Astaga! Polisi Tepuk Tangan Saat Diperintah Menembak Massa, Moral Aparat Dipertanyakan

M. Reza Sulaiman
Astaga! Polisi Tepuk Tangan Saat Diperintah Menembak Massa, Moral Aparat Dipertanyakan
Ilustrasi polisi dan perintah tembak. (Dok. Unsplash)

Ada sebuah video yang lagi bikin geger sekaligus miris di jagat maya. Video ini merekam sebuah momen yang seharusnya menegangkan, tapi malah berubah jadi perayaan aneh. Di tengah situasi negara yang lagi panas-panasnya, puluhan anggota polisi justru terekam kamera bersorak dan tepuk tangan riang.

Penyebabnya? Mereka baru saja dapat perintah tegas dari pimpinannya: "Tembak!" jika massa anarkis nekat menerobos masuk asrama polisi. Momen inilah yang langsung jadi bumerang, meruntuhkan citra polisi sebagai pengayom dan pelindung masyarakat, dan memicu pertanyaan besar: kok malah senang disuruh nembak rakyat sendiri?

Perintah Tegas di Tengah Situasi Chaos

Semua ini bermula dari video yang diduga memperlihatkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan arahan kepada jajarannya. Konteksnya adalah demo besar-besaran yang berujung ricuh, penjarahan, dan bahkan serangan ke markas kepolisian.

Dengan nada yang sangat tegas, sosok yang diduga Kapolri itu memberikan instruksi yang tidak main-main.
"Mulai hari ini haram hukumnya, ya, yang namanya Mako diserang. Haram hukumnya!" ujarnya.

Ia kemudian memberikan perintah yang lebih spesifik jika massa nekat masuk ke area privat aparat, yaitu asrama polisi.

"Kalau sampai kemudian mereka masuk, aturan sudah ada, terapkan aturan itu! Kalau sampai masuk ke asrama, tembak! Rekan punya peluru karet, tembak! Paling tidak kakinya. Tidak usah ragu-ragu," tegasnya.

Tepuk Tangan yang Merusak Citra

Perintahnya memang keras, tapi yang bikin publik auto geleng-geleng kepala adalah reaksi para anggota polisi yang mendengarkan arahan itu. Alih-alih merespons dengan sikap siaga dan serius, mereka justru menyambutnya dengan tepuk tangan yang riuh dan sorak sorai.

Suasananya lebih mirip seperti sedang merayakan pengumuman bonus akhir tahun daripada menerima perintah yang berpotensi melukai sesama warga negara. Momen inilah yang dianggap sangat tidak pantas dan memicu amarah publik.

Netizen Kompak Bersuara: "Mereka Sudah Kehilangan Moral"

Kritik paling tajam datang dari netizen di media sosial. Salah satunya dari aktor Fedy Nuril.

"Udah ada yang dilindas, tapi Kapolri belum juga diganti! Kapolri kasih perintah tembak bagi yang masuk asrama Mako, lalu perintah tersebut disambut dengan tepuk tangan! "

Selain dia, akun X (Twitter) @sereqty menyuarakan kemuakan yang mungkin dirasakan banyak orang.

"I feel sick (aku muak). Mereka tepuk tangan pas dapat perintah tembak, kayak itu adalah kabar baik," tulisnya.

Baginya, reaksi gembira itu adalah sinyal bahwa ada yang salah secara fundamental dengan mentalitas para aparat. Mereka seolah sudah lama menanti-nanti kesempatan untuk bisa menggunakan kekerasan.

"Instansi ini benar-benar butuh reformasi, mereka semua sudah kehilangan moral," tambahnya.

Polda Metro Jaya Pilih 'Main Aman'

Saat dimintai tanggapan soal video viral dan reaksi aparat yang bersorak ini, Polda Metro Jaya memilih untuk tidak berkomentar secara langsung. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, hanya memberikan jawaban diplomatis.

“Saya tidak merespon itu, tapi upaya-upaya kepolisian itu ada tahapan-tahapannya. Ada SOP-nya,” kata Ade Ary, Minggu (31/8/2025).

Ia menegaskan bahwa semua tindakan di lapangan, bahkan dalam situasi anarkis sekalipun, sudah diatur dalam Prosedur Standar Operasional (SOP) yang tegas namun terukur. Sebuah jawaban "aman" yang sayangnya tidak menjawab pertanyaan utama publik: kenapa aparatnya justru terlihat begitu gembira saat diperintahkan untuk menembak?

Kejadian ini menjadi catatan kelam yang sekali lagi mempertanyakan hubungan antara polisi dan rakyat yang seharusnya mereka lindungi.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?