KPK Bongkar Peringkat Koruptor: Eselon dan DPR Kejar-kejaran, Swasta Nomor Berapa?

M. Reza Sulaiman
KPK Bongkar Peringkat Koruptor: Eselon dan DPR Kejar-kejaran, Swasta Nomor Berapa?
Ilustrasi korupsi (Freepik)

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru saja merilis data statistik yang dijamin bikin kita semua geleng-geleng kepala. Kalau di dunia olahraga ada klasemen liga, nah ini adalah "klasemen" para pelaku korupsi di Indonesia berdasarkan profesinya.

Dan hasilnya? Mungkin nggak terlalu mengejutkan, tapi tetap saja bikin nyesek. Para elite negeri ini, dari pengusaha sampai pejabat tinggi, seolah sedang balapan untuk jadi "juara" dalam urusan menggarong uang negara.

Inilah 'Podium Juara' Para Koruptor di Indonesia

Dalam sebuah acara di Balikpapan, Kamis (11/9), Ketua KPK Setyo Budiyanto membeberkan siapa saja yang paling sering berurusan dengan lembaganya. Ini dia peringkat tiga besarnya:

Juara Bertahan: Pihak Swasta (483 orang)

Yap, para pengusaha dan pihak swasta masih kokoh di puncak klasemen. Mereka sering kali jadi "pemain utama" dalam kasus suap, gratifikasi, atau pengadaan barang dan jasa.

Runner-up Ketat: Pejabat Eselon I, II, dan III (437 orang)

Menempel ketat di posisi kedua adalah para birokrat tingkat tinggi. Mereka adalah para direktur jenderal, deputi, direktur, dan kepala dinas yang punya kewenangan besar dalam mengatur anggaran dan kebijakan.

Peringkat Ketiga: Anggota DPR dan DPRD (363 orang)

Dan di posisi ketiga, ada para "wakil rakyat" kita. Dengan fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan yang mereka miliki, godaan untuk "bermain" di area ini ternyata sangat besar.

Kenapa Sih Korupsi Nggak Ada Matinya?

Menurut Ketua KPK, masalahnya ada dua: sistem yang lemah dan perilaku pejabat yang bejat. Secanggih apa pun sistem pencegahan yang dibuat, kalau mental pejabatnya memang sudah bobrok dan suka menyalahgunakan wewenang, ya bakal jebol juga.

Kondisi ini, kata Setyo, jadi ancaman serius yang bisa bikin mimpi kita soal "Indonesia Emas 2045" jadi sekadar angan-angan. Data ini diperkuat oleh dua "rapor" lain yang nilainya sama-sama jelek:

  • Indeks Persepsi Korupsi (IPK): Skor Indonesia di tahun 2024 cuma 37 dari 100. Artinya, negara kita masih dianggap sangat korup oleh dunia.
  • Indeks Perilaku Antikorupsi (IPAK): Skor masyarakat kita sendiri juga belum bagus, cuma 3,85 dari skala 5. Artinya, kita sendiri kadang masih permisif sama praktik-praktik korupsi kecil.

Jurus 'Trisula' KPK yang Terus Berjalan

Untuk melawan semua ini, KPK punya strategi yang disebut "Trisula Pemberantasan Korupsi":

  • Pendidikan: Membangun nilai antikorupsi sejak dini.
  • Pencegahan: Memperbaiki sistem biar celah korupsi makin sempit.
  • Penindakan: Menangkap dan menghukum para koruptor biar ada efek jera.

Ketua KPK juga menyoroti satu ironi yang menyedihkan: di zaman sekarang, pejabat yang jujur justru sering kali dianggap aneh, tidak fleksibel, dan akhirnya dikucilkan. Padahal, merekalah benteng terakhir kita.

"Semua orang punya kesempatan untuk bisa menjadi pejabat, tapi tidak semua bisa meninggalkan legacy yang baik," tutup Setyo. Sebuah sentilan keras yang jadi pengingat bagi kita semua.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak