Baru saja, Kamis (18/4/2024) pukul 16.00 WIB Tim Yoursay.id gelar Ruang Bercakap #12 via Google Meet bahas seputar penjudulan yang menjual. Dalam acara Chit-chat tersebut Rendy Adrikni Sadikin (Pemred Yoursay & Kabiro Suara Jogja) bersama Hikmawan Firdaus (Editor Yoursay) sebagai narasumber secara khusus mengungkap tips dan trik pembuatan judul agar mudah dilirik oleh editor Yoursay.
"Judul merupakan perang tiga detik. Kalau judul menarik, orang akan otomatis meng-klik. Sebaliknya, jika judul tidak menarik, orang akan kabur," tutur Rendy Adrikni Sadikin.
Pemimpin redaksi Yoursay tersebut juga menyebutkan, judul itu ibarat etalase atau tampilan depan.
"Judul itu etalase. Atau ibarat gini, isi rumahnya sudah bagus, tapi tampilan depannya tidak dibersihkan (kurang elok), maka orang malas untuk berkunjung," tambahnya.
Pria yang sekaligus menjabat sebagai Kepala Biro Suara Jogja itu menjelaskan tips dalam menulis judul. Dengan gamblang ia uraikan penulisan judul harus menggunakan kalimat aktif, jangan suka memelintir judul, dan hindari makna ganda.
"Dalam menulis judul harus gunakan kalimat aktif agar mudah dipahami, karena judul dapat memberikan sedikit gambaran isi dari tulisan tanpa harus membaca seluruh tulisan. Contoh, Jokowi Serukan Stop Perang, bukan Stop Perang Diserukan Jokowi," terangnya.
Ia sarankan penulisan judul harus menghindari ambiguitas, sebab judul yang ambigu membuat pembaca kebingungan serta menimbulkan makna ganda dari pemberitaan tersebut. Selain itu, judul ambigu dapat membuat pembaca merasa tertipu. Seperti, Pria Tewas di Mampang setelah Membusuk 2 Hari, dan Anak Angkat Bicara soal Perceraian Venna dan Ivan di Persidangan.
Lebih lanjut, Rendy Adrikni Sadikin bocorkan elemen penjudulan, yang terdiri dari hiperbola/bombastis, kontradiksi, istilah, gestur ekspresi, komparasi/perbandingan, interaktif, reaksi, dan nyinyir.
Ia sebutkan contoh judul yang mengandung majas hiperbola, "Iran Ngamuk Dibombardir Pakistan, Militer Siaga Perang" dan "Brutal! Kamp PBB Dibombardir, Ramai Dunia Maki Israel."
Tak kalah penting, Rendy juga menyebutkan contoh judul yang kontradiksi atau berbunyi pertentangan, “Gibran Sebut Tesla Gunakan Nikel, Ahok Malah Bilang Begini” dan "Kocak, PKS Tolak Kenaikan Harga BBM tapi Bagikan BLSM."
Dalam elemen penjudulan istilah dan gestur/ekspresi, Rendy mecontohkan, “Efek Buruk ‘Resesi Seks’ China, Jumlah Penduduk Usia Bekerja Menyusut.”
"Kalimat 'resesi seks' ini membuat orang penasaran," imbuhnya.
“Selvi Ananda Tertunduk saat Gibran Jelaskan soal Asam Sulfat ke Wartawan,” “Momen Jokowi Berdiri Membisu 5 Menit di Panggung, Ada Apa?”, dan “Pasang Ekspresi Cemberut, Anies Baswedan Disebut Mirip Tokoh Antagonis Mahabarata.”
"Ini contoh dari gestur. Gestur banyak kita mainkan untuk membuat calon pembaca semakin penasaran terhadap isi artikel," ucapnya.
Selanjutnya, ia contohkan elemen judul yang mengandung komparasi atau perbandingan. “Perbandingan Kenaikan Gaji PNS Era Hokowi VS SBY, Jauh Banget,” dan “Adu Kekayaan Bos Indomart vs Alfamart, Siapa Lebih Tajir?”
Contoh judul yang interaktif. “Pak Jokowi, Jurus Ini Bisa Ampuh Kurangi Impor LPG lho.”
"Seolah kita berinteraksi dengan pembaca atau dengan narasumber. Internet yang merupakan media interaktif, maka gunakanlah bahasa yang juga interaktif. Tapi, kalau sedang menulis kasus sensitif seperti pemerkosaan, atau pembunuhan, jangan buat judul interaktif. Itu harus serius," sarannya.
Sementara dalam memberi contoh judul yang bernada reaksi, ia sebutkan, “Nah! Ini Bocoran Skenario Perpindahan PNS ke IKN,” dan “Wuih! Mau Ada Tol Baru, Bandung ke Yogyakarta Bisa Bablas Langsung.”
Sedangkan judul yang nyinyir seperti, “Cukup Tahu, Alvin Faiz Balas Makjleb usai Tak Diundang ke Pernikahan Larissa Chou,” dan “Pantes Debt Collector Menjamur di RI, Bisnisnya Bikin Ngiler.”
Rendy menambahkan dalam membuat judul dengan angka seperti, “30 Tempat Kuliner di Jakarta yang Banyak Dikunjungi,” atau “50 Ucapan Idul Fitri untuk Keluarga, Bisa Dikirim via WhatsApp,” dapat menarik perhatian calon pembaca. Sebab, dengan angka yang dicantumkan, calon pembaca akan mengetahui durasi waktu yang dibutuhkan untuk membacanya. Selain itu, angka dalam judul juga menunjukkan banyaknya pilihan.
Bagian dari Elemen Penjudulan
Di akhir pembahasan, Ilham Sekarbela selaku member Yoursay bertanya soal judul yang mengandung listicle, apakah masih menarik?
Rendy menjawab bahwa judul yang mengandung listicle masih menarik, terutama artikel yang banyak memuat pilihan. Judul dengan listicle lebih berpotensi masuk ke Google, karena pilihannya lebih banyak.
Dalam menjawab pertanyaaan dari Ahmadani Fariel mengenai judul yang interaktif, apakah isinya juga harus interaktif juga? Rendy memberi jawaban tidak ada keharusan.
"Judul interaktif, isi artikelnya tidak harus juga interaktif. Yang kita mainkan adalah judul," tegasnya.
Hikmawan Firdaus menambahkan, dalam menulis judul hendaknya disesuaikan dengan kanal. Tidak ada patokan khusus, jika judul interaktif, maka isi juga harus interaktif.
Member senior Yoursay, Rizka Utami, juga tak mau kalah dengan yang lain. Ia bertanya terkait tips dan trik memaksimalkan judul yang efektif dengan jumlah karakter yang terbatas.
Dengan sigap Rendy meluncurkan jawaban, jika member kewalahan dalam menulis judul efektif dengan jumlah karakter yang terbatas, maka carilah poin-poin yang menarik dan usahakan tulis satu angle saja dalam satu artikel. Contoh, dalam satu artikel terdapat peristiwa Jokowi terjatuh dan Jokowi berteriak, maka ambil saja angle yang lebih menarik untuk dijadikan judul.
Sementara itu, Rendy tidak menyarankan memasukkan komentar netizen dalam judul. Mengingat netizen kadang tidak terkendali dalam berkomentar.
"Saya tidak menyarankan. Kecuali pendapat dari pengamat, karena kalau pengamat, sudah pasti punya kredibilitas dalam berbicara," pungkas Rendy.