Nasib Korban Itaewon di Bawah Umur dan Warga Mancanegara

Hernawan | Nadya Nafisah
Nasib Korban Itaewon di Bawah Umur dan Warga Mancanegara
Seorang wanita menaruh karangan bunga sebagai penghormatan kepada para korban dalam tragedi Itaewon di luar stasiun kereta bawah tanah Itaewon, Seoul, Korea Selatan, Minggu (30/10/2022). [Anthony WALLACE / AFP]

Tragedi Itaewon adalah mimpi buruk dan mengerikan bagi seluruh orang yang mengikutinya. Mereka berniat untuk merayakan Halloween dan berujung dengan tragedi yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. 

Ratusan ribu masyarakat berkumpul untuk merayakan Halloween. Dua tahun terjebak dalam Covid-19 membuat para masyarakat excited menyambut perayaan tersebut. Mereka memenuhi Itaewon dengan menggunakan berbagai kostum yang unik ala Halloween. Naasnya, perayaan yang seharusnya menjadi momen untuk berbahagia, malah menjadi bencana yang tak terduga.

Tragedi Itaewon yang memakan banyak korban ini diduga disebabkan karena banyaknya orang berdesak-desakan merayakan Halloween. Sesaknya desakan tersebut mengakibatkan banyak orang pingsan dan jatuh terinjak-injak. Beberapa rumor juga mengatakan ada penyebab lain tragedi Itaewon yang masih diselidiki kebenarannya.

Hingga saat ini, korban yang tewas di tragedi tersebut mencapai 154 orang. Di antara korban tersebut diperkirakan terdapat 26 warga negara asing yang tewas dalam kejadian ini. Menurut Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, 26 korban asing tersebut berasal dari 14 negara. Hal itu menyebabkan pihak dari Korea Selatan lebih susah untuk menghubungi keluarga korban.

Selain itu, beberapa korban yang tewas pada tragedi ini juga merupakan anak-anak remaja yang masih di bawah umur, sehingga mereka belum memiliki kartu identitas. Kebanyakan dari mereka adalah pelajar tingkat SMP atau SMA. Berita yang beredar mengatakan bahwa ada 1 siswa Sekolah Menengah Pertama dan 5 siswa Sekolah Menengah Atas yang menjadi korban tragedi ini. 

“Ada beberapa korban yang masih belum bisa diidentifikasi karena dia tidak memiliki kartu identitas dan sidik jarinya belum terdaftar," terang Jang Hansol, salah satu Youtuber Korea Selatan melalui channel Youtube nya Korea Reomit. 

Banyaknya korban yang berjatuhan membuat tim medis kewalahan untuk memberikan pertolongan. Oleh karena itu, masyarakat yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan CPR ikut membantu melakukan pertolongan Resusitasi Jantung Paru (RJP) atau yang biasa dikenal dengan CPR.

Hingga saat ini, korban yang mengalami luka juga masih dalam perawatan intensif. Pemerintah Korea Selatan masih berusaha mengidentifikasi semua korban di Itaewon dan menyelidiki penyebab utama terjadinya tragedi Itaewon di Korea Selatan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak