Terpilihnya Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri Malaysia yang baru menandakan dimulainya era baru dalam pemulihan dan pembangunan ekonomi Malaysia. Kemampuan Anwar Ibrahim yang cemerlang di bidang ekonomi dan keuangan mampu mempelopori masuknya Malaysia ke dalam deretan negara Macan Asia (Asian Tiger) pada era 1990an.
Kemenangan Anwar Ibrahim dalam Pemilu Malaysia 2022 disambut hangat oleh masyarakat Malaysia terutama yang berasal dari Gen X yang lahir pada 1965 – 1980 dan Baby Boomers yang lahir pada 1946 - 1964. Namun, masih banyak anak-anak muda Gen Z dan Millennials Malaysia belum mengetahui tentang sejarah hidup Anwar Ibrahim. Mereka belum mengetahui tentang bagaimana cara Anwar Ibrahim merancang dan meletakkan pondasi ekonomi Malaysia yang menjadikan negara tersebut sebagai salah satu negara kekuatan ekonomi terkuat di Asia Tenggara sampai dengan saat ini.
Dikutip dari Britannica, pada 1982, Wakil Perdana Menteri Malaysia periode 1976 - 1981, Mahathir Mohamad, terpilih sebagai Perdana Menteri Malaysia yang baru menggantikan PM sebelumnya, Hussein Onn. Politisi senior UMNO tersebut mengangkat Anwar sebagai salah satu menteri di dalam kabinetnya.
Pemahaman Anwar yang tinggi terhadap ideologi politik Melayu dan rekomendasi kebijakan yang solutif dan mampu menyelesaikan akar masalah melatarbelakangi keputusan Mahathir untuk merekrut Anwar ke dalam lingkaran politiknya. Kepercayaan Mahathir terhadap kemampuan Anwar mendorong kemajuan karir politik Anwar di panggung politik Malaysia secara signifikan.
Untuk menguji kemampuan memecahkan masalah (solving problem) Anwar, Mahathir menempatkan Anwar ke dalam sejumlah jabatan menteri, mulai dari Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia pada 1983, Menteri Pertanian Malaysia pada 1984, Menteri Pendidikan Malaysia pada 1986 – 1991, dan Wakil Perdana Menteri Malaysia pada 1993 – 1998. Keahlian Anwar dalam merancang formulasi kebijakan publik semakin terarah dan menghasilkan output positif ketika menduduki jabatan Menteri Keuangan Malaysia pada 1991 – 1998.
BACA JUGA: Dhena Devanka Blak-blakan Dukung 'Bersyarat' Hubungan Jonathan Frizzy dengan Ririn Dwi Ariyanti
Sebagai pejabat yang bertugas mengurus segala hal yang berkaitan dengan keuangan negara, Anwar memimpin tim ekonomi yang bertugas untuk merancang paket kebijakan ekonomi makro dan mikro nasional Malaysia. Anwar memfokuskan penguatan ekonomi makro pada peningkatan produksi komoditas karet dan kelapa sawit untuk kebutuhan ekspor ke AS dan Eropa.
Berbeda dengan ekonomi makro, Anwar menitikberatkan penguatan ekonomi mikro pada pembangunan investasi dan kesempatan kerja di negara bagian dengan pendapatan per kapita rendah. Anwar mendorong para investor untuk membuka industri padat karya di kota kecil dan mengalokasikan dana desa dalam jumlah besar yang dapat digunakan untuk percepatan diversifikasi komoditas pertanian dan modernisasi alat produksi pertanian.
