Berdasarkan hasil riset Hootsuite dan We Are Sosial yang diunggah Founder Drone Empirit Ismail Fahmi hingga Januari 2021, dari total keseluruhan masyarakat Indonesia sebanyak 274,9 juta orang, laporan mencatat ada 170 juta orang pengguna media sosial. Angka ini meningkat sebanyak 10 juta orang atau 6,3 persen dari tahun lalu.
Dari data di atas, dapat kita lihat bahwa perkembangan teknologi di era globalisasi ini semakin meningkat. Baik dalam bentuk software maupun hardware. Media sosial yang berkembang di kalangan masyarakat juga semakin bervariatif dengan segala kemudahan yang ditawarkannya. Beberapa contoh media sosial yang sedang menjadi “tren” di kalangan remaja saat ini, yaitu Whatsapp, Instagram, Tiktok, Twitter, Facebook, Line, Wattpad, dan masih banyak lagi.
Media sosial merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat saat ini, terutama remaja. Hal itu disebabkan karena, selain berfungsi sebagai alat komunikasi, media sosial juga memudahkan orang untuk melakukan banyak hal serta mendapatkan informasi dan membagikannya dengan mudah.
Banyak sekali manfaat yang bisa kita dapatkan saat menggunakan media sosial. Seperti contoh, kita dapat dengan mudah berkomunikasi dengan orang dari berbagai macam kota hingga negara, kita dapat mengakses informasi kapanpun dan dimanapun kita mau, bahkan kita dapat menulis, membaca, menonton film, dan melakukan kegiatan lainnya dengan sangat mudah dan praktis.
Namun, dibalik manfaat tersebut pasti terdapat dampak negatif dari penggunaan media sosial, salah satunya dapat membuat para penggunanya kecanduan, khususnya remaja. Kebiasaan mengakses media sosial, tentunya akan membuat para remaja menjadi malas untuk melakukan suatu kegiatan yang tidak praktis, seperti misalnya membaca buku.
“Budaya membaca kita bukannya tidak ada, tetapi saat ini sedang terpengaruh oleh budaya media sosial”, kata Ketua IKAPI Jawa Barat Mahpudi di Bandung. Beliau mengatakan, saat ini waktu masyarakat banyak terfokus untuk media sosial dibandingkan membaca buku. Oleh karena itu, meskipun saat ini banyak terbit karya-karya yang bagus dan menarik, tetap saja minat membaca masyarakat masih rendah. Begitu halnya dengan E-Book, jarang sekali ada yang bertahan berjam-jam menatap layer gadget untuk sekedar membaca E-Book.
Data UNESCO menunjukkan, minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah, yaitu menduduki posisi terendah kedua di dunia. Tentunya ini bukanlah suatu hal yang patut dibanggakan. Solusi yang harus segera diambil untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia yaitu dengan menambah jumlah buku yang dibaca serta meningkatkan kualitas bacaan tersebut. Supaya animo masyarakat Indonesia khususnya remaja untuk membaca mengalami peningkatan.