Sempat tertunda karena pandemi, pesta akbar olahraga sedunia, Olimpiade Tokyo 2020, akhirnya digelar. Sayangnya, perbuatan rasis yang ditunjukkan oleh beberapa kalangan turut serta mewarnai gegap gempita perhelatan ini. Berikut empat di antaranya yang menjadi perbincangan warganet.
1. Stasiun TV MBC
Sesaat setelah menayangkan acara pembukaan olimpiade Tokyo 2020, stasiun TV MBC menuai sejumlah kecaman. Stasiun TV asal Korea Selatan itu dinilai rasis karena memperkenalkan para atlit dengan cara mengejek dan menyebut kekurangan dari negara asal atlit tersebut.
Park Sung Jae, Presiden MBC, pun telah menyampaikan permohonan maafnya. Meski demikian, stasiun TV MBC hingga kini masih dikritik baik dari dalam negeri, maupun masyarakat dunia.
Dimosthenis Karmiris adalah seorang penyiar senior sekaligus komentator olahraga asal Yunani. Ia bersikap rasis saat mengomentari pertandingan cabang olahraga (cabor) tenis meja antara atlit asal Yunani, Panagiotis Gionis, melawan atlit asal Korea Selatan, Jeoung Young-Sik. Niat hanya untuk bergurau, Karmiris mengolok-olok fisik Jeoung Young-Sik yang memiliki mata sipit.
Ungkapan Karmiris terhadap Jeoung Young-Sik berbuah pahit. Ia akhirnya dipecat dari stasiun TV dimana ia melakukan siaran itu
3. Jin Jong-Oh
Jin Jong-Oh, seorang atlit penembak jitu asal Korea Selatan juga melakukan perbuatan rasis. Hal ini bermula ketika Jin Jong Oh diwawancarai. Ia menyebut atlit asal Iran, Javad Foroughi, sebagai teroris. Tak hanya itu, ia juga menyebutkan bahwa kemenangan Javad adalah omong kosong.
Pimpinan tim balap sepeda asal Jerman, Patrick Moster, juga menuai buah pahit dari ucapan tajamnya. Ia meneriakkan sebutan penunggang unta pada atlit asal Afrika saat sesi percobaan. Mengetahui hal ini, Federasi Olimpiade Jerman (DOSB) akhirnya memulangkan Patrick Moster.