Dunia toleransi antar-umat beragama kembali tercoreng beberapa waktu terakhir. Hal ini tak lain disebabkan ulah politikus Swedia, Rasmus Paludan yang dengan sengaja membakar Al-Quran, kitab suci umat Islam, dalam sebuah aksi demonstrasi terbuka beberapa waktu lalu.
Rasmus Paludan yang melakukan demostrasi anti-Turki dalam rangka mendukung masuknya Swedia sebagai anggota NATO, dengan sengaja melakukan aksi pembakaran Al-Quran. Tak hanya membakar, politikus yang juga merupakan pemimpin partai politik sayap kanan Denmark, Stram Kurs tersebut dengan bangga menunjukkan Al-Quran yang dibakarnya tersebut kepada publik.
Sejatinya, tak hanya kali ini saja Rasmus Paludan melakukan aksi yang membuat hati umat Islam di seluruh dunia tersebut terluka. Sebelumnya, pria berusia 40 tahun ini telah beberapa kali melakukan aksi pembakaran Al-Quran lho. Kita bahas bersama yuk, aksi tak terpuji Rasmus Paludan ini!
Disadur dari laman suara.com, Rasmus Paludan diketahui kali pertama melakukan aksi tak terpujinya itu pada tahun 2019 lalu. Kala itu, Rasmus Paludan melakukan sebuah tindakan yang sangat melukai hati masyarakat islam dunia, yakni membakar Al-Quran yang sebelumnya dibungkus dengan daging babi. Seperti yang kita ketahui, daging babi sendiri diharamkan dalam Islam.
September 2020, Paludan kembali berulah. Disadur dari laman nu.or.id (23/1/23), politisi yang satu ini kembali membuat marah masyarakat muslim dunia dengan aksinya yang kembali membakar Al-Quran. Aksinya kali ini dia lakukan di daerah Rinkeby, selatan kota Malmo, Swedia. Akibat perbuatannya tersebut, Paludan dicekal untuk masuk ke Swedia selama dua tahun lamanya.
Tak jera dengan hukuman yang diterimanya, Paludan kembali melakukan perbuatan biadab tersebut pada bulan April 2022 lalu. Disadur dari laman aa.com.tr (1/5/2022), Paludan kembali melakukan aksi pembakaran Al Qur'an di wilayah Lenkoping yang mayoritas penduduknya beragama islam.
Lagi-lagi tak jera dengan intimidasi dan kecaman masyarakat luas yang ditujukan kepadanya, Paludan kembali membuat heboh dengan kembali melakukan pembakaran Al-Quran pada bulan Mei 2022 lalu. Parahnya lagi, dalam keterangan aa.com.tr, Paludan melakukan aksinya di depan Masjid Raslatt, di sebelah selatan kota Jonkoping. Buntut dari perbuatannya tersebut, Paludan diburu oleh warga jamaah masjid setempat, namun berhasil kabur dengan menggunakan mobil.
Dan bulan Januari 2024, Paludan kembali membuat dunia islam murka, dengan kembali membakar Al-Quran saat berdemonstrasi anti-Turki di Stocholm, Swedia. Sebuah aksi yang bisa saja menjadi bumerang, mengingat, Turki yang didemo oleh Paludan dan teman-temannya, merupakan anggota dari NATO, organisasi yang ingin dimasuki oleh Swedia.
Apa yang dilakukan oleh Paludan, benar-benar mencederai nilai-nilai toleransi beragama ya teman-teman. Semoga kita semua terhindar dari hal-hal yang demikian.