Pernah nggak sih kamu lihat taman kota yang baru diresmikan dengan megah, eh beberapa bulan kemudian sudah nggak terawat, kotor, dan fasilitasnya rusak? Atau sebaliknya, ada taman kecil di tengah pemukiman yang justru makin subur dan hidup karena diurus bareng--bareng sama warganya?
Ternyata, fenomena ini bukan kebetulan. Sebuah penelitian terbaru dari Universitas Exeter, Inggris, baru saja membongkar "resep rahasia" di balik sukses atau gagalnya sebuah ruang hijau di perkotaan. Dan kesimpulannya? Super simpel tapi sering banget dilupakan oleh pemerintah: libatkan warganya!
'Satu Resep Nggak Cocok Buat Semua Kue'
Penulis utama studi ini, Fay Kahane, menekankan bahwa setiap ruang hijau itu punya karakter dan "jiwa"-nya sendiri. Nggak bisa semua disamaratakan.
"Kami melihat bahwa ruang terbuka hanya akan tumbuh subur jika pengelolaannya mencerminkan apa yang dihargai masyarakat setempat," jelas Kahane.
Maksudnya gimana? Gampangnya gini. Ada warga yang lebih suka taman bunga yang super rapi dan tertata. Tapi, ada juga warga yang justru lebih suka area yang dibiarkan sedikit "liar" dan alami biar bisa jadi rumah buat berbagai jenis serangga dan burung.
Kalau pemerintah cuma main bangun tanpa "ngobrol" dulu sama warga sekitar, ya jangan heran kalau tamannya nanti malah nggak ada yang peduli.
'Ikatan Batin' Itu Ternyata Beneran Ngaruh!
Penelitian ini juga menemukan satu fakta menarik yang super dalem. Faktor paling penting yang menentukan keberhasilan sebuah ruang hijau adalah ikatan emosional antara warga dengan tempat itu.
Saat warga sudah merasa punya "ikatan batin" dengan taman di dekat rumah mereka, taman itu bukan lagi cuma dilihat sebagai fasilitas kota biasa. Taman itu sudah jadi bagian dari identitas bersama yang harus dijaga bareng-bareng.
Pengakuan dari 'Lapangan': "Warga Harus Merasa Punya"
Temuan penelitian ini ternyata bukan cuma teori di atas kertas. Loic Rich, seorang pejabat lingkungan di Cornwall, Inggris, mengamini hal ini.
"Ketika warga merasa punya ruang yang benar-benar mencerminkan kebutuhan mereka, ruang hijau itu tumbuh lebih hidup dan lebih kuat," ujarnya.
Menurutnya, formula utamanya cuma dua: investasi jangka panjang dari pemerintah dan kemitraan yang tulus dengan masyarakat.
Pelajaran Buat Kota Kita
Kisah dari Inggris ini jadi tamparan keras sekaligus inspirasi buat kota-kota di Indonesia. Sering banget kan kita lihat proyek taman atau ruang terbuka hijau yang dibangun cuma buat "gugur kewajiban" atau jadi ajang pencitraan?
Padahal, kalau saja pemerintah mau sedikit lebih rendah hati, turun ke bawah, dan benar-benar mendengarkan apa yang dimaui oleh warganya, hasilnya bisa jauh lebih luar biasa. Ruang hijau yang dibangun nggak cuma akan jadi lebih indah dan terawat, tapi juga bisa jadi "lem" perekat sosial yang memperkuat hubungan antarwarga.
Jadi, lain kali kalau ada rencana pembangunan taman di dekat rumahmu, jangan cuma jadi penonton, ya. Coba deh ikut bersuara dan terlibat!
(Muhamad Ryan Sabiti)