Perayaan Tahun Baru di Kala Pandemi, Amankah?

Tri Apriyani | Amira Zahra
Perayaan Tahun Baru di Kala Pandemi, Amankah?
Ilustrasi tahun baru (Unsplash/David Ananda)

Akhir Desember menjadi momen yang ditunggu-tunggu sebagian orang untuk merayakan tahun baru. Kesempatan liburan dan berkumpul bersama orang terdekat merupakan momen yang susah ditemui sepanjang tahun karena setiap orang memiliki kesibukan masing-masing. Maka di penghujung tahun ini memiliki banyak kesempatan untuk bertemu bersama saudara, keluarga besar, teman dekat, atau pasangan sembari membuat resolusi baru untuk tahun berikutnya yang lebih baik.

Namun perayaan malam tahun baru 2021 akan terasa berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada perayaan tahun-tahun sebelumnya, sebagian orang merayakannya dengan penuh gembira dan syahdu bersama orang terdekatnya atau mengunjungi tempat yang menyelenggarakan perayaan tahun baru yang identik dengan kegiatan berkumpul bersama banyak orang.

Bila kita melihat situasi dan kondisi saat ini, rasanya pelaksanaan perayaan tahun baru 2021 akan sulit dilangsungkan. Pemerintah juga telah menghimbau masyarakat untuk menghindari kerumunan serta mematuhi protokol kesehatan yang ada. Penerapan sanksi dan tindakan tegas juga telah dilakukan oleh pemerintah.

Bahkan ada beberapa wilayah yang sudah membuat ketentuan mengenai pengendalian kegiatan masyarakat pada libur hari raya natal 2020 dan tahun baru 2021 yaitu di Instruksi Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 64 Tahun 2020, Surat Edaran Nomor 2021 Tahun 2020 Provinsi Bali, dan peraturan lain dari pemerintah setempat guna mengurangi jumlah penyebaran Covid-19 di Indonesia semakin luas.

Pembatalan pelaksanaan perayaan tahun baru 2021 bukanlah hal yang mustahil, mengingat ada beberapa alasan yang patut dipertimbangkan sebelum melaksanakan perayaan tersebut, seperti dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention sebagai berikut:

  1. Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia yang masih terus bertambah. Peningkatan kasus baru  secara signifikan pasca libur dan cuti bersama pada akhir oktober. Sampai saat tulisan ini dibuat (19 Desember 2020), jumlah kasus Covid-19 di Indonesia yang terkonfirmasi mencapai 643.508 kasus. Tercatat ada peningkatan kasus sebanyak 7.534 kasus. 
  2. Paparan selama perjalanan yang dapat menyebabkan para pelancong terpapar virus di udara dan di permukaan. Hal ini disebabkan oleh ukuran virus Covid-19 yang sangat kecil (0,01-0,1 mikrometer), memungkinkan virus ini dapat menyebar dengan jarak lebih dari 1,5 meter. Semakin kecil ukuran virus, semakin besar pula kemungkinan virus melayang di udara dan menyebar semakin jauh.
  3. Durasi pertemuan yang berlangsung lebih lama berisiko lebih tinggi dibandingkan pertemuan yang lebih singkat. Pada perayaan tahun baru sudah pasti durasi pertemuan jauh lebih lama bahkan ada yang sampai menjelang pagi.
  4. Pertemuan dengan banyak orang lebih berisiko dibandingkan pertemuan dengan sedikit orang. Perayaan tahun baru selalu identik dengan berkumpul bersama orang banyak yang menciptakan kerumunan. Hal ini patut diwaspadai mengingat beberapa kasus penyebaran Covid-19 bermula dari kerumunan di tempat umum. Memang benar, beberapa pasien Covid-19 menunjukkan gejala-gejala umum seperti demam, lelah, dan batuk kering, yang mudah kita kenali. Akan tetapi, ada beberapa orang yang terinfeksi virus ini tidak menunjukkan gejala-gejala umum sehingga sulit untuk dikenali. 
  5. Pertemuan di dalam ruangan, terutama pertemuan dengan ventilasi yang buruk (misalnya, ruang kecil tertutup tanpa udara luar) lebih berisiko daripada pertemuan di luar ruangan. Hal ini tidak menutup kemungkinan kalau merayakan tahun baru tidak tertular.
  6. Individu yang tidak konsisten mematuhi jarak sosial, setidaknya terpisah sejauh 2 meter, mengenakan masker, mencuci tangan, dan perilaku pencegahan lainnya memiliki risiko lebih tinggi daripada individu yang konsisten mempraktikkan tindakan pencegahan.

Meskipun kali ini kita tidak dapat merayakan kegembiraan penutupan tahun 2020 dengan berkumpul bersama orang tersayang, namun kita dapat melihat bahwa banyak orang yang juga tidak dapat merayakannya karena terbaring lemah di tempat pelayanan kesehatan dan mereka yang harus menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19.

Orang yang masih dapat beraktivitas normal seharusnya membantu orang lain dalam mencegah penyebaran virus ini. Kita dapat membantu pemerintah dan para tenaga kesehatan dalam melindungi diri sendiri dan orang lain dengan cara yang terbaik yaitu tinggal di rumah tanpa ada kerumunan atau merayakan tahun baru secara virtual. Walaupun dalam pelaksanaannya akan terasa sangat berbeda dan jauh dari perayaan tahun baru sebelumnya, tetapi tujuannya tetap sama, yakni menjaga tali persaudaraan, ungkapan rasa syukur, dan menyiapkan resolusi tahun mendatang yang lebih baik. 

Oleh: Amira/Mahasiswa S1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2018, Universitas Indonesia

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak