Sebagai penikmat makanan tradisional, belum lengkap rasanya bila belum mencicipi kuliner legendaris asli Yogyakarta bagian selatan, namanya Mangut Lele Mbah Marto. Mangut Lele Mbah Marto sangat terkenal menjadi makanan favorit nomer dua setelah Gudeg Yogya bagi wisatawan yang berwisata di Yogyakarta maupun bagi wisatawan domestik yang berasal dari Yogyakarta sendiri.
Mangut Lele Mbah Marto viral ketika ‘si pokoke maknyus’ Bondan Winarno datang berkunjung. Beberapa artis ibukota juga pernah berkunjung dan menikmati sajian khas kuliner Mangut Lele Mbah Marto, seperti Indro Warkop dan Bambang Pamungkas (BEPE).
Kuliner legendaris seperti apakah Mangut Lele Mbah Marto itu? sehingga pernah viral dibicarakan semua orang dan menjadi tempat favorit bagi orang yang hobi makan.
Mangut Lele Mbah Marto merupakan kuliner lauk berupa gulai ikan lele asap pedas. Tetapi unik dalam beberapa hal, seperti lokasi yang berada di tengah permukiman kampung, atraksi memasak dan menyajikan bisa dilihat secara langsung di dapur milik Mabah Marto, tekstur ikan lelenya tidak hancur walaupun dimasak dalam waktu cukup lama, rasa Mangut Lelenya begitu menyengat lidah dan mulut bahkan sampai hidung dan mata terutama bagi orang yang tidak suka dengan pedas.
Kalau anda tidak percaya silahkan ketik ‘Mangut Lele Mbah Marto’ di mesin pencari google maka akan muncul beberapa berita/artikel dari media daring, kalau saya hitung-hitung ada kurang lebih tiga puluhan media daring, seperti food.detik.com, gudeg.net, kompas.com, tribunnews.com, mediaindonesia.com, piknikdong.com, guideku.com dan lain sebagainya.
Atau bisa anda lihat di youtube terdapat beberapa channel youtube seperti Evan Media, Masak Yuk, Redaksi Trans 7, Mbok Midut, Farida Nurhan, Kang Pardi, BEPEZO dan lain sebagainya. Anda akan memperoleh sedikit gambaran tentang tempat makan, wujud fisik Mangut Lele, bagaimana cara memasaknya, bagaimana rasanya dan keunikan- keunikan lainnya yang terdapat dalam seluk beluk kuliner legendaris Mangut Lele Mbah Marto ini.
Menurut saya ada beberapa keunikan yang saya temui ketika berkunjung dan menikmati kuliner legendaris Mangut Lele Mbah Marto dari Nengahan ini. Berikut keunikannya:
1. Pemandangan dan Suasana Warung
Pemandangan dan suasana warung makan Mangut Lele Mbah Marto yang berada ditengah-tengah permukiman sebuah kampung dan sedikit ‘ndelik’ (agak tersembunyi).
Secara geografis warung makan tersebut-sekaligus digunakan sebagai rumah huni dari Mbah Marto-berada di tengah-tengah perkampungan warga berlokasi di Kampung Nengahan RT 04 Padukuhan Ngireng-ireng Kalurahan Panggungharjo Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sehingga wajar saja, untuk menjangkau warung ini harus melewati rumah-rumah warga dan menyusuri gang-gang kecil yang tidak bisa dijangkau oleh mobil sehingga parkir mobil berjauhan dengan tempat makan dan dari tempat parkir ke tempat makan memaksa harus jalan kaki. Berbeda dengan warung makan yang tempatnya strategis di pinggir jalan raya atau di kota sehingga mobil bisa menjangkau sampai di depan warung makan yang dituju.
2. Atraksi Memasak Secara Langsung
Pembeli diperlihatkan atraksi memasak secara langsung karena Mbah Marto menggunakan model layanan ‘open kitchen’ atau membuka rahasia dapur tradisionalnya yang masih menggunakan tungku kayu bakar kepada pembeli dan pembeli dapat mengambil menu sendiri tergantung pada kesukaannya masing-masing. Juga sensasi aroma sangit atau smoky asap dari lele yang sudah di bakar atau dari kayu bakar yang bercampur dengan aroma gurih dan lezat yang menyengat hidung. Berbeda dengan warung makan atau restoran lain yang merahasiakan dapur umumnya.
3. Bahan Baku Segar
Lele yang dipilih adalah lele yang ukuran sudah besar yang masih fresh dan masih hidup, kemudian lele yang sudah dibersihkan kotorannya selanjutnya ditusuk bambu barulah dibakar atau diasap terlebih dahulu di atas tempat pembakaran selama satu setengah jam sampai kering, selanjutnya baru dimasak mangut. Bahan baku lainnya : santan, cabai, bawang merah, bawah putih, lengkuas, kunyit, dan garam. Bahan bakunya sangat tradisional dan sangat alami/natural tanpa ada bahan pengawet sedikit pun. Tidak menggunakan bumbu kemasan seperti yang digunakan oleh rumah makan atau restoran lain.
4. Cara Memasak
Cara memasaknya menggunakan tungku kayu bakar dan secara terbuka dapat dilihat oleh pembeli. Cara memasaknya adalah bumbu digonso terlebih dahulu kemudian diberi santan, setelah santan mendidih barulah dimasukkan lele asap. Kemudian ditunggu beberapa menit sampai bumbunya meresap semua ke Mangut Lelenya. Ciri khas dari Mangut Lele Mbah Marto selain lelenya yang di asap atau di bakar adalah rasa pedasnya yang begitu menyengat di lidah dan mulut penikmatnya.
5. Profil Juru Masak
Icon Mbah Marto, yang bernama lengkap Martodiryo atau dengan sebutan Marto Gowok, adalah simbok-simbok ndeso (ibu-ibu desa) yang selalu di kangeni masakannya oleh orang-orang kota. Sehingga nama Mangut Lele Mbah Marto sudah melekat sejak tahun 1960-an. Walaupun masakan orang ndeso tetapi rasanya tidak kalah dengan masakan chef-chef terkenal. Berbeda dengan rumah makan atau restoran ynag menggunakan chef/koki prosfesional tetapi terkadang tidak familier dengan lidah orang desa.
6. Cara Penyajian Menu
Menu masakan yang sudah siap santap di letakkan dalam bangkom besar yang ditata diatas amben (balai-balai bambu). Tata saji seperti sangatlah unik, dan tidak akan dijumpai pada warung makan atau restoran yang besar. Pembeli diberi keleluasaan untuk memilih menu yang disukai, bisa mengambil sendiri masakannya atau diambilkan oleh yang melayani.
Dahulu Mbah Marto selain ikut memasak juga ikut melayani. Saat ini, Mbah Marto hanya duduk manis, sesekali melayani tamu yang mau berfoto dengan Mbah Marto. Sesekali membantu menghaluskan tusuk lele dari bambu yang digunakan untuk membakar lele. Semoga kuliner legendaris Mangut Lele Mbah Marto dapat menginspirasi kuliner - kuliner tradisional lainnya agar menjadi terkenal di nusantara.