Pejuang Malam

Munirah | Riki Md
Pejuang Malam
ilustrasi belajar malam. (Pexels//Dziana Hasanbekava)

Dari sudut kamar cahaya temaram.

Di atas meja itu aku belajar

Titik awal menggapai cita yang harus ku kejar

Sunyi terasa menyelimuti malam ini.

Aku sendri ditemani setumpuk buku materi

Gelak tawa sedari tadi  menghiasi  kini mati

Lelah tiada mungkin hilang

Lapar akan motivasi sedikit berkurang

Aku katakan aku anak pejuang

Biarlah aku tiada pulang sebelum jadi pemenang.

Sinar rembulan rumanya datang 

Malam itu tenang tiada tanda perang

Mungkin bintang berhamburan di angkasan sana tanda senang

Satu buku habis kubaca

Satu kesempatan habis terlewatkan

Satu kata tiada kulupa

Aku ini nyata buka maya

Kumelangkah tiada arah

Sesaat sampailah aku pada teras rumah

Aku duduk pasrah berselonjoran di atas tanah.

Sunyi tiada lagi

Serangga malam bersorak ria

Memuja keindahan dewata purnama

Diiringi pengikut yang bertebaran dimana-mana

Buayan angin malam menyapu rambutku

Mengelus muka hingga aku terlena

Ragaku berbaring seketika

Ditaman yang tiada bunga

Indahnya langit malam memanjakan mata

Hingga aku terlena hingga lupa akan luka

Rasa kantuk kian menghampiri

Buayan  malam itu menggoda bermanja

Di atas rumput aku tertidur dengan sejahtra.

Sialu cahaya dari jendela

Menampar muka dengan sengaja

Seketika mataku terbuka dengan sempurna

Mengingat indahnya malam yang aku rasa

Satu detik satu menit berlalu 

Aku belum sadar sepenuhnya

Lamunanku absorud kemana-mana

Hingga aku sadar apa yang terjadi sebenarnya

Mimpi indah kini malang terbuang oleh siang

Rupanya hari tiada senang aku absen juang

Mataku tertuju pada kertas yang ku isi tadi malam

Sungguh sayang ternyata aku ketidurn waktu kantuk datang

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak