Ulasan Film The Countess: Adaptasi Kisah Elizabeth Bathory yang Dijuluki Lady Dracula

Hernawan | Awalia Fitriyani
Ulasan Film The Countess: Adaptasi Kisah Elizabeth Bathory yang Dijuluki Lady Dracula
The Countess (IMDb)

The Countess merupakan film bergenre historical, crime, thriller yang tayang perdana pada 2009, di Festival Film Internasional Berlin ke-59. Film The Countess kemudian tayang kembali di Festival Film Cannes 2010. Film ini ditulis dan disutradarai oleh Julie Delpy, yang juga memerankan tokoh utama, Erzsebet Bathory, atau lebih dikenal dengan Elizabeth Bathory.

Film The Countess diadaptasi dari kisah Elizabeth Bathory, seorang bangsawan Hungaria yang menjadi serial killer dan korbannya mencapai 612 orang. Semua korban adalah gadis perawan berusia belia, serta seorang pendeta yang ia bunuh agar tidak membocorkan kejahatannya. Elizabet Bathory percaya bahwa darah gadis muda mampu mempertahankan kecantikannya.

Elizabeth selalu menyukai darah yang masih segar. Jadi, ia menyiksa para korban hidup-hidup untuk diambil darahnya, hingga mereka meninggal karena kehabisan darah. Tak tanggung-tanggung, Elizabeth bahkan menciptakan alat yang menurutnya mampu memaksimalkan proses ini. Hal tersebut dilakukannya untuk memastikan agar tak ada darah yang tersisa di tubuh korban dan terbuang sia-sia. Karena perbuatan kejinya, ia dinobatkan sebagai wanita terkejam di dunia.

Namun, tak sedikit pula sejarawan yang skeptis mengenai kebenaran kasus ini. Banyak yang beranggapan bahwa Elizabeth Bathory dijebak dan menjadi korban konspirasi dari Count Gyorgy Thurzo.

Sinopsis Film The Countess

Pada tahun 1560, Erzsebet Bathory lahir di keluarga Bathory. Barthory adalah keluarga bangsawan Hungaria. Ia merupakan putri dari jenderal Ecsed, George Bathory. Sejak usia dini, orang tua Erzsebet mengajarkannya untuk terbiasa menghadapi kekerasan dan kekejaman.

Menginjak usia remaja, Erzsebet memiliki seorang kekasih yang merupakan petani muda. Melalui hubungan ini, Erzsebet akhirnya hamil. Namun, orang tuanya tidak dapat menerima fakta tersebut dan segera mengambil tindakan pada kekasihnya. Ia dipaksa untuk menyaksikan dengan kedua matanya ketika sang kekasih disiksa secara brutal dan dieksekusi. 

Ketika bayi dalam kandungan Erzsebet lahir, sang ibu segera merampas anak itu darinya. Hal ini ia lakukan agar Erzsebet tidak bisa melihat anaknya lagi di masa depan.

Kemudian, Erzsebet menikah dengan Count (gelar bangsawan di negara-negara Eropa tertentu) Ferenc Nadasdy dan menjadi Countess (Istri dari Count). Mereka dikaruniai tiga orang anak. Setelah Nadasdy kembali dari Perang Utsmaniyah-Hungaria, ia meninggal karena penyakit yang dideritanya di luar negeri.

Erzsebet yang sekarang menjadi satu-satunya pewaris tanah milik suaminya segara meresmikan hak miliknya dengan meminta persetujuan Raja Habsburg, Matthias II. Matthias menyetujui dengan enggan karena ia memiliki hutang besar pada Countess.

Di sebuah pesta, Erzsebet bertemu dengan Istvan, putra dari Count Gyorgy Thurzo, yang berusia 21 tahun. Ia kemudian jatuh cinta padanya. Setelah satu malam kebersamaan, Istvan dipaksa oleh sang ayah untuk mengakhiri hubungan dengan Erzsebet dan menikahi putri seorang pedagang kaya di Denmark.

Namun di sisi lain, Erzsebet menganggap usianya yang kala itu 39 tahun sebagai penyebab kegagalan hubungannya dengan Istvan. Ia mengalami patah hati dan mentalnya terguncang.

Suatu ketika, seorang pelayan istana yang tengah membantu Erzsebet menyisir rambut tak sengaja menarik rambutnya. Erzsebet yang emosinya tidak stabil segera memukuli gadis pelayan itu hingga darahnya terciprat ke wajahnya. Ketika dirinya melihat ke cermin, wajah yang semula mengalami tanda-tanda penuaan mulai terlihat lebih muda.

Melalui kejadian ini, Erzsebet percaya bahwa darah gadis perawan dapat membuatnya awet muda. Kepercayaan ini semakin menjadi-jadi ketika seorang pelayan yang hobi “menjilat” bersikeras memuji Erzsebet dengan mengatakan bahwa kulitnya tiba-tiba jauh lebih halus.

Sejak saat itu, kekejaman Erzsebet dimulai. Ia menculik dan secara brutal menyiksa gadis-gadis muda untuk diambil darahnya.

Film The Countess sangat cocok bagi kamu yang menyukai genre thriller. Apakah kamu tertarik untuk menonton?

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak