Ulasan Buku Keajaiban Rutinitas, Bikin Hidup Terarah dengan Manajemen Waktu

Hayuning Ratri Hapsari | Akramunnisa Amir
Ulasan Buku Keajaiban Rutinitas, Bikin Hidup Terarah dengan Manajemen Waktu
Sampul Buku Keajaiban Rutinitas (Gramedia Digital)

Apakah kamu tipe orang yang suka moody saat mengerjakan sesuatu, suka ngaret ketika janjian, dan sering banget menunda pekerjaan hingga dekat deadline?

Atau pernah nggak sih Sobat Yoursay merasa bahwa waktu 24 jam itu tidak pernah cukup untuk mengerjakan semua to-do list yang sudah ditargetkan? Kalau iya, coba deh baca buku yang satu ini!

Buku berjudul 'Keajaiban Rutinitas' karya Sifah Nur ini membahas tentang kiat-kiat agar rutinitas dapat menjadi sesuatu yang mendukung produktivitas.

Ada beberapa hal yang saya garisbawahi. Pertama, rutinitas yang baik selalu berimplikasi pada pengaturan waktu yang baik. Alasan tentang mengapa kita perlu rutinitas adalah hidup akan menjadi lebih terarah.

Meskipun sekilas membosankan ketika kita hidup dengan jadwal yang berulang setiap hari, tetapi hal tersebut justru menggerakkan kita dalam mode autopilot untuk pekerjaan yang memang benar-benar penting untuk diselesaikan.

Selain itu, manajemen waktu adalah kiat untuk meminimalkan stres. Nah, sebagian kecil orang memang justru merasa stres saat berhadapan dengan rutinitas. Tetapi sebenarnya sesuatu yang terjadwal membuat seseorang tidak perlu overthinking tentang banyak beban pekerjaan yang tidak diprioritaskan. Adanya rutinitas memungkinkan seseorang untuk tahu kapan waktu untuk istirahat, kapan untuk bekerja.

Sebagai manusia, kita butuh stimulasi yang membuat kita berkembang, dan salah satunya lewat tantangan berupa stres tersebut.

Salah satu contoh kasus yang diangkat adalah pengalaman dari JK. Rowling ketika menyusun novel seri Harry Potter. Kala itu, manajemen waktu yang baik menjadi satu di antara faktor penting yang membuat ia bisa sukses dalam merampungkan karya besarnya. JK. Rowling adalah cerminan tokoh yang disiplin dalam membuat target untuk dirinya sendiri dan konsisten untuk menjalankannya.

Selain manajemen waktu, penulis juga menekankan tentang pentingnya memaksimalkan second time. Adapun second time yang dimaksud adalah waktu yang terbuang untuk sesuatu yang tidak penting dan tidak mendesak, seperti membuka media sosial, nonton, nongkrong dengan teman-teman, atau yang semisalnya.

Jika kita berani untuk menuliskan semua aktivitas yang kita kerjakan selama 24 jam, tentu kita bisa menemukan celah second time yang terbuang percuma. Jika diakumulasikan, ternyata waktu yang sekilas kita gunakan untuk bersantai tersebut ternyata nilainya tidak sedikit. Apabila digunakan untuk mengasah skill baru atau menyelesaikan tugas yang tertunda, tentu akan lebih bermanfaat.

Kuncinya adalah disiplin dan konsisten. Khususnya terhadap diri sendiri dan memberi batasan pada orang lain. Terkait bagaimana memperlakukan waktu dengan baik, penulis memaparkan contoh dari pengalaman Agatha Christie yang telah sukses menjadi seorang penulis yang begitu produktif. Ia adalah sosok yang tidak mengizinkan intervensi dari dalam diri maupun dari luar untuk mengganggu fokusnya saat menulis.

Tapi bukan berarti hidup dijalani dengan sangat serius. Jika sudah menetapkan skala waktu tertentu untuk disiplin dengan waktu, sesekali kita bisa untuk bersantai sejenak. Sebagaimana Albert Einstein yang punya kebiasaan receh juga meski ia terkenal sebagai ilmuwan yang hebat.

Jangan dikira kerjaan Einstein cuma belajar terus. Ia justru tahu kapan harus serius belajar dan kapan waktu yang harus ia luangkan untuk bersantai. Einstein ternyata punya kebiasaan berjalan kaki di hari yang cerah, tidur siang, bahkan ngeteh sore untuk menyegarkan pikiran.

Untuk bisa menjalankan rutinitas dengan seimbang sebagaimana para tokoh terkenal di atas, kuncinya kita harus punya jurnal harian. Meskipun kerap dianggap sepele, tetapi menulis jurnal itu sangat berdampak dalam pengaturan waktu.

Jangan lupa, terapkan tips ampuh produktivitas yang juga dipaparkan oleh penulis. Yakni aturan 2 menit untuk menilai suatu pekerjaan. Do it, delegate it, atau defer it. Tergantung skala prioritas dari suatu pekerjaan.

Secara umum, buku ini mengandung banyak insight yang sangat bermanfaat untuk membuat pembaca lebih produktif. Bahasanya ringan, pembawaannya fun, dan kita berasa diajak ngobrol. Sangat cocok untuk pembaca remaja yang membutuhkan buku yang ringan tetapi tetap inspiratif.

Jadi, bagi kamu yang sedang membutuhkan bacaan seperti ini, buku Keajaiban Rutinitas bisa menjadi salah satu bacaan yang menarik untuk disimak!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak