Sherly Tjoanda Cerita Dulu IRT di Dapur, Kini Jadi Gubernur Malut

M. Reza Sulaiman
Sherly Tjoanda Cerita Dulu IRT di Dapur, Kini Jadi Gubernur Malut
Sherly Tjoanda Gubernur Maluku Tenggara. (Instagram/s_tjo)

Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, kini jadi bahan obrolan banyak orang. Sempat dijuluki 'Gubernur Viral', kisah hidup Sherly ternyata penuh perjuangan dan sangat menginspirasi.

Sherly Tjoanda lahir di Ambon pada 8 Agustus 1982. Latar belakangnya jauh dari dunia politik. Ia menempuh pendidikan di Universitas Kristen Petra Surabaya dengan jurusan International Business Management dan bahkan sempat melanjutkan pendidikan ke Belanda.

Awalnya, ia fokus bekerja di dunia bisnis dan menjadi seorang ibu rumah tangga yang mendedikasikan hidupnya untuk keluarga. Namun, kisah hangatnya harus terhenti ketika tragedi pilu menimpa sang suami terkasih, Benny Laos, dalam sebuah kecelakaan speedboat pada Oktober 2024.

Kehilangan yang Menjadi Titik Balik

Melalui podcast bersama Merry Riana, Sherly Tjoanda membagikan kisah kehilangan yang membuatnya hancur. Kehilangan sang suami tak hanya menjadi duka pribadi, tetapi juga membuka matanya pada kenyataan pahit yang dirasakan banyak orang di Maluku Utara.

“Ketika naik di helikopter melihat jenazah suami saya dibungkus terpal di samping saya, ya kayak, I lost everything,” cerita Sherly dalam Podcast bersama Merry Riana, dikutip Kamis (18/9/2025).

Dari peristiwa tragis itu, Sherly menyadari bahwa kepergian suaminya tidak lepas dari masalah lemahnya pelayanan kesehatan di daerah.

“Mungkin ini takdir yang harus saya lewati, terima, merasakan bagaimana kehilangan seseorang yang sangat saya kasihi karena pelayanan kesehatan yang kurang baik, dan itu sebenarnya dirasakan oleh banyak masyarakat di Maluku Utara,” tambah Sherly.

Mulai dari situlah, Sherly memilih untuk tidak larut dalam dukanya. Rasa kehilangan yang membuatnya runtuh, ia ubah menjadi dorongan untuk bangkit dan melanjutkan perjuangan sang suami.

Tekad ini membuatnya berkomitmen untuk memastikan bahwa pelayanan kesehatan, pendidikan, dan hak-hak dasar masyarakat Maluku Utara bisa lebih terjamin.

Awalnya, Sherly enggan untuk maju dalam Pilgub menggantikan suaminya. Tetapi, dengan dorongan dari keluarga dan masyarakat, ia pun mantap melangkah.

Bersama wakilnya, Sarbin Sehe, mereka menang telak dengan perolehan suara 50,73%. Sherly Tjoanda akhirnya memecahkan rekor sebagai gubernur perempuan pertama di Maluku Utara.

Dari Ibu Rumah Tangga Jadi Ibu bagi 1,3 Juta Rakyat

Semenjak menjabat, Sherly tidak cuma jadi ibu untuk ketiga anaknya, tetapi juga untuk seluruh anak dan rakyat Maluku Utara. Tanpa latar belakang politik, Sherly sempat bingung setelah dilantik. Tetapi, hal tersebut tidak menghambat kerjanya.

Ia justru berhasil membuat gebrakan dalam 100 hari pertama kepemimpinannya: memberikan akses pendidikan gratis dan program kesehatan gratis melalui BPJS untuk seluruh provinsi.

“Saya juga tidak tahu harus ngapain. Tapi along the way… saya sudah bisa [memberikan] pendidikan dan kesehatan gratis by the end of 100 hari. Satu provinsi Maluku Utara,” ucapnya.

Ia percaya bahwa naluri keibuan yang melekat padanya bisa menjadi modal dalam memimpin.

“Kadang tidak semua hal harus dilakukan dengan keras. Banyak permasalahan diselesaikan sesimpel berkomunikasi dan dilakukan dengan kasih, dan semua masalah yang saya hadapi di pemerintahan ini semua terselesaikan sesimpel ibu rumah tangga berkomunikasi,” ujar Sherly.

“Saya selalu bilang, saya ini adalah ibu bagi 1,3 juta [rakyat]. Yang paling mengerti perempuan adalah perempuan, dan yang paling mengerti anak-anak adalah ibu. Saya adalah ibu,” tambahnya.

Berawal sebagai ibu rumah tangga dan berakhir menjadi gubernur, perjalanan Sherly Tjoanda membuktikan bahwa kisahnya tak hanya soal politik, tetapi tentang keteguhan hati, doa, dan kasih yang mampu melahirkan perubahan.

Penulis: Flovian Aiko

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak