Fun With Berani Community: Aksi Nyata Lawan Pelecehan di Dunia Cosplayers

Hikmawan Firdaus | Zuvia Zahwa Auliana
Fun With Berani Community: Aksi Nyata Lawan Pelecehan di Dunia Cosplayers
Fun with berani community (Dok.Pribadi/Zuvia zahwa Auliana)

Mahasiswa semester enam Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi (UNJA), sukses menyelenggarakan kegiatan psikoedukatif bertajuk Fun With Berani Community dengan mengusung semangat kampanye #CegahPelecehanSeksual. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu, 24 Mei 2025, di Perpustakaan Umum Kota Jambi, sebagai bagian dari implementasi tugas mata kuliah Asesmen dan Intervensi Komunitas. Kegiatan dibuka secara resmi oleh dosen pengampu mata kuliah, Bapak Rion Nofrianda, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

Isu pelecehan seksual sering kali luput dari perhatian, termasuk di komunitas cosplay. Lewat kegiatan ini, kami ingin menciptakan ruang yang aman dan edukatif bagi para peserta. Harapannya, para cosplayer bisa lebih paham, punya keterampilan, dan berani untuk bersuara serta mengambil sikap saat menghadapi situasi yang tidak nyaman. Kegiatan ini bukan cuma soal berbagi informasi, tapi juga tentang membangun komunitas yang saling jaga, saling dukung, dan bebas dari pelecehan dalam bentuk apa pun.

Rangkaian Program “Fun With Berani Community

1. Behind The Mask

BehindTheMask (Dok.Pribadi/Zuvia)
BehindTheMask (Dok.Pribadi/Zuvia)

Kegiatan diawali dengan sesi reflektif bertajuk Behind the Mask, yang mengajak peserta mengeksplorasi perbedaan antara citra diri yang ditampilkan saat ber-cosplay dan perasaan sebenarnya yang mereka alami. Dalam suasana diskusi yang hangat dan setara, peserta diajak mengenali batas pribadi dan memahami potensi terjadinya pelecehan seksual. Sesi ini menjadi fondasi penting dalam membangun empati dan kesadaran kritis sebelum membahas materi yang lebih mendalam.

2. REACT (Respon & Act)

Pelaksanaan REACT (Dok.pribadi/Zuvia)
Pelaksanaan REACT (Dok.pribadi/Zuvia)

Program kedua menitikberatkan pada penanaman kepekaan dan keberanian bertindak saat menghadapi pelecehan seksual. Melalui penyampaian materi, studi kasus, serta diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion), peserta mempelajari berbagai bentuk pelecehan, mengenali tandanya, serta strategi untuk merespons dengan tepat. Sesi ini tidak hanya membangun kesadaran, tetapi juga mendorong peserta menjadi agen perubahan di komunitasnya masing-masing.

3. Jaga Tubuhmu, Sayangi Dirimu

Program ketiga menyasar anak dan remaja dengan pendekatan yang interaktif dan menyenangkan. Melalui konsep PANTS (Privates are private, Always remember your body belongs to you, No means no, Talk about secrets, Speak up), peserta diajak memahami hak atas tubuh mereka dan belajar untuk berkata “tidak” saat merasa tidak nyaman. Kegiatan ini dikemas dalam permainan dan ice breaking yang membuat pesan-pesan penting lebih mudah dipahami dan diingat.

4. ZENB (Zona Berani)

ZENB merupakan inovasi ruang aman untuk pengaduan dan konseling bagi penyintas pelecehan seksual. Zona ini dibentuk dengan prinsip kerahasiaan, empati, dan keberpihakan pada korban. Lebih dari sekadar tempat bercerita, ZENB juga menjadi jembatan menuju akses pendampingan profesional maupun rujukan ke pihak berwenang, sebagai bentuk nyata dukungan terhadap proses pemulihan dan keadilan.

5. Cosplay Is Not Consent

Sebagai penutup, kegiatan dilengkapi dengan kampanye media sosial bertema Cosplay Is Not Consent. Kampanye ini menyampaikan pesan tegas bahwa mengenakan kostum bukanlah undangan untuk perilaku tidak senonoh. Melalui visual, testimoni, dan edukasi digital, kampanye ini bertujuan menanamkan nilai-nilai persetujuan eksplisit dan penghormatan terhadap batasan personal, sekaligus memperluas jangkauan edukasi hingga ke ruang-ruang daring komunitas cosplay di Jambi.

Edukasi yang Bermakna, Langkah Nyata yang Berdampak

Melalui Fun With Berani Community, mahasiswa Psikologi UNJA membuktikan bahwa edukasi tentang pencegahan pelecehan seksual dapat disampaikan secara inklusif, menyenangkan, dan tetap bermakna. Lebih dari sekadar tugas akademik, kegiatan ini mencerminkan komitmen terhadap isu-isu sosial yang penting, terutama dalam menciptakan ruang aman di komunitas-komunitas ekspresif seperti cosplay.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi forum belajar, tetapi juga ruang pemberdayaan. Karena keberanian untuk bicara, membela diri, dan saling menjaga adalah bentuk paling awal dari budaya komunitas yang sehat dan hebat.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak