Dari hari ke hari produksi plastik terus meningkat seiring dengan kebutuhan pengguna yang semakin intensif. Plastik dipilih karena memiliki berbagai kelebihan diantaranya memiliki sifat bahan yang tahan lama, praktis dibawa ke mana-mana, dan harga yang relatif terjangkau. Lebih dari itu penggunaan plastik dianggap menjadi solusi menggantikan penggunaan kertas yang semakin meningkat akibatnya banyak pohon yang harus ditebang untuk memenuhi kebutuhan produksi kertas. Hal tersebut otomatis akan mengurangi terjadinya penebangan pohon besar-besaran yang dapat mengancam kelestarian lingkungan. Tetapi pada faktanya justru plastik menjadi permasalahan yang serius, penggunaannya yang masif justru menimbulkan berbagai permasalahan tidak hanya bagi lingkungan tetapi juga bagi manusia.
Mikroplastik merupakan susunan dari partikel- partikel kecil yang berukuran 5 mm. Dampak jelas yang dapat ditimbulkan pada lingkungan akibat mikroplastik dapat mengacam keberlangsungan organisme baik di darat maupun di perairan yang tercemar mikroplastik. Sehingga mikroplastik dapat menjadi ancaman terbesar bagi keberlangsungan lingkungan hidup. Di samping itu, dilansir dari laman BBC baru-baru ini sebuah penelitian telah menemukan fakta tentang keberadaan mikroplastik pada plasenta manusia.
Sebuah penelitian yang tertera dalam Environment International pada Januari 2021, tim peneliti dari italia menemukan 12 fragmen mikroplastik pada empat dari enam plasenta. Tiga diantaranya merupakan jenis polypropylene yang merupakan jenis plastik yang sering digunakan dalam wadah kemasan makanan.
Kemasan makanan berbahan plastik memang menjadi alternatif kemasan yang praktis. Namun, perlu disadari bahwa semua plastik yang digunakan dapat menimbulkan dampak negatif karena dalam rentang waktu tertentu plastik dapat berubah menjadi mikroplastik yang berukuran 5 mm bahkan nanoplastik yang mampu mencapai lebih kecil dari 1 mikro. Selain kemasan makanan, mikroplastik dapat ditemukan pada berbagai lapisan permukaan benda seperti cat, perekat, plester, cat kuku, kosmetik dan produk perawatan pribadi.
Di Indonesia sendiri memang belum ada penelitian yang menyatakan mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh manusia. Tetapi perlu disadari bahwa bahaya dari mikroplastik telah banyak dikemukakan. Bahaya yang mungkin ditimbulkan apabila mikroplastik telah masuk ke dalam tubuh manusia, maka akan mengganggu sistem hormon yang dapat menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan bagi tubuh seperti kanker, ketidakseimbangan metabolisme, penuaan dini, infertilitas, bahkan sampai gangguan syaraf. Maka dari itu, manajemen penggunaan plastik harus ditanggapi secara bijak dalam rangka mencegah berbagai masalah kesehatan yang mungkin dapat ditimbulkan oleh mikroplastik.