Media sosial X kembali diramaikan oleh sebuah fenomena baru: munculnya akun bernama “Sahroni Berdikari” yang mengaku sebagai Ahmad Sahroni, Wakil Ketua DPR RI sekaligus politisi Partai NasDem. Akun ini viral setelah menuliskan sejumlah cuitan bernada menohok yang memicu diskusi hangat di kalangan warganet.
Namun, kegaduhan itu tak berlangsung lama. Partai NasDem langsung angkat bicara dan memastikan bahwa akun tersebut palsu serta tidak ada kaitannya sama sekali dengan Ahmad Sahroni. Klarifikasi ini sekaligus menjadi jawaban atas berbagai spekulasi publik yang sempat berkembang liar.
Awal Mula Kemunculan Akun “Sahroni Berdikari”
![Akun X bernama 'Sahroni Berdikari' merupakan akun palsu, yang bukan milik Ahmad Sahroni. [Twitter]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/01/85516-akun-palsu-ahmad-sahroni.jpg)
Akun dengan nama “Sahroni Berdikari” mendadak ramai diperbincangkan karena melontarkan cuitan yang dinilai cukup tajam. Salah satu unggahan bahkan dianggap “menohok” situasi politik saat ini. Publik pun segera mengaitkan akun tersebut dengan Ahmad Sahroni, mengingat gaya bahasanya yang lugas dan blak-blakan.
Meski demikian, sejumlah pengguna X mulai meragukan keaslian akun tersebut. Tidak ada tanda centang verifikasi, dan gaya komunikasinya dinilai berbeda dengan cara Sahroni biasanya berbicara di ruang publik. Akun ini diduga berusaha mencatut nama besar Sahroni untuk mendulang perhatian dan sensasi.
Klarifikasi Cepat dari Partai NasDem
Munculnya keraguan publik membuat Fraksi Partai NasDem segera memberikan pernyataan resmi. NasDem menegaskan bahwa akun X bernama “Sahroni Berdikari” sama sekali bukan milik Ahmad Sahroni.
Fraksi NasDem meminta masyarakat agar tidak terkecoh dengan keberadaan akun tersebut. Mereka menekankan, Sahroni tidak pernah membuat akun baru selain yang sudah ada dan terverifikasi.
NasDem meminta publik hanya merujuk pada akun resmi maupun pernyataan langsung dari Sahroni. Segala unggahan dari akun “Sahroni Berdikari” dipastikan tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Spekulasi Publik yang Makin Meluas
Klarifikasi dari NasDem tak serta merta menghentikan perdebatan. Banyak warganet yang sempat mengira akun tersebut memang asli. Hal itu karena beberapa cuitan terdengar relevan dengan isu-isu politik belakangan.
Namun, NasDem sekali lagi menegaskan bahwa akun itu palsu. “Akun tersebut bukan milik Sahroni. Semua isi cuitan tidak ada kaitannya dengan beliau,” bunyi pernyataan partai.
Imbauan Agar Publik Tidak Mudah Terprovokasi
Bukan hanya membantah, NasDem juga memberikan imbauan serius kepada masyarakat. Partai itu meminta publik lebih kritis dan tidak mudah percaya pada akun-akun yang tidak jelas asal-usulnya.
NasDem menegaskan agar masyarakat tidak gampang terprovokasi oleh akun palsu yang sengaja dibuat untuk menebar opini. Menurut NasDem, akun semacam itu bisa menimbulkan kesalahpahaman besar di tengah masyarakat dan merugikan nama tokoh yang dicatut.
Fenomena Akun Palsu di Era Digital
Kasus “Sahroni Berdikari” menunjukkan betapa seriusnya masalah akun palsu di media sosial. Akun palsu dapat memengaruhi opini publik dengan cepat, apalagi jika mengatasnamakan tokoh politik.
Akun-akun palsu kerap digunakan untuk propaganda, menyebarkan informasi yang menyesatkan, atau bahkan sebagai alat untuk menyerang lawan politik. Publik yang tidak kritis sering kali langsung mempercayai isi unggahan tanpa melakukan verifikasi lebih lanjut.
Fenomena ini juga berhubungan dengan rendahnya literasi digital masyarakat. Tidak sedikit pengguna media sosial yang hanya membaca sekilas lalu langsung menyebarkan ulang, sehingga membuat kabar palsu semakin meluas.
Risiko Politik di Balik Akun Palsu
Dalam konteks politik, keberadaan akun palsu jelas berbahaya. Nama Ahmad Sahroni yang kini menjadi salah satu tokoh penting di NasDem sangat rentan digunakan untuk kepentingan tertentu. Akun palsu bisa dipakai untuk mencoreng citra, menebar kebencian, atau bahkan memecah belah pendukung.
Jika publik tidak hati-hati, akun palsu berpotensi menciptakan opini publik yang keliru. Padahal, semua isi cuitan sama sekali tidak mewakili tokoh yang namanya dicatut. Inilah sebabnya NasDem begitu cepat melakukan klarifikasi.
Pelajaran Penting untuk Publik
Kasus ini menjadi pengingat bahwa di era digital, setiap orang perlu membangun kebiasaan verifikasi informasi. Publik diminta tidak mudah percaya, apalagi langsung menyebarkan kabar dari akun yang belum jelas keasliannya.
Dengan maraknya akun palsu, literasi digital menjadi semakin penting. Masyarakat harus bisa membedakan mana akun resmi, mana akun palsu, serta mana informasi yang valid dan mana yang sekadar sensasi.
Kesimpulan
Kisruh akun X “Sahroni Berdikari” adalah bukti nyata bahwa manipulasi informasi di media sosial bisa dengan mudah memicu kegaduhan. Setelah sempat viral dengan cuitan bernada menohok, Partai NasDem menegaskan akun itu palsu dan sama sekali tidak terkait dengan Ahmad Sahroni.
Kasus ini bukan hanya soal pencatutan nama seorang politisi, tetapi juga cermin dari tantangan besar di era digital. Literasi media, sikap kritis, dan kehati-hatian dalam menerima informasi adalah kunci agar publik tidak mudah terseret arus hoaks maupun provokasi.