Kepergian orangtua tercinta menjadi duka mendalam bagi seorang anak. Untuk memberikan penghormatan yang terakhir kali kepada orangtua sudah meninggal apapun kondisi akan diterjang.
Hal inilah yang dialami oleh seorang pria asal Malaysia bernama Mohamad Herman Yurnalis. Meskipun masih sakit harus memakai tandu, ia kekeh antarkan jenazah sang ibu ke peristirahatan terakhir.
Dikutip dari laman mStar, Herman bercerita kisah ibunya yang menderita penyakit kompleks dan meninggal di usia 70 tahun. Pria berusia 36 tahun itu mengatakan ibunya menghembuskan nafas terkahir pada Kamis dini hari di Rumah Sakit Kuala Lumpur (HKL).
"Ibu meninggal di HKL. Sebenarnya dia dirawat di rumah sakit selama sembilan hari," ucap Herman seperti dikutip oleh Yoursay.id dari mStar.com, Kamis (20/10/2022).
Selama sang ibu dirawat di rumah sakit, Herman belum bisa menjenguk lantaran dirinya juga masih sakit. Kaki Herman sendiri mengalami patah karena kecelakaan saat mengendarai sepeda motor menabrak pembatas jalan pada Maret lalu.
Ia hanya bisa melihat sang ibu tak sadarkan diri hingga meninggal dunia lewat sambungan video call.
"Saat ibu tidak sadarkan diri, saya hanya bisa melihatnya melalui video call yang dilakukan oleh kakak adik yang datang menjenguk," kata Herman.
"Ketika saya mengetahui bahwa ibu saya tidak ada di sini. Saya benar-benar sedih dan hanya berpikir untuk melihat ibu saya untuk terakhir kali," imbuhnya.
Penghormatan Terakhir Untuk Ibu
Untuk melihat sang ibu terakhir kali Herman harus berjuang memperoleh bantuan dari ambulans Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang selama ini digunakannya untuk berobat. Namun, hari itu pihak ambulans tidak bisa segera menyediakan kendaraan.
Herman pun meminta keluarga untuk menunggu proses pemakaman sang ibu di daerah Pantai Dalam, Kuala Lumpur. Keinginan Herman untuk mengantarkan sang ibu diperistirahatan terakhir terlaksana dengan bantuan tim ambulans Regu Pengelola Mayat Malaysia (SPJM) yang dihubungi istrinya.
Awalnya Herman hanya berharap tim ambulans SPJM mengantarkannya ke masjid untuk mensalatkan jenazah sang ibu. Namun, tim ambulans SPJM dengan sukarela mengantarkan Herman hingga ke kuburan tempat sang ibu dimakamkan.
"Alhamdulillah, saya beruntung bisa melihat ibu saya untuk terakhir kalinya. Masing berbaring ditandu, saya ditempatkan di sebelah jenazah, dan bisa memeluk serta menciumnya," tutur anak bungsu dari lima bersaudara tersebut.
Herman menggambarkan ibunya sebagai sosok yang ramah dan penyayang. Ia mengungkapkan momen terakhir kali bertemu sang ibu sebelum meninggal dunia.
"Waktu itu ibu datang ke rumah saya meskipun dia sakit dia tetap ingin memasak makanan untuk kita. Kari ikan tenggiri adalah hal terakhir yang dia masak," ungkap Herman.
"Ibu juga sempat bilang kalau sudah tidak ada jangan bertengkar dengan kakak adik," kenang Herman.