Manajemen Persebaya Surabaya serta para Bonek memutuskan untuk mengakhiri perseturuan dengan rival lama mereka Arema FC dan pendukungnya yang dikenal sebagai Aremania, pasca tragedi berdarah yang menimpa Aremania di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 yang menyebabkan ratusan nyawa melayang. Tragedi itu terjadi di akhir pertandingan ketika Arema menjamu Persebaya pada pekan ke-11 Liga 1 dengan skor akhir 2-3.
Dikutip dari Twitter @AremaFC pada Rabu malam (5/10/2022), Arema menerima kedatangan Bonek di Stadion Kanjuruhan setelah sebelumnya pihak Persebaya mengumumkan akan melakukan pertemuan antara Bonek dan Aremania untuk membahas perdamaian mereka. Persebaya juga menyampaikan dukacita mendalam atas tragedi di Kanjuruhan.
“Nawaitu Perdamaian. Kami manajemen Persebaya, bersama seluruh barisan, pelatih, pemain, staf, juga bersama teman-teman suporter Persebaya, pertama-tama ingin mengucapkan belasungkawa sebesar-besarnya terhadap seluruh korban dan keluarga atas tragedi di Kanjuruhan,” tulis cuitan Persebaya di Twitter pada Rabu.
Dalam pernyataan itu, manajemen menyampaikan bahwa pihak keluarga pemegang saham Persebaya yang diwakili oleh Azrul Ananda telah melakukan komunikasi langsung kepada Gilang Widya Permana selaku Presiden Klub Arema.
Hal ini dilakukan guna membahas hubungan kedua belah pihak untuk ke depannya, termasuk para Bonek dan Aremania yang juga tengah membangun komunikasi.
“Nawaitu-nya sama, untuk mengakhiri segala permusuhan, dan mengawali serta membina hubungan yang lebih baik ke depannya,” ujar klub sepak bola asal Kota Pahlawan.
Keduanya sepakat untuk melakukan pertemuan bersama para pendukung dan manajemen masing-masing untuk membahas niat baik mereka menyelesaikan konflik yang telah lama terjadi.
Tidak hanya berhenti di situ, mereka juga telah berencana untuk mewujudkannya dalam berbagai kegiatan dan program yang konkret.
“Semoga segala niat dan tujuan baik dari kedua pihak ini bisa dipahami dan didukung oleh sebanyak mungkin teman-teman, kalau memang belum bisa semuanya. Karena bagaimana pun, persaingan hanyalah 90 menit di lapangan, sebelum dan sesudahnya kita semua adalah saudara,” kata Persebaya mengakhiri pernyataannya.
Publik banyak mengetahui bahwa Arema FC dan Persebaya Surabaya merupakan klub bola dengan rivalitas tinggi di tanah air. Keputusan Persebaya untuk berdamai mendapatkan banyak dukungan dan menjadi kabar baik bagi para penggemar serta warganet.
Sejak terjadinya tragedi Kanjuruhan, banyak pendukung yang menyadari bahwa rivalitas di luar lapangan tak seharusnya terjadi. Kini, para suporter mulai banyak yang menyerukan aksi perdamaian, seperti yang telah dilakukan oleh Persis Solo dan PSIM Yogyakarta.