Jangan Dipendam Sendiri, Ini 5 Rekomendasi Film Tentang Kesehatan Mental

Hernawan | Funcrev Id
Jangan Dipendam Sendiri, Ini 5 Rekomendasi Film Tentang Kesehatan Mental
Petikan trailer film Joker [Youtuber/Warner Bros Pictures]

Merasa banyak pikiran karena tugas-tugas maupun pekerjaan menumpuk adalah hal yang sangat wajar bagi manusia. Namun, jangan sampai hal tersebut membuat kamu menjadi merasa terbebani, bahkan sampai depresi. Sesekali menyalurkan unek-unek yang kamu rasakan kepada orang-orang di sekitar rasanya bukan lagi sesuatu memalukan.

Sebab, setiap manusia pasti memiliki kegelisahannya sendiri. Jika sedang merasa pikiran sedang kurang baik, kamu dapat menyalurkannya ke berbagai hal, baik itu berbagi perasaan kepada orang lain, melakukan hobi, bahkan sekadar menonton film tentang apa yang sedang kamu rasakan.

Berikut rekomendasi film tentang kesehatan mental yang mungkin bisa sedikit membantu meringankan pikiran kamu.

1. Joker (2019)

Masih ingat dengan penjahat yang satu ini? Film bergenre psychological thriller ini dulu sangat ramai diperbincangkan saat pertama kali hadir di layar bioskop.

Ceritanya berpusat pada Arthur Fleck, seorang pria penderita pseudobular affect yang sering diperlakukan tidak baik oleh orang-orang di kota tempat tinggalnya. Pseudobular affect sendiri adalah gangguan langka di mana penderitanya akan banyak merespon hal-hal yang terjadi dengan tertawa terbahak-bahak hingga kehilangan kontrol.

Arthur mengalami kekerasan, penolakan, dan kejadian buruk lain. Dia juga sering dipermalukan. Sebab sudah tidak tahan dengan kondisi mentalnya yang semakin kacau, akhirnya Arthur mulai bertindak tidak wajar.

Dari film ini tentu ada banyak sekali pelajaran yang bisa dipetik, salah satunya adalah untuk tidak membiarkan kondisi mental memperburuk kita secara perlahan.

2. All the Bright Places (2020)

Film yang dapat kamu saksikan melalui platform streaming Netflix ini juga banyak sekali pelajaran. Film keluaran Netflix bergenre drama romantis ini menceritakan tentang gadis SMA bernama Violet. Ia mengalami trauma akibat kecelakaan yang membuat kakaknya meninggal.

Kemuraman Violet perlahan sirna berkat teman satu sekolahnya yang bernama Finch. Akan tetapi, pada akhirnya semua orang punya deritanya sendiri. Violet berhasil ceria lagi, namun tak tahu bahwa diam-diam Finch menderita gangguan bipolar, akibat kekerasan fisik yang dilakukan ayahnya sewaktu kecil. Sampai suatu hari, Finch hilang kendali atas emosinya.

Film ini parut mendapatkan banyak atensi dikalangan anak muda, yaitu untuk tidak memendam semuanya sendirian.

3. The Perks of Being a Wallflower (2012)

Film drama romantis ini juga menceritakan tentang seorang dengan kepribadian introvert. Film ini juga mengangkat isu depresi, trauma, dan bullying di kalangan remaja.

Film ini menceritakan tentang anak laki-laki bernama Charlie yang baru aja kembali bersekolah. Banyak kejadian yang membuat kepribadian Charlie berubah. Kemudian dia akhirnya punya kesempatan untuk kenalan sama senior bernama Patrick dan Sam yang juga memiliki masa lalu yang kurang baik. 

Melalui film ini, kita bisa belajar bahwa kehadiran dan support dari orang terdekat sangat penting untuk kesembuhan mental seseorang. Untuk itu, kita wajib banget nih menjadi support system yang baik untuk orang-orang di sekitar kita.

4. A Silent Voice (2016)

Untuk pecinta anime film ini cocok banget menemani waktu kamu. A Silent Voice, atau Koe no Katachi, adalah salah satu film anime dengan rating tinggi yang kental akan pembahasan kesehatan mental.

Film ini tentang Shoya Ishida, anak yang semasa SD suka melakukan bullying kepada temannya yang tunarungu bernama Shoko Nishimiya. Sampai dia beranjak SMA, Shoya dan Shoko masih dihantui penyesalan dan kerap berfikir untuk melakukan percobaan bunuh diri.

Dari film ini, kita belajar bahwa bullying dapat berakibat buruk terhadap kesehatan mental korban, dan bahkan pelakunya juga.

5. Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini (2019)

Film bergenre drama keluarga ini mengisahkan tentang keluarga dengan tiga orang anak, di mana anak bungsunya, Awan, menjadi tokoh sentral dari film ini.

Selama hidupnya Awan merasa tidak diberikan kebebasan seperti kakak-kakaknya. Ia juga tidak tahu fakta tentang saudara kembarnya.

Di sisi lain, Angkasa, anak paling tua juga merasa tidak memiliki kebebasan dan selalu dituntut untuk menjaga Awan. Begitu pula Aurora si anak tengah, yang semakin merasa tidak diperhatikan sejak kehadiran Awan. Semuanya mengungkapkan perasaannya masing-masing dan menjadi klimaks dalam film ini.

Dari film ini, kita dapat banyak belajar untuk tidak selalu memendam semuanya sendirian. Ada kalanya kita membagikan apa yang sedang dirasakan untuk dimengerti orang sekitar.

Jadi, film tentang kesehatan mental mana yang menarik bagimu?

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak