Sejarah Hubungan Indonesia dengan Negara-negara Pasifik Selatan

Tri Apriyani | Yusril Arya
Sejarah Hubungan Indonesia dengan Negara-negara Pasifik Selatan

Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang luas dan kaya akan keanekaragaman yang dimilikinya. Indonesia merupakan salah atu negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulau sebanyak 17.491 yang terdiri dari 34 Provinsi.

Terdapat kurang lebih 1.340 suku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, serta Indonesia menjadi negara urutan kedua dengan bahasa daerah terbanyak setelah Papua Nugini. Indonesia berbatasan langsung dengan dua Samudera besar yakni Samudera Pasifik dan Samudera Hindia dan berbatasan dengan Benua Asia dan juga Australia. Dan pada pembahasan kali ini akan berfokus pada kerjasama antara Indonesia dan juga negara-negara yang ada di Pasifik Selatan.

asifik Selatan merupakan gugusan-gugusan kepulauan yang terdiri dari berbagai negara kecil yang ada di selatan Samudera Pasifik. Kawasan-kawasan ini dijuluki sebagai Pacific Rim (Baskom Pasifik). Gugusan pulau-pulau ini berada di sebelah timur Indonesia lebih tepatnya dekat dengan Pulau Papua dan negara Papua Nugini.

Istilah Pasifik Selatan digunakan pada South Pacific Forum (SPF) yang diadakan pada tahun 1971 yang terdiri dari 16 negara yaitu Australia, Selandia Baru Cook Island, Fiji, Karibiati, Marshall Island Nauru, Niue,Tokelau, Palau, Papua Nugini, Samoa, Solomon Island, Tonga, Tuvalu, Timor Leste dan negara-negara teritori milik Amerika Serikat (Anshari G. 2016).

Namun dalam pembahasan kali ini mengecualikan Australia, Selandia Baru dan Timor Leste, sebab akan lebih terfokus pada negara-negara yang ada di kawasan Pasific Rim tersebut. Masyarakatnya pun memiliki karakeristik yang hampir mirip dengan orang-orang Indonesia karena berasal dari ras yang sama yakni Melanesia, selain itu kawasan ini didiami oleh ras suku Polinesia dan juga Mikronesia. Masing-masing suku ras tersebut mendiami tempat-tempat yang ada di kawasan Pasifik Selatan itu sendiri.

Pada tahun 2005, Pasifik Selatan memperoleh devisa mencapai USD 1,5 Miliar (Pacific Island Trade and Invest. 2012). Penghasilan yang didapatkan tidak jauh berbeda dengan Indonesia yakni mengandalkan sektor perikanan, perkebunan kelapa , pariwisata dan kerajinan tangan (Anshari G. 2016).

Namun kekurangan Sumber Daya Manusia menyebabkan potensi-potensi yang bisa didapatkan terutama dari sektor agraris dan kelautan menjadi terhambat, serta kurangnya perhatian negara-negara lain untuk menanamkan investasi mereka di negara-negara di kawasan Pasifik Selatan tersebut.

Namun dengan mulai berkembangnya globalisasi menyebabkan negara-negara kawasan Pasifik Selatan ini mulai membuka peluang dengan memanfaatkan globalisasi ini dengan mencari bantuan ke negara-negara lainnya terutama negara-negara yang pernah menjajah kawasan tersebut seperti Prancis, Amerika Serikat, dan Inggris. Hal ini mereka lakukan guna memperkenalkan negara mereka sekaligus membantu perekonomian negara dan masyarakatnya. Indonesia juga turut menjadi negara yang rajin menjalin kerjasama dengan negara-negara tersebut.

Indonesia dengan negara-negara yang ada di kawasan Pasifik Selatan memiliki berbagai kesamaan mulai dari orang dan juga kondisi alamnya serta masalah yang ada di dalam negaranya seperti isu-isu rasial yang sangat rentan di Indonesia saat ini. Membahas kondisi alamnya, Indonesia dan negara-negara kawasan Pasifik selatan ini berada dalam lingkaran Cincin Api atau yang dikenal dengan istilah Ring of Fire yaitu kawasan-kawasan di dunia yang sangat rentan terhadap bencana alam seperti gempa, badai, tanah longsor, banjir dan bencana alam lainnya.

