Dari sudut kamar cahaya temaram.
Di atas meja itu aku belajar
Titik awal menggapai cita yang harus ku kejar
Sunyi terasa menyelimuti malam ini.
Aku sendri ditemani setumpuk buku materi
Gelak tawa sedari tadi menghiasi kini mati
Lelah tiada mungkin hilang
Lapar akan motivasi sedikit berkurang
Aku katakan aku anak pejuang
Biarlah aku tiada pulang sebelum jadi pemenang.
Sinar rembulan rumanya datang
Malam itu tenang tiada tanda perang
Mungkin bintang berhamburan di angkasan sana tanda senang
Satu buku habis kubaca
Satu kesempatan habis terlewatkan
Satu kata tiada kulupa
Aku ini nyata buka maya
Kumelangkah tiada arah
Sesaat sampailah aku pada teras rumah
Aku duduk pasrah berselonjoran di atas tanah.
Sunyi tiada lagi
Serangga malam bersorak ria
Memuja keindahan dewata purnama
Diiringi pengikut yang bertebaran dimana-mana
Buayan angin malam menyapu rambutku
Mengelus muka hingga aku terlena
Ragaku berbaring seketika
Ditaman yang tiada bunga
Indahnya langit malam memanjakan mata
Hingga aku terlena hingga lupa akan luka
Rasa kantuk kian menghampiri
Buayan malam itu menggoda bermanja
Di atas rumput aku tertidur dengan sejahtra.
Sialu cahaya dari jendela
Menampar muka dengan sengaja
Seketika mataku terbuka dengan sempurna
Mengingat indahnya malam yang aku rasa
Satu detik satu menit berlalu
Aku belum sadar sepenuhnya
Lamunanku absorud kemana-mana
Hingga aku sadar apa yang terjadi sebenarnya
Mimpi indah kini malang terbuang oleh siang
Rupanya hari tiada senang aku absen juang
Mataku tertuju pada kertas yang ku isi tadi malam
Sungguh sayang ternyata aku ketidurn waktu kantuk datang