Ketika menjabat sebagai menteri keuangan Malaysia, Anwar dikenal sebagai pejabat tinggi Malaysia yang berprestasi berkat keberhasilan kebijakan ekonomi yang diusungnya. Saat itu, Anwar merancang kebijakan moneter yang menitikberatkan pada pengetatan alokasi belanja Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Anwar menginstruksikan kepada pejabat kementerian/lembaga dan pejabat pemerintah negara bagian untuk membelanjakan Dana Alokasi Umum (DAU) ke sektor yang sangat dibutuhkan untuk menunjang mobilitas ekonomi dan perdagangan antarnegara bagian, seperti membangun infrastruktur jalan raya, tol, dan jembatan. Anwar juga meminta pejabat agar mengalokasikan DAU untuk membangun atau merevitalisasi fasilitas umum yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat, seperti pasar tradisional, rumah sakit, sekolah, jaringan kelistrikan, dan sumber air bersih.
Racikan dingin Anwar yang diimplementasikan di dalam roda perekonomian Malaysia mendorong pertumbuhan ekonomi Malaysia secara signifikan. Dikutip dari New Mandala, pesatnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi memudahkan langkah Negeri Jiran untuk masuk ke dalam salah satu negara Asia yang dijuluki sebagai Macan Asia (Asian Tiger) yang sejajar dengan Indonesia, China, India, Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Thailand sebagai negara kekuatan ekonomi terkuat dan terbesar Asia di era 1990an.
BACA JUGA: Kantor Suami Digeledah KPK, Begini Potret Arumi Bachsin Menjadi Ibu Wakil Gubernur Jawa Timur
Kedua paket kebijakan ekonomi mikro dan makro yang dijalankan oleh Anwar pada saat itu mampu melindungi ekonomi Malaysia dari ancaman Krisis Moneter Asia 1997 yang saat itu berhasil menghancurkan neraca ekonomi negara Asia lain, seperti Korea Selatan, Thailand, dan Indonesia.
Prestasi Anwar dalam meningkatkan perekonomian Malaysia menarik perhatian media cetak Inggris yang berfokus pada topik ekonomi dan keuangan, Euromoney, untuk menempatkan Anwar pada urutan tiga dari empat menteri keuangan terbaik dunia pada 1996. Penghargaan Empat Menteri Keuangan Terbaik Dunia (World’s Top Finance Minister) yang diberikan oleh majalah ekonomi terbitan Euromoney Institutional Investor tersebut membuat Anwar memiliki kemampuan yang sejajar dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat saat itu, Robert Rubin, yang menempati urutan pertama.
Pada 1996, majalah Asia Money memberikan penghargaan Menteri Keuangan Terbaik Asia (Asia’s Finance Minister of the Year) kepada Anwar. Dua tahun setelahnya, yakni pada 1998, majalah Newsweek International menganugerahkan penghargaan Asian of the Year kepada Anwar atas keberhasilannya dalam memajukan ekonomi Malaysia. Media cetak yang bermarkas di New York City, AS, tersebut memandang Anwar sebagai pejabat tinggi Malaysia yang merancang formula kebijakan berdasarkan sains dan mengedepankan transparansi atau keterbukaan informasi yang seluas-luasnya kepada media dan masyarakat.
Media yang sempat dimiliki oleh grup media The Washington Post tersebut juga menganggap Anwar sebagai satu-satunya pejabat tinggi Malaysia yang berprinsip adil, tegas, dan terukur meski mendapat tekanan dari Mahathir selaku atasannya sendiri. Hal ini dilihat dari tindakan Anwar yang konsisten untuk tidak menandatangani dokumen negara berupa alokasi dana talangan (bailout) kepada perusahaan perbankan serta asuransi Malaysia yang mengalami kebangkrutan atau pailit dan terjerat kasus korupsi berupa penggelapan dana nasabah dalam jumlah besar.
Demikian informasi tentang Anwar Ibrahim, Perdana Menteri Malaysia yang pernah membawa Malaysia sebagai salah satu negara Macan Asia (Asian Tiger) di era 1990an. Di bawah kepemimpinan Anwar Ibrahim, apakah Malaysia akan kembali mencatatkan namanya menjadi negara Macan Asia 2.0 dari Asia Tenggara bersama dengan Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam pada beberapa tahun mendatang?.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.