Utang Pinjol Anak Muda Tembus Rp84 Triliun! Ini 5 Tanda Kamu Udah di Ambang 'Bencana Finansial'

M. Reza Sulaiman
Utang Pinjol Anak Muda Tembus Rp84 Triliun! Ini 5 Tanda Kamu Udah di Ambang 'Bencana Finansial'
Galbay Pinjol. [Dok. AI]

Ada kabar yang bikin merinding sekaligus nyesek dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Utang pinjaman online (pinjol) masyarakat Indonesia, yang mayoritas adalah kita-kita ini (usia 19-34 tahun), udah nembus angka yang bikin pusing: Rp84,66 triliun!

Angka ini bukan cuma statistik. Ini adalah potret nyata dari "darurat finansial" diam-diam yang sedang melanda generasi kita. Kemudahan geser-geser layar buat dapet duit instan ternyata jadi jebakan batman yang mematikan.

Banyak yang awalnya cuma "iseng" pinjam buat nonton konser atau beli HP baru, eh tahu-tahu udah terlilit utang sampai nggak bisa tidur. Biar kamu nggak ikut-ikutan jadi korban, yuk kenali lima tanda "lampu merah" bahwa kamu mungkin sudah di ambang bencana finansial gara-gara pinjol.

1. Slogan Andalanmu: "Gampang, Nanti Gali Lubang Tutup Lubang Aja"

Ini adalah tanda paling klasik dan paling berbahaya. Kamu mulai terbiasa membayar utang pinjol A dengan cara ngutang lagi di aplikasi pinjol B. Awalnya mungkin terasa menyelesaikan masalah, tapi sebenarnya kamu cuma sedang menggali kuburan finansialmu sendiri lebih dalam. Bunga berbunga, denda menumpuk, dan tahu-tahu utangmu sudah lebih besar dari gaji setahun.

2. 'Window Shopping' di E-commerce Jadi Hobi Utama

Kamu sadar nggak, kalau kamu lebih sering scrolling Shopee atau Tokopedia tanpa tujuan jelas daripada baca berita? Kegiatan "cuci mata" digital ini kelihatannya sepele, tapi ini adalah pemicu utama sifat konsumtif.

Algoritma e-commerce itu pintar, dia tahu persis apa yang kamu suka dan akan terus "meracunimu" dengan barang-barang lucu yang sebenarnya nggak kamu butuhin. Ditambah lagi godaan PayLater yang tinggal sekali klik.

3. Lebih Takut Ketinggalan Konser Daripada Ketinggalan Bayar Tagihan

Sifat FOMO (Fear of Missing Out) adalah musuh terbesar dompet anak muda. Kamu merasa hidupmu bakal kiamat kalau nggak nonton konser musisi idola yang lagi tur.

Kamu rela ngutang jutaan rupiah demi sebuah pengalaman beberapa jam, tanpa mikirin gimana cara balikinnya nanti. Padahal, kalau dipikir-pikir, kesehatan finansialmu jauh lebih penting daripada sekadar konten Instastory.

4. Nggak Bisa Bedain Mana 'Butuh', Mana 'Pengen'

Coba cek lagi pengeluaranmu bulan lalu. Berapa persen yang benar-benar buat kebutuhan primer (makan, kosan, transport) dan berapa persen yang cuma buat keinginan sesaat (skincare baru padahal yang lama masih banyak, nongkrong di kafe hits setiap hari, beli baju baru buat OOTD)? Kalau porsi "pengen" jauh lebih besar, ini tanda kamu sudah kehilangan skala prioritas.

5. Pinjam Uang Buat Gaya Hidup, Bukan Buat Produktif

Nggak ada yang salah dengan berutang, asal tujuannya jelas dan produktif. Misalnya, pinjam buat modal usaha kecil-kecilan atau beli laptop baru buat kerja freelance. Tapi, kalau kamu pinjam uang cuma buat liburan, beli gadget terbaru biar nggak

kalah sama teman, atau sekadar buat traktir-traktir biar kelihatan "wah", itu namanya kamu sedang membakar uangmu sendiri.

Gimana Cara 'Sembuh'-nya?

Kalau kamu merasa punya satu atau lebih dari tanda-tanda di atas, jangan panik. Masih ada jalan buat "sembuh". Mulailah dengan membuat perencanaan keuangan yang jujur, catat semua pengeluaranmu, dan yang paling penting, berani bilang "nggak" sama keinginan-keinginan sesaat.

Ingat, kemerdekaan finansial itu jauh lebih keren daripada sekadar ikut-ikutan tren. Jangan sampai kemudahan pinjol malah jadi penjara seumur hidup buatmu.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?