Situasi ini yang sejatinya digunakan oleh kedua belah pihak untuk melakukan kerjasama dalam menanggulangi bencana alam serta saling membagi pengalaman dan pengetahuan dalam hal bencana alam, selain itu kondisi alam dan kekayaannya bisa dimanfaatkan oleh kedua negara dalam mendobrak pasar dan menjalin kerjasama dibidang ekonomi dan saling menutupi kekurangan dalam hal komoditas. Hal lain yang bisa dimanfaatkan yaitu adanya keterikatan ras Melanesia antara Indonesia dan kepulauan Pasifik .

Namun hal tersebut dapat menjadi sebuah masalah yang menyangkut diplomasi. Seperti yang baru-baru ini terjadi yakni negara Vanuatu yang kembali mengungkit masalah Papua Merdeka. Hal ini sudah terjadi sejak lama dimana negara-negara tersebut memiliki ikatan solidaritras antar sesama ras Melanesia sehingga mereka sangat mendukung Papua untuk merdeka.

Ini bisa menjadi sebuah hambatan dalam mejalin kerjasama bilateral maupun multirateral , apalagi masalah tersebut menyangkut ras dan sudah masuk ke ranah diplomasi.

Hal tersebut dapat menggangu kedaulatan Negara Republik Indonesia dan dapat sewaktu-waktu memutus jalinan kerjasama antar dua pihak. Dan untuk mengatasi masalah tersebut Indonesia dan negara-negara Pasifik Selatan melakukan berbagai cara dan upaya agar kerjasama bisa terjalin dengan baik mengingat hubungan tersebut dapat memberi dampak positif bagi kedaulatan Indonesia maupun negara-negara kepulauan Pasifik.

Hubungan Indonesia dengan Negara-negara Pasifik Selatan

Kedua belah pihak dalam hal kerjasama saling membutuhkan satu sama lain, Indonesia membutuhkan negara-negara Pasifik Selatan sebagai negara penopang membutuhkan Indonesia dalam pengembangan potensi alamnya dan Indonesia bisa mengambil keuntungan dari kerjasama tersebut yaitu bisa menambah daftar negara-negara yang dapat diajak bekerjasama dan juga bisa saling memanfaatkan satu sama lain.

Seharusnya kerja sama ini bisa terjalin mengingat Indonesia sebagai tetangga dekat negara-negara Pasifik Selatan dan juga memiliki ikatan budaya, seharusnya bisa dimanfaatkan dengan baik dan menjalin kerjasama yang baik pula.

Di kawasan Pasifik Selatan sumber daya manusia bisa dibilang sangat berkekurangan sebab populasi manusia di wilayah tersebut masih sedikit dan sangat membutuhkan bantuan dari negara-negara lainnya terutama negara-negara yang pernag berkoloni di Pasifik Selatan seperti Amerika Serikat, Inggris dan Perancis.

Ada 5 negara yang memegang peranan penting dalam kelangsungan negara-negara Pasifik Selatan tersebut yakni ada China, Jepang, Amerika Serikat, Inggris dan juga Perancis. Indonesia juga turut andil dalam menjalin hubungan internasional dengan negara-negara tetangga tersebut karena Indonesia dapat memperluas jangkauan mereka dalam hal kerjasama internasional. Ada 3 negara Pasifik Selatan yang memegang peran penting dan paling menonjol diantara negara-negara tersebut yaitu Fiji, Vanuatu dan Papua Nugini dari segi ekonomi dan politik negara-negara ini berkembang pesat.

Fiji merupakan negara republik yang ada di kawasan Pasifik Selatan yang merupakan negara bekas jajahan Inggris dan merdeka pada tahun 1970. Keadaan negara yang terbelakang dan sering terjadi konflik antar etnis lambat laun mereda seiring berjalannya waktu ditambah dengan pendudukan Inggris kala itu.

