meningkatnya motivasi yang berpengaruh terhadap produktivitas pekerja atas kenyamanan kerja di rumah, atau
  2.  Hilangnya motivasi akibat beberapa hambatan jika pekerjaan dilakukan di rumah.

Disparitas kedua implikasi work from home menitikberatkan bagaimana perusahaan memfasilitasi pekerja jika perusahan menetapkan kebijakan work from home.

Baik perusahaan maupun pemerintah sebaiknya telah memperhitungkan lima aspek kebutuhan tersebut sehingga motivasi kerja seorang pekerja tidak hilang.

Bahkan jika dilakukan punishment and rewards pencapaian target lebih oleh pekerja akan memberikan impact dua pihak yang saling diuntungkan, yaitu perusahaan akan mendapatkan keuntungan lebih dan pekerja akan meningkatkan produktivitasnya sehingga kinerja nya lebih baik.

Jika kita ingin memotivasi orang pada pekerjaan mereka, kita sebaiknya dapat memahami  faktor-faktor yang terkait dengan pekerjaan itu sendiri dalam mencapai hasil maksimal yang bisa didapat darinya seperti peluang promosi, peluang pertumbuhan pribadi, pengakuan, tanggung jawab, dan pencapaian.

Motivasi tersebut akan menghasilka self-concordance, yang merefleksikan sejauh mana individu konsisten untuk mengejar apa yang menjadi minat dan nilai mereka.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak