Campur kode merupakan peristiwa peralihan kode dalam sebuah tuturan. Campur kode dapat terjadi pada tuturan masyarakat yang biasa menggunakan dua bahasa (bilingual atau dwibahasa) atau lebih. Dodit Mulyanto adalah salah satu penutur dengan beberapa bahasa. Hal tersebut ia tunjukkan dalam aktivitas stand up comedy dan konten-konten video pada channel Youtube miliknya.
Berikut merupakan transkrip tuturan yang menunjukkan peristiwa campur kode dalam konten video youtube dodit Mulyanto.
1. "Iki awak dewe iso memasak tiap hari, diprotoli sakmene dan seterusnya".
Dalam kata tersebut, peristiwa campur kode terlihat adalah campur kode berupa penyisipan klausa memasak tiap hari dan seterusnya. Penyisipan tersebut merupakan penyisipan Bahasa Indonesia dalam tuturan Bahasa Jawa. Dodit Mulyanto bermaksud menunjukkan bagaimana dia menggunakan bahan masakan yang ia tanam di belakang rumah untuk memasak sehari-hari dan cara memasaknya. Penyisipan klausa dilakukan sebagai bentuk kebutuhan untuk menjelaskan apa yang dimaksud dalam rangka mempermudah pemirsa untuk memahami tuturan yang disampaikan Dodit Mulyanto.
2 "Iki sek jam pitu wes koyo ngene rek, malam masih panjang".
Peristiwa campur kode dalam kalimat tersebut ditunjukkan oleh penyisipan klausa malam masih panjang. Penyisipan klausa tersebut merupakan penyisipan Bahasa Indonesia dalam tuturan Bahasa Jawa. Dodit Mulyanto bermaksud menyampaikan bahwa suasana malam seakan sudah sangat larut, padahal malam masih akan berlangsung lama. Penyisipan ini dilakukan karena faktor prestise yang ingin ditunjukkan Dodit melalui ungkapan hiperbolis.
(3) "Selamat pagi, hari ini kita akan otw sikatan".
Melalui kalimat tersebut, dapat diketahui bahwa campur kode dalam tuturan tersebut terletak pada penyisipan sufiks–an pada akhir kata sikat. Penyisipan yang terjadi kalimat tersebut adalah penyisipan afiks Bahasa Jawa pada kata Bahasa Indonesia. Dalam Bahasa Jawa, penambahan sufiks–an digunakan untuk mengubah kata benda menjadi kata kerja. Dodit Mulyanto menggunakan kata 'sikat-an' untuk menunjukkan kegiatan sikat gigi yang akan dia lakukan. Campur kode disebabkan oleh faktor kebutuhan menyampaikan bentuk yang lebih singkat dari suatu frasa.
4. "Iku dapurku, yang bawah untuk dapur, yang atas buat kamar koyo semacam homestay ngunu".
Kalimat tersebut menunjukkan peristiwa campur kode melalui penyisipan klausa "iku dapurku, kata koyo, dan kata homestay". Peristiwa campur kode pertama adalah penyisipan berupa klausa Bahasa Jawa dalam tuturan Bahasa Indonesia. Klausa "iku dapurku artinya itu dapurku", digunakan Dodit Mulyanto untuk menunjukkan dapurnya saat video vlog berlangsung. Peristiwa campur kode yang kedua juga merupakan sisipan kata Bahasa Jawa dalam Bahasa Indonesia berupa kata koyo yang berarti seperti.
Peristiwa campur kode ketiga dalam kalimat tersebut berupa kata bahasa Inggris dalam tuturan Bahasa Indonesia. Kata homestay memiliki arti rumah yang memiliki beberapa kamar untuk disewakan. Dodit Mulyanto menggunakan kata homestay untuk menjelaskan bentuk rumahnya yang ia ibaratkan seperti rumah yang disewakan kepada wisatawan di daerah pegunungan tempat dia tinggal. Penyisipan kata dalam kalimat tersebut digunakan sebagai bentuk kebutuhan akan kata pengganti dari benda yang tidak ditemukan padanannya dari bahasa asal.
5. "Dadi aku mau me-review tentang otopet yang aku beli di Korea".
Pada tuturan tersebut peristiwa campur kode terlihat dari penyisipan kata dadi dan review. Kata 'dadi' merupakan kata Bahasa Jawa yang berarti jadi. Kata ini disisipkan dalam tuturan bahasa Indonesia karena faktor kebutuhan menghasilkan tuturan yang lebih cepat dan spontan. Kata review adalah kata Bahasa Inggris yang berarti tinjauan atau ulasan. Kata ini disisipkan dalam tuturan karena faktor kebutuhan mempermudah tuturan. Dodit Mulyanto menggunakan kata review ketika ia akan meberi ulasan atau tinjauan mengenai cara penggunaan, kelebihan, dan kekurangan otopet yang ia beli.
(6) "Aku mau nge-review otopet elektrik, di sana oppa-oppa Korea numpak ngeneiki gak koyo wong kene".
Kalimat tersebut menunjukkan peristiwa campur kode berupa penyisipan kata review, oppa, dan klausan 'numpak ngene iki gak koyo wong kene'. Seperti uraian sebelumnya, kata review berarti ulasan atau tinjauan. Kata ini merupakan kata dari Bahasa Inggris yang disisipkan dalam Bahasa Indonesia untuk keperluan kemudahan tuturan. Kemudian kata 'oppa' merupakan kata dari Bahasa Korea yang berarti panggilan yang dipakai perempuan untuk laki-laki yang lebih tua dan memiliki hubungan dekat. Dalam tuturan ini, Dodit Mulyanto memakai kata oppa karena lebih mudah dipahami sebagai warga Korea khususnya laki-laki. Penyisipan kata ini disebabkan oleh faktor kebutuhan menyampaikan informasi secara singkat dan mudah dipahami. Invasi budaya Korea yang lebih banyak menyasar perempuan membuat kata oppa akan lebih mudah dipahami daripada menggunakan padanan lain yang umumnya digunakan oleh laki-laki yaitu kata hyeong. Selain itu, kata oppa dalam tuturan ini tak hanya mencakup laki-laki yang lebih tua dari Dodit Mulyanto, melaikan seluruh masyarakat Korea yang umumnya menggunakan otopet sebagai alat transportasi.
Penyisipan klausa 'numpak ngeneiki gak koyo wong kene' berarti naik yang seperti ini, tidak seperti orang sini. Klausa tersebut dipakai Dodit Mulyanto untuk menyampaikan bahwa otopet sangat lazim digunakan di Korea, tidak seperti di Indonesia. Sisipan klausa Bahasa Jawa ini digunakan untuk menunjukkan prestise Dodit Mulyanto sebagai orang yang memiliki otopet. Ia menganggap otopet tidak umum digunakan di Indonesia, sehingga ia merasa berbangga.
7. "Cara menggunakannya, ini tombol.... opo jenenge iki.. on-off... kemudian makenya itu disurung dulu".
Peristiwa campur kode dalam kalimat tersebut ditunjukkan melalui kata on, off, dan disurung serta klausa 'opo jenenge iki'. Klausa 'opo jenenge iki' merupakan klausa Bahasa Jawa yang berarti apa namanya ini? Klausa ini digunakan Dodit Mulyanto untuk mengungkapkan kebingungannya menyebut tombol yang ia gunakan untuk menyalakan dan mematikan otopet. Kata on dan off adalah kata Bahasa Inggris yang disisipan dalam tuturan Bahasa Indonesia. Kata on dan off dapat diartinya sebagai hidup dan mati.
Kata tersebut digunakan dalam konteks menyalakan atau mematikan sebuah mesin. Dalam hal ini, Dodit Mulyanto menggunakan kata tersebut untuk menunjukkan tombol yang digunakan untuk menayalan atau mematikan otopet miliknya. Kata 'disurung' dalam Bahasa Jawa memiliki arti didorong. Kata tersebut disisipkan dalam tuturan Bahasa Indonesia untuk mengungkapkan maksud cara penggunaan otopet yaitu didorong. Campur kode dalam kasus-kasus pada data ini menunjukkan peristiwa campur kode yang disebabkan oleh faktor kebutuhan untuk memperudah tuturan melalui ungkapan dari bahasa lain.
8. "Sebagai vlogger yang baik kamu harus punya skill ngungkal arit".
Kalimat tersebut menunjukkan campur kode berupa sisipan kata vlogger, skill, dan ngungkal arit. Dalam Bahasa Inggris, vlogger diartikan sebagai orang yang membuat konten video yang akan dimuat dalam kanal Youtube. Skill merupakan kata Bahasa Inggris yang berarti keahlian. Selanjutnya, klausa ngungkal arit adalah klausa Bahasa Jawa yang artinya mengasah sabit. Kata dan klausa tersebut digunakan Dodit Mulyanto untuk menunjukkan maksud yang hendak dia sampaikan bahwa seorang pembuat konten video harus memiliki kemampuan mengasah sabit untuk mencari rumput. Hal tersebut digunakan untuk memberi efek humor pada tuturannya.
Kesimpulan, dalam konten video di kanal Youtube Dodit Mulyanto, peristiwa campur kode yang ditemukan berupa penyisipan kata, frasa dan klausa. Kata yang disisipkan adalah kata-kata dari Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, Bahasa Inggris, dan Bahasa Korea. Penyisipan kata dalam tuturan-tuturan dodit mulyanto digunakan saat ia menjelaskan apa yang ia lakukan dalam vlog. Hal tersebut disebabkan oleh faktor. Pertama, faktor kebutuhan yaitu untuk mempermudah tuturan. Kedua, faktor prestise yaitu untuk menunjukkan status kedudukan Dodit Mulyanto.