Bagaimana caramu menghabiskan waktu selama PPKM Darurat? Beres-beres rumah? Maraton nonton film? Atau membaca buku?
Nah, ada kabar baik buat kamu yang suka membaca. Gramedia Digital sebagai salah satu platform penyedia ebook memberikan diskon 20 persen untuk semua produknya, baik itu e-book, e-magazine, maupun e-paper. Promo ini berlaku hingga 31 Juli.
Jika kamu bingung dalam memilih bacaan, berikut ini 6 rekomendasi novel dan kumpulan cerpen untuk mengisi hari-harimu selama PPKM Darurat.
1. Menghardik Gerimis - Sapardi Djoko Damono
Buku kumpulan cerpen ini berisi 38 cerita yang disajikan dalam gaya khas Pak Sapardi, puitis dan penuh metafora. Buku ini cocok untuk pembaca yang tidak tahan dengan buku-buku tebal karena ceritanya hanya satu-dua halaman, bahkan ada yang satu paragraf.
Salah satu cerpen yang menarik berjudul "Menghardik Gerimis". Menceritakan seseorang yang mencintai hujan, tetapi membenci gerimis. Ia tidak suka gerimis karena gerimis selalu jatuh pelan-pelan, diam-diam, tidak memberi tahu dan dengan licik membasahi lantai. Ia suka hujan karena kalau jatuh bilang terus terang dan jelas suaranya, tidak membuatnya terpeleset.
Sama seperti kebanyakan puisi Pak Sapardi, cerpen-cerpen dalam buku ini juga bercerita tentang alam dan benda-benda mati. Misalnya dalam cerpen "Kalender dan Jam" yang menceritakan perdebatan dua benda tersebut tentang hakikat waktu. Kalender meyakini waktu itu fana, disobek, dan berkelebat begitu saja, tidak bisa dikembalikan lagi.
Namun, jam berpendapat lain. Baginya waktu itu abadi, karena walaupun berpindah dari satu angka ke angka lain, waktu tetap saja berputar pada porosnya. Kalender dan jam berdebat sepanjang hari.
2. Yang Diacak-acak Seprai, yang Berantakan Hati - Faizal Reza
Buku ini terdiri dari 27 cerpen. Semuanya bertema percintaan. Mulai dari patah hati, jatuh hati, cinta yang manis, hingga yang berantakan.
Bagi kamu yang sibuk dan sering tidak sempat meluangkan waktu, buku yang satu ini sangat cocok untuk dibaca karena cerpen-cerpennya tidak panjang. Buku ini dapat dibaca dalam sekali duduk, atau bahkan lebih cepat dari itu.
Gaya bercerita Faizal Reza dalam buku ini sangat menakjubkan, membuat pembaca penasaran bagaimana endingnya.
3. Surat Untuk Ruth - Bernard Batubara
Bagi kamu yang suka membaca cerita cinta, Surat Untuk Ruth mungkin cocok buatmu. Novel ini berisikan surat-surat yang ditulis oleh Are (tokoh aku) kepada seorang perempuan bernama Ruth.
Are jatuh hati pada Ruth meski belum lama berkenalan. Ia menyukai aroma misterius Ruth. Namun, kebersamaan mereka tidak berlangsung seperti yang diharapkan Are karena kehadiran seseorang dari masa lalu Ruth yang tiba-tiba muncul kembali.
Novel ini disajikan dalam narasi yang menyentuh, sehingga pembaca akan ikut terhanyut dalam emosi yang dirasakan Are terhadap Ruth, dan sebaliknya.
4. Metafora Padma - Bernard Batubara
Masih dari penulis yang sama, buku kesembilan Bernard Batubara ini berisi 14 cerpen yang akan membuatmu bergidik sekaligus geleng-geleng kepala saat membacanya. Bara bahkan mengawali kumpulan cerpen ini dengan adegan mengerikan; sebuah tubuh tergeletak di tengah jalan, kepalanya terpisah sejauh lima meter.
Metafora Padma banyak mengangkat tema kekerasan dan kerusuhan dengan latar masa orde baru, meski pada beberapa cerpen tidak disebutkan secara jelas waktunya. Selain itu, ada juga sebagian cerpen yang bertema percintaan. Bara menuliskannya dengan cara yang unik dan imajinasi yang liar sehingga pembaca dibuat tak habis pikir membacanya.
5. Salam Terakhir Sherlock Holmes - Sir Arthur Conan Doyle
Buku klasik karya Sir Arthur Conan Doyle ini berisi delapan cerpen kriminal yang menampilkan tokoh fiktif Sherlock Holmes yang cerdas dan karismatik. Sejak terbit pertama kali pada 1917, buku kedelapan dari sembilan seri Sherlock Holmes ini terus dicetak ulang hingga sekarang.
Kasus-kasus yang dihadapi sang detektif dituliskan dengan menarik dan menegangkan dalam sudut pandang sahabat sekaligus rekannya, Dr. Watson. Deretan panjang kisah mengerikan itu diawali dengan undangan aneh dalam "Petualangan di Wisteria Lodge". Ketegangan berlanjut dalam cerita-cerita lainnya mulai dari penghuni kamar misterius hingga pencurian rancangan kapal selam.
Kumpulan kasus rumit ini ditutup dengan apik dalam kepiawaian Holmes menyamar sebagai agen mata-mata Jerman dan melucuti rencana-rencananya. Berbeda dari tujuh kasus sebelumnya, yang satu ini ditulis dengan sudut pandang orang ketiga. Conan Doyle memberinya judul "Salam Terakhir: Penutup Semua Kisah Sherlock Holmes."
Buku bagus ini sangat sayang untuk dilewatkan bagi siapa pun yang gemar dengan cerita-cerita misteri dan kriminal.
6. Fahrenheit 451 - Ray Bradbury
Novel Distopia karangan Ray Bradbury ini terbit pertama kali tahun 1953. Mengambil latar waktu di masa depan, Fahrenheit 451 menceritakan seorang petugas kebakaran bernama Guy Montag. Pekerjaan Montag bukanlah memadamkan api, tetapi mengobarkannya. Ia dan teman-temannya bertugas untuk membakar rumah-rumah yang menyembunyikan buku, karena buku merupakan sumber dari segala kekacauan.
Suatu hari sepulang bekerja, Montag bertemu remaja perempuan bernama Clarisse. Percakapan singkat mereka membuat Montag berpikir ulang tentang pekerjaan yang telah digelutinya lebih dari satu dekade. Ia tidak bahagia. Sesungguhnya, Montag juga menyembunyikan buku-buku di dalam rumahnya.
Novel yang sarat kritikan ini nyatanya masih relevan dibaca hingga kini meskipun sudah terbit sejak lama sekali. Fahrenheit 451 menggambarkan dengan baik apa yang terjadi jika kebebasan berpikir dan berpendapat tidak lagi dimiliki. Informasi apa pun datang dari satu arah dan tak ada yang membantah, semua sepakat menyetujuinya. Novel ini juga menceritakan nasib bagi orang-orang yang membelot— orang-orang yang tetap berpikir dan membaca— yaitu disingkirkan, dikucilkan, dan tidak dianggap sebagai bagian dari masyarakat.
Itulah 6 buku yang dapat kamu baca di Gramedia Digital, tentunya dengan harga promo yang tidak menguras dompet. Kamu juga bisa memilih paket langganan jika ingin harga yang lebih murah lagi.