Fiji juga mulai berbenah dan salah satu negara paling berkembang di kawasan Pasifik Selatan. Masyarakat Fiji banyak bekerja disektor pertanian karena kondisi alamnya yang mendukung. Pariwisata juga menjadi sektor penting bagi kelangsungan ekonomi Fiji dengan menyumbang sebagian besar pendapatan masyarakat Fiji.

Fiji terbilang aktif dalam menjalin kerjasama dengan negara-negara lain, salah satunya Indonesia. Hubungan antara Indonesia dan Fiji sudah berlangsung sejak tahun 1974 dan terus berlangsung hingga saat ini. Fiji dan Indonesia bekerjasama di bidang pertanian, perikanan dan bidang lainnya. Perjanjian ini dinamakan Agreement Between the Republic For Development Coorperation yang disetujui pada tahun 2011.

Pariwisata merupakan salah satu penopang ekonomi kedua negara karena sektor pariwisata kedua negara ini sudah tidak diragukan lagi keindahan dan kekayaannya. Fiji juga banyak belajar dari pengalaman Indonesia dalam bidang pariwisata. Selain itu berbagai produk Indonesia mulai menjamah Fiji, adanya hubungan Indonesia dengan Fiji juga dapat menarik perhatian negara-negara lain yang ada di Asia Tenggara agar semakin membantu Fiji mengembangkan berbagai sektor di negaranya.

Papua Nugini merupakan negara Pasifik Selatan yang berbatasan langsung atau berbatasan darat dengan Indonesia. Posisi Papua Nugini persis berada di sebelah timur Indonesia dan menjadi bagian dari Pulau Papua. Masyarakatnya pun memiliki karakteristik dan perawakan yang sama dengan orang-orang Indonesia karena memang berasal dari sub ras yang sama yakni Melanesia.

Hubungan Indonesia dengan Papua Nugini sudah berlangsung sejak 1973, dua tahun sebelum Papua Nugini merdeka. Barulah setelah merdeka hubungan kedua negara ini semakin intens dan mulai menjurus ke arah diplomatik. Hubungan kedua negara ini bisa dibilang dalam keadaan baik, Indonesia merasa penting melakukan kerjasama dengan Papua Nugini karena keadaan geografis dan ada kesamaan budaya antar keduanya.

Papua Nugini juga memiliki potensi yang menonjol dalam sektor pariwisata dan ekonominya. Dan Papua Nugini sendiri memanfaatkan kerjasama dengan Indonesia untuk memperkenalkan Papua Nugini kepada negara-negara Asia lainnya.

Hal yang digenjot dalam kerjasama kedua negara ini itu yang paling utama yaitu pendidikan dan juga olahraga dan yang paling penting yaitu bagaimana kedua negara ini menjalin hubungan kekeluargaan antar masyarakat terutama yang ada di perbatasan mengingat permasalahan ini bisa menyangkut kedaulatan sebuah negara. Kedua negara akhirnya sepakat untuk membangun tugu perbatasan Republik Indonesia-Papua Nugini serta kantor Border Development Agency pada tahun 2016.

Indonesia merupakan salah satu negara yang mengakui kedaulatan Vanuatu dan berhasil membantu Vanuatu meraih kemerdekaannya pada tahun 1980. Kedua negara ini meraih hubungan diplomatik pada tahun 1995 dan hubungan antar kedua negara ini mengalami pasang surut.

Kedua negara ini sering mengunjungi satu sama lain dalam bidang diplomasi antar pemimpin kedua negara serta menguatkan berbagai bidang seperti keamanan negara, perdagangan dan investasi serta menguatkan solidaritas terutama sesama etnis Melanesia.

Selain menjalin kerjasama dengan tiga negara diatas Indonesia juga aktif dalam menjalankan kerjasama dengan negara-negara kawasan Pasifik Selatan lainnya, karena kedekatan geografis, kesamaan sumber daya dan lingkungan hidup serta solidaritas ras membuat Indonesia menaruh harapan lebih terhadap kerjasama tersebut.

Kedekatan geografis serta kesamaan lingkungan membuat Indonesia dan negara-negara Pasifik Selatan menjalin kerjasama di bidang pertahanan dan juga dalam penanggulangan bencana yang sering melanda negara-negara ini. Indonesia seharusnya bisa memanfaatkan kondisi tersebut dan harus memikirkan bagaimana cara agar hubungan tersebut bisa berlangsung lama dan mempunyai efek kontinuitas. 

Indonesia dan Pasifik Selatan dalam menghadapi bencana

Indonesia dan kawasan Pasifik Selatan berada dalam lingkaran api atau cincin api yang dikenal dengan istilah Ring of Fire, wilayah ini merupakan wilayah yang rentan terhadap bencana alam seperti gempa, gunung meletus, badai, banjir, longsor dan bencana alam lainnya. Karena wilayah-wilayah ini berada diantara tiga lempeng tektonik yang menyebabkan wilayah tersebut rawan bencana.

Persamaan nasib antara kedua wilayah ini sejatinya dapat digunakan menjadi sarana untuk membagi pengalaman dalam mengahadapi dan menanggulangi bencana. Namun dalam menghadapi masalah tersebut tidaklah mudah apalagi kondisi ekonomi wilayah Pasifik Selatan yang masih dibilang dibawah standar dan dalam menangani masalah tersebut dibutuhkan dana yang tidak sedikit.

Cara menutupi masalah tersebut yakni menggunakan anggaran yang seharusnya bisa digunakan dalam mengalokasikan pembangunan dan cara lain yang bisa dilakukan yaitu dengan cara meminta bantuan kepada negara lain. Indonesia merupakan salah satu negara yang giat memberi bantuan kepada negara-negara di kawasan Pasifik Selatan dan juga memberikan sosialisasi tentang cara mengatasi masalah dan memanfaatkan potensi untuk memperbaiki ekonomi negara.

Bentuk bantuan yang diberikan Indonesia berupa bantuan keuangan, makanan, obat-obatan, pembangkit listrik dan lain-lain. Cara ini dirasa tepat mengingat ini merupakan sebuah bentuk solidaritas terhadap saudara terutama persaudaraan Melanesia.

Adanya bantuan dan kerjasama ini agaknya dapat menyadarkan negara-negara Pasifik tersebut tentang solidaritas dan hubungan ini dapat membantu mengurangi isu tentang kemerdekaan Papua yang dapat menggangu kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kebijakan dan langkah yang diambil Indonesia ini tidak terlepas dari prinsip bebas aktif yang dilaksanakan oleh Indonesia dengan mencapai kepentingan nasional namun tetap ikut berkontribusi dalam memecahkan masalah global. Pada masalah ini Indonesia dapat berperan sebagai sarana atau jembatan untuk memperkenalkan negara di Pasifik Selatan tersebut kepada negara-negara Asia Tenggara maupun Asia keseluruhan.

Hambatan Kerjasama antara Indonesia dengan Kawasan Pasifik Selatan

Isu kemerdekaan Papua sudah sejak lama menjadi hambatan dari terjalinnya kerjasama antara dua wilayah tersebut. Walaupun beberapa kali berhasil melakukan negosiasi dan persahabatan namun dalam beberapa kesempatan seperti pertemuan antar negara isu ini sering diangkat kembali terutama oleh negara-negara yang berasal dari Pasifik Selatan seperti Vanuatu, Papua Nugini dan lainnya.

Adanya hubungan solidaritas antara persaudaraan Melanesia membuat negara-negara tersebut mendukung terbebasnya Papua dari tangan Indonesia. Karena alasan bahwa Indonesia gagal menyelamatkan kasus HAM yang sering terjadi pada masyarakat Papua dan juga Papua sering dianggap sebagai anak tiri Indonesia. Adanya kasus tersebut dapat merusak kedaulatan negara Indonesia dan merusak pula hubungan diplomasi dengan negara-negara di kawasan Pasifik Selatan tersebut.

Namun dari kerusakan hubungan tersebut nampaknya Indonesia akan mengalami kerugian karena Kawasan Pasifik Selatan merupakan wilayah strategis dalam melebarkan sayap bisnisnya karena wilayah tersebut masih membutuhkan produk-produk dari negara lain. Namun disisi lain kawasan Pasifik Selatan masih bisa mengandalkan negara-negara seperti Jepang, China, Amerika Serikat, Inggris dan Perancis dalam membantu mereka dalam berbagai sektor.

Kejadian awal terbentuknya solidaritas antara Ras Melanesia ini bermula saat dilakukannya modernisasi terhadap masyarakat Papua pada tahun 1969 yang saat itu pemerintah Indonesia ingin memberikan bantuan baju kepada masyarakat Papua, tetapi saat itu terdapat gesekan karena masyarakat Papua terutama pedalaman menolak kebijakan tersebut.

Hal inilah yang membuat pemerintah melalui TNI melakukan tindakan paksaan yang berujung pada kekerasan yang disinyalir sebagai pelanggan HAM oleh masyarakat Papua. Melanesian Sparehead Group yang awalnya merupakan forum yang membahas tentang perekonomian dan sharing oleh anggota dari Pasifik Selatan yang terdiri dari Vanuatu, Fiji, Papua Nugini, dan Kep. Solomon.

Lambat laun forum juga menyentil kedaulatan Indonesia dengan membahas Papua dan keinginan untuk memerdekakan Papua. Fiji merupakan satu-satunya negara yang berpihak pada Indonesia saat itu dan Indonesia memanfaatkan situasi tersebut untuk ikut dalam forum MSG untuk merespon hasil forum tersebut dan ikut menjadi anggota MSG, alhasil hal tersebut mendapat reaksi pro kontra dari anggota lainnya, yang akhirnya Indonesia ditetapkan sebagai pemantau forum tersebut.

Cara itu dirasa dapat menjadi peredam isu separatisme Papua, selain itu Indonesia menjalin kerjasama dengan Australia guna meningkatkan kekuatan militer untuk mempertahankan kedaulatan negara. Adanya kerjasama dan hubungan baik dengan Fiji juga menjadi salah satu strategi Indonesia untuk menjalin kerjasama dengan negara-negara lainnya dan meredam isu Papua.

Selain alasan diatas Indonesia memiliki solusi lain dalam mempertahankan kedaulatan dan menjalin kerjasama dengan negara Pasifik Selatan yaitu dengan cara mengadakan kerjasama bilateral bidang pertahanan laut mengingat kekuatan militer negara-negara Pasifik Selatan masih dibilang lemah dan bergantung kepada negara lain, dan di sinilah Indonesia menawarkan kerjavsama dibidang tersebut untuk menguatkan kekuatan militernya.

Menempatkan personel tentara Indonesia di negara-negara tersebut juga dapat membantu kedaulatan negaranya, namun langkah ini masih dibilang kurang masif karena masih sedikit penempatannya di kawasan Pasifik Selatan. Langkah terakhir yaitu pertukaran informasi dan pasukan milter antar dua negara yang berhubungan.

Sumber:

  • Agnes, Gianni dkk. 2018.  Kolaborasi antara Indonesia dan negara-negara Kepulauan Pasifik dalam Menghadapi Tantangan Lingkungan. Jurnal. Bandung : Universitas Katolik Parahyangan
  • Anshari, Yumna. 2016. Hubungan kerjasama Indonesia dengan Negara-negara Pasifik Selatan. Skripsi. Makassar : Universitas Sultan Hasanuddin
  • Wahyudi, Bambang, Rodon Pedrason dan  Felani Angela. 2019. Diplomasi Pertahanan Indonesia di Negara Kawasan Pasifik Selatan Terkait Internasionalisasi Separatisme Papua Guna Menjaga Kedaulatan Indonesia. Jurnal. Jawa Barat : Universitas Pertahanan

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak