Budi Darma, Sang Maestro Sastra Indonesia yang Kini Telah Tiada

Tri Apriyani | Filsa
Budi Darma, Sang Maestro Sastra Indonesia yang Kini Telah Tiada
Budi Darma (Instagram/budi.darma2504)

Dunia sastra Indonesia kembali dilanda kabar duka. Setelah sebelumnya Sapardi Djoko Damono, kali ini sang maestro sastra kondang Budi Darma harus pulang ke Rahmatullah pada Sabtu, (21/8/2021) pukul 06.00 WIB di RS Islam Ahmad Yani, Surabaya, Jawa Timur. Meninggalnya sastrawan hebat Indonesia tentu menjadi kabar yang pahit bagi pencinta sastra di Indonesia, utamanya Civitas Akademika Universitas Negeri Surabaya.

Profil Budi Darma

Budi Darma lahir pada tanggal 25 April 1937 di Rembang. Pria berusia 84 tahun itu sebelumnya mengabdi sebagai guru besar di FPBS Universitas Negeri Surabaya. Beliau merupakan anak keempat dari enam bersaudara dari keluarga yang sederhana. Ayahnya adalah seorang pegawai kantor pos yang seringkali bertugas dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Karena itulah dahulu Budi Darma selalu berpindah-pindah kota. Budi Darma berhasil menyelesaikan pendidikannya di Jurusan Sastra Barat, Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM) pada tahun 1963 dan mendapatkan Bintang Bakti Wisuda.

Beliau juga mengenyam pendidikan di Universitas Hawaii di Honolulu pada tahun 1970 hingga 1971, kemudian beliau meraih gelar MA dari Universitas Indiana, Bloomington pada tahun 1976, dan kemudian meraih gelar Ph.D yang juga dari Universitas Indiana pada tahun 1980. Budi Darma juga pernah menjabat sebagai Visiting Research Associate di Universitas Indiana. Hal ini membuat nama Budi Darma diabadikan dalam Who's Who in The World dan Ensiklopedia Pengarang Indonesia.

Karya-karya Budi Darma

Budi Darma mulai menulis pada tahun 1968. Tulisan-tulisan dari tangan Budi Darma menghasilkan karya sastra seperti Novel, Cerpen, Esai atau Makalah. Hingga detik ini ada sekitar delapan bukunya telah terbit yang meliputi:

Novel
1. Olenka (1983)
2. Ny. Talis (1996)
3. Raflus (1998)

Cerpen
1. Orang-Orang Bloomington (1981)

Esai
1. Solilokui (1983)
2. Sejumlah Esai Sastra (1984)
3. Harmonuium (1995)
Serta ada satu karya lagi berjudul Kritikus Adinan yang diterbitkan pada tahun 2001 oleh Bentang Budaya yang kemudian diterbitkan ulang oleh Bentang Budaya pada tahun 2017.

Prestasi Budi Darma

Pemerintah Kota Surabaya memberikan penghargaan kepada Budi Darma sebagai Warga Surabaya Berprestasi di bidang kesastraan sebanyak dua kali berturut-turut yakni pada tahun 1987 dan 1988 oleh walikota madya Surabaya saat itu, Dr. H. Purnomo Kasidi. Kemudian beliau juga mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai Warga Prestasi Seni oleh Gubernur Jawa Timur. Tidak hanya dirinya yang meraih penghargaan, sejumlah karyanya juga turut mendapatkan penghargaan salah satunya adalah novelnya yang berjudul Olenka. Olenka (1983) mendapatkan penghargaan pertama dari Sayembara Mengarang Roman DKJ (1980).

Penghargaan lainnya yang diraih oleh Budi Darma:

1. Penghargaan Sastra Dewan Kesenian Jakarta (DKJ)
2. Anugerah Seni Pemerintah RI
3. SEA Write Award
4. Menjabat sebagai Chief Editor Modern Literature of ASEAN terbitan dari COCI (Committee on Cultural Information) ASEAN (2000).

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak