Aku, seorang anak yang manja dan selalu mengandalkan orang-orang di sekelilingku. Aku sangat menyayangi ibu dan bapakku. Mereka selalu memberikan yang terbaik dan paling baik untukku.
Sekilas aku mengingat betapa indahnya masa kecilku dulu di kala aku sakit, di kala aku bahagia, maupun sedih, merekalah yang selalu ada di sampingku dan menyemangatiku untuk bangkit. Pelukan merekalah yang membuatku tenang.
Mereka mengajarkanku arti kehidupan, kesabaran, keikhlasan, rasa syukur dan perjuangan hidup. Sudah berapa keringat dan tetesan air mata yang mereka keluarkan untukku. Besar atau kecilnya kesalahanku, mereka selalu memaafkannya dan menasehati dengan tutur kata yang lembut dan penuh kasih sayang. Senyuman dan dorongan merekalah yang membuatku semangat berjuang menuju masa depan.
Kini aku mulai beranjak dewasa dan berusaha ingin mengubah segala kebiasaan buruk dalam diriku. Aku mulai belajar dan berjanji pada diriku sendiri, "Aku bukan anak manja yang selalu mengadu dan mengeluh pada ibu dan bapakku, aku bukan anak kecil lagi yang selalu bergantung kepada orang lain, aku akan berjuang dan berusaha sendiri, aku tidak boleh menyerah dalam keadaan apapun dan aku akan membuktikan suatu saat nanti bahwa aku bisa."
Itu janji pada diriku yang hingga sekarang sedang aku jalani. Walau sulit untuk aku kerjakan dan banyak sekali tikungan tajam yang menghampiriku dan menghancurkan semangatku untuk jadi yang lebih baik. Tetapi aku memiliki Tuhan yang selalu bersamaku dan menjagaku di kala aku ingin berubah dan menjadi yang lebih baik lagi.
Di kala aku mengeluh dan menangis, hati ini berbisik, "apakah aku bisa?" Aku buka lagi janji-janjiku yang sejak dulu sengaja aku tulis dibuku untuk memotivasiku. Semangat itu muncul lagi dan makin termotivasi untuk bangkit.
Mungkin sekarang aku belum bisa memberi kebahagiaan sepenuhnya kepada kedua orang tuaku, namun aku mempunyai seuntai doa sederhana yang setiap hari aku ucapkan dalam kesendirianku.