Di tengah sorotan tajam terhadap institusi kepolisian, Presiden Prabowo Subianto baru saja membuat sebuah langkah mengejutkan. Ia menunjuk Komisaris Jenderal (Purn) Ahmad Dofiri sebagai penasihat khusus yang tugasnya cuma satu: mereformasi Polri.
Penunjukan ini sontak bikin heboh. Kenapa? Karena Dofiri bukanlah jenderal biasa. Ia adalah sosok di balik salah satu keputusan paling berani dalam sejarah Polri modern: memecat Ferdy Sambo!
Jadi, siapa sebenarnya jenderal yang kini diberi mandat super berat ini? Yuk, kita kenalan lebih jauh.
Jejak Karier Mentereng: Dari Lulusan Terbaik Sampai Irwasum Polri
Ahmad Dofiri ini bukan orang baru di dunia kepolisian. Ia adalah lulusan terbaik Akpol tahun 1989, sebuah prestasi yang menandakan kecerdasannya sejak awal. Kariernya pun melesat cepat, menduduki berbagai posisi strategis, dari Kapolres Bandung, Kapolda Banten, Kapolda Jawa Barat, hingga Kabaintelkam Polri.
Jabatan terakhirnya sebelum pensiun adalah Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri, semacam "polisi"-nya para polisi, yang tugasnya mengawasi kinerja internal.
Momen Paling Ikonik: Saat Ia Ketok Palu Pecat Ferdy Sambo
Tapi, dari semua jabatan mentereng itu, ada satu momen yang membuat namanya terukir dalam ingatan publik. Dofiri adalah jenderal yang memimpin sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) yang memutuskan nasib Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua.
Di tengah tekanan publik yang luar biasa dan "perang bintang" di internal Polri, Dofiri dengan tegas mengetok palu dan menjatuhkan sanksi tertinggi: Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) untuk Ferdy Sambo.
Keputusan ini menunjukkan ketegasan dan keberaniannya dalam menegakkan aturan, bahkan jika harus berhadapan dengan jenderal paling berkuasa sekalipun.
Tugas Baru yang Super Berat: Mereformasi 'Rumah'-nya Sendiri
Kini, dengan rekam jejak se-garang itu, Prabowo memberinya tugas yang mungkin jauh lebih berat: mereformasi total "rumahnya" sendiri. Ini bukan tugas yang mudah. Citra Polri yang kerap jadi sorotan, dari kasus brutalitas sampai gaya hidup mewah anggotanya, adalah PR besar yang harus ia benahi.
Publik kini menaruh harapan besar pada pundak Dofiri. Apakah ia mampu membawa perubahan nyata dan mewujudkan Polri yang lebih profesional, transparan, dan dicintai rakyat?
'Spill' Harta Kekayaan: Tembus Rp7,3 Miliar Tanpa Utang
Tentu saja, sebagai pejabat baru di lingkaran Istana, harta kekayaannya langsung jadi sorotan. Berdasarkan LHKPN terakhirnya pada 2023, Ahmad Dofiri tercatat punya total kekayaan sebesar Rp7,3 miliar.
Rinciannya:
Tanah dan Bangunan: Menjadi aset terbesarnya, senilai Rp4,95 miliar, tersebar di Tangerang, Indramayu, dan Bandung Barat.
Kendaraan: Koleksinya terbilang "merakyat" untuk sekelas jenderal, totalnya Rp800 juta, terdiri dari Toyota Hard Top Jeep (1981), Honda HRV (2018), dan Toyota Innova Zenix (2022).
Kas dan Setara Kas: Simpanan uang tunainya mencapai Rp1,37 miliar.
Utang: Nol! Dofiri tercatat tidak memiliki utang sama sekali.
Penunjukan Ahmad Dofiri ini seolah jadi sinyal kuat dari Presiden Prabowo. Pesannya jelas: reformasi Polri adalah prioritas, dan ia memilih "algojo" yang sudah terbukti punya nyali untuk memimpin misi ini.