Jangan Dibuang! Sisa Makananmu Bisa Jadi Pupuk Hingga Sumber Energi Masa Depan

M. Reza Sulaiman
Jangan Dibuang! Sisa Makananmu Bisa Jadi Pupuk Hingga Sumber Energi Masa Depan
Ilustrasi sisa makanan. (Shutterstock)

Seberapa sering kamu buang sisa makanan ke tempat sampah tanpa pikir panjang? Sisa nasi semalam, kulit pisang, atau bahkan sisa kuah seblak yang nggak habis, semuanya langsung masuk kantong plastik dan berakhir di TPA.

Kelihatannya sepele, kan? Tapi ternyata, kebiasaan kita ini lagi bikin pemerintah pusing tujuh keliling.

Saking pusingnya, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sekarang lagi serius menggodok sebuah aturan baru yang bakal mengubah total cara kita memandang sampah sisa makanan. Jadi, siap-siap, karena apa yang ada di tempat sampah dapurmu bakal jadi urusan negara!

Sampah Organikmu, Sumber Energi Bangsa?

Jadi, apa sih sebenarnya rencana pemerintah ini? Lewat sebuah Rancangan Peraturan Menteri tentang Pengelolaan Sampah Organik, KLH punya mimpi besar: mengubah sampah sisa makanan yang menjijikkan itu menjadi sumber daya yang berharga, yaitu untuk ketahanan pangan dan energi.

Dalam sebuah rapat besar yang dihadiri berbagai pihak, dari pejabat, akademisi, sampai pelaku usaha, draf aturan ini dibedah habis-habisan. Intinya, pemerintah mau bikin "aturan main" baru buat sampah organik kita.

Rencananya nanti akan seperti ini:

Wajib Pilah Sampah dari Rumah: Kita semua bakal diwajibkan untuk memisahkan sampah organik (sisa makanan, daun, dll) dari sampah anorganik (plastik, kertas) sejak dari sumbernya, alias dari dapur kita masing-masing.

Teknologi Canggih Ambil Alih: Sampah organik yang sudah dipilah itu nggak akan langsung dibuang ke TPA. Sampah ini akan diolah menggunakan teknologi ramah lingkungan seperti kompos, biokonversi (pakai maggot!), sampai biodigester.

Hasilnya Jadi Cuan (Buat Negara): Hasil olahan ini kemudian akan diubah menjadi produk yang berguna, entah itu jadi pupuk buat pertanian, pakan ternak, atau bahkan energi terbarukan seperti biogas.

Kenapa Ini Penting Banget dan Mendesak?

Mungkin kamu mikir, "Lebay banget, ngurusin sampah aja sampai segitunya." Eits, tunggu dulu. Coba deh simak fakta yang diungkap oleh Deputi KLH, Ade Palguna.

“Sampah organik menyumbang lebih dari 50 persen timbulan sampah nasional,” ujarnya.

Bayangin, lebih dari separuh gunung sampah di TPA-TPA seluruh Indonesia itu isinya adalah sisa makanan kita! Dengan mengubahnya menjadi sumber daya, kita nggak cuma mengurangi beban TPA yang sudah sekarat, tapi juga menciptakan peluang baru.

“Aturan ini akan menghadirkan layanan pengelolaan sampah yang inklusif, dengan pemilahan organik dan anorganik sejak dari hulu. Hasil olahannya pun bisa lebih optimal,” tambah Noer Adi Wardojo, Staf Ahli Menteri KLH.

Jadi, Apa Ngaruhnya Buat Kita?

Intinya, kita harus siap-siap mengubah kebiasaan. Kalau aturan ini benar-benar terbit pada Oktober 2025 nanti sesuai target, maka memilah sampah bukan lagi sekadar himbauan, tapi sebuah kewajiban.

Kita harus mulai belajar mana yang organik dan mana yang anorganik.

Mungkin awalnya terasa ribet. Tapi kalau dipikir-pikir, ini adalah langkah kecil dari kita yang dampaknya bisa sangat besar bagi negara. Sisa nasi di piringmu mungkin tidak berharga, tapi kalau dikumpulkan dari jutaan rumah, ia bisa jadi pupuk yang menyuburkan sawah atau energi yang menerangi desa.

Keren, kan? Jadi, ini bukan lagi cuma soal buang sampah, tapi soal bagaimana kita, sebagai warga negara, bisa ikut berkontribusi dalam membangun ketahanan pangan dan energi dari hal yang paling sepele sekalipun.

Penulis: Muhammad Rian Sabiti

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak