Pelataran Surga Dunia

Munirah | teman khayal
Pelataran Surga Dunia
Ilustrasi Bunga. (Pixabay//Lori Lo)

Angin berhembus tenang, sejuk terasa diraga menusuk damai ke dalam jiwa

Di tengah-tengah hamparan ladang di antara pepohonan yang teramat rindang

Terdengar kicau sang burung camar membentuk sebuah nada yang begitu lirih di telinga

Aku adalah seorang penggembala

Banyak menghabiskan waktu bersama para sahabatku

Yaitu domba-domba warisan bapak.

Sore menjadi bagian favorit dalam hidupku

Bisa menikmati sejuknya udara sebuah desa dengan sedikit pancaran sinar matahari yang berkilau di antara rongga-rongga daun yang berayun

Matahari yang tidak akan lama lagi akan tenggelam

Bergantian tugas dengan sang ratu malam, kusebut Ia rembulan

Bagiku keindahan semesta selalu teramat sayang untuk dilewatkan

Diciptakan dengan sangat sempurna oleh tangan Tuhan

Menjadikan alam sebagai simbol kasih sayang

Hembusan angin berubah seketika

Sejuknya kini membawa aroma harum parfum

Wanginya menusuk dari indera penciuman hingga masuk ke dalam dada

Membuat jantung seketika berdebar begitu hebat

Aku menoleh tanpa aba-aba

Mencari sumber wujud wanginya

Kucoba untuk mengikuti arahnya, berjalan perlahan keselatan

Kudapati sosok manusia yang terlihat sebaya denganku

Bermain tawa dengan ilalang, di sampingnya kupu-kupu sedang merayu

Parasnya sudah tak asing bagiku, Ialah si bunga desa

Dengan lipstik merah muda, begitu banyak pria yang tergoda

Berjalan begitu anggun dengan rambut yang terurai turun

Rasanya tak pernah bosan untuk dipandang

Ia mekar diantara ilalang.

Di balik pepohonan yang rindang akan dedaunan diantara akar yang menjulang

Terlintas dibenakku untuk memetiknya satu

Menjadikan Ia sebagai menantu ibu

Aku sangat ingin menjaga bunga itu

Merawatnya hingga tumbuh mekar disampingku

Aku halu.

Pada kenyataannya aku hanyalah sebuah kotoran kuku

Manusia kerdil yang tak pernah mungkin bisa Ia lihat

Pikiran-pikiran itu seketika datang mematahkan semangat

Tapi ketika ku sadar bahwa Ia sedang menatap, ku anggap itu sebagai sebuah obat

Membuatku teringat akan sesuatu yang begitu hebat

Kurasa hanya perlu lebih keras berusaha,

Berusaha untuk selalu mendekatkan diri kepada sang pencipta

Merayu agar bisa mendapatkan hati ciptaannya

Berusaha dengan segala yang kubisa, dan menyerahkan jalan itu kepada-Nya

Tuhan sang maha kuasa

Pencipta alam semesta dan segala isinya

Menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna

Semua sama di matanya.

Dan sore ini di pelataran surga dunia

Atas nama diriku sendiri dan atas perasaan yang diwakilkan oleh hati

Menjadikan alam sebagai saksi

Aku tidak akan berhenti memperjuangkan segala yang ingin aku perjuangkan

Aku akan selalu bersyukur dengan keadaan

Terima kasih atas semua yang telah diberikan

Terima kasih untuk jalan yang telah kau takdirkan

Terima kasih, Tuhan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

03 Oktober 2021 | 07:00 WIB

Bapak-bapak

08 September 2021 | 20:09 WIB

Di atas Bukit Bumi Jawa

02 September 2021 | 09:44 WIB

Surat Kecil untuk Ibu

Tampilkan lebih banyak