Teknologi tidak dapat lepas dari kehidupan manusia. Sejak masa pra-sejarah, teknologi lekat dengan kehidupan keseharian manusia. Dari tujuh unsur kebudayaan, teknologi menjadi salah satunya. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian, sistem religi dan kesenian.
Sebagai bagian dari kebudayaan, teknologi saling berinteraksi dan memiliki resiporsitas dengan manusia. Teknologi merupakan ilmu terapan yang dikembangkan lebih lanjut dan memiliki perangkat keras serta perangkat lunak yang merupakan manifestasi kekuasaan terhadap alam, manusia dan kebudayaannya. Namun, apakah teknologi hanya seputar mesin? Tentu saja tidak.
Teknologi meliputi beberapa unsur yaitu alat-alat produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan perumahan, alat-alat transportasi serta alat-alat komunikasi. Sebagai bagian dari kebudayaan teknologi berfungsi untuk memudahkan manusia dalam melakukan kegiatan dan melindungi diri. Misalnya teknologi pakaian yang berfungsi sebagai alat untuk melindungi diri manusia dari kedinginan, Selain itu teknologi merupakan salah satu upaya untuk mempermudah manusia dalam memenuhi kebutuhan dan kepuasan nya.
Pada mulanya, manusia hanya menggunakan tubuhnya sebagai strategi untuk bertahan hidup. Namun, dengan berbekal bahasa dan pengetahuan yang semakin berkembang, manusia mampu memanfaatkan alat-alat untuk memudahkan hidup mereka. Mula-mula mereka menggunakan alat yang sudah tersedia di alam seperti batu, tulang dan kayu, tapi seiring berjalannya waktu mereka mampu mengolah logam dan merakit alat-alat sederhana. Semakin lama alat yang dirakit semakin rumit sehingga mengakibatkan perubahan radikal dalam kehidupan manusia dan dimulai dengan munculnya konsep Society 5.0 atau masyarakat 5.0 yang muncul pada tahun 2016, di Jepang.
Secara umum, masyarakat ini dikenal sebagai masyarakat super cerdas, di mana mampu mengintegrasikan ruang fisik dengan ruang cyber. Masyarakat 5.0 merupakan tatanan masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Melalui masyarakat 5.0 kecerdasan buatan yang memperhatikan sisi kemanusiaan akan mentransformasi jutaan data yang dikumpulkan melalui internet pada segala bidang kehidupan. Hal ini bermuara pada satu tatanan kearifan baru di dalam masyarakat. Tidak dapat dipungkiri, transformasi ini akan membantu manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna. Dalam masyarakat 5.0 ditekankan perlunya keseimbangan pencapaian ekonomi dengan penyelesaian problem sosial.
Berikut ini merupakan beberapa tahapan revolusi industry mulai dari 1-4 sebelum munculnya Society 5.0 :
- Masyarakat 1.0
Masyarakat 1.0 berkembang seiring dengan munculnya manusia pada periode prasejarah dan dikenal sebagai masyarakat pemburu atau peramu, ciri utamanya adalah hubungan yang berdampingan dengan alam.
- Masyarakat 2.0
Masyarakat 2.0 muncul setelah dikenalnya konsep pertanian. Melaluli pertanian, masyarakat berubah dari masyarakat memburu menjadi masyarakat agraris. Hal ini bermula pada 13.000 tahun sebelum masehi.
- Masyarakat 3.0
Perkembangan masyarakat secara pesat dimulai pada sekitar abad ke-18 yang berdampak pada perkembangan masyarakat industri atau masyarakat 3.0. Masyarakat mulai menggunakan mesin, listrik, otomatisasi, beragam transportasi dan juga produksi secara massal.
- Masyarakat 4.0
Pada akhir abad ke-20 muncul konsep masyarakat 4.0 ketika komputer dan teknologi informasi menjadi umum digunakan, masyarakat ini dikenal sebagai masyarakat informasi. Faktor yang mendorong munculnya Society 4.0 adalah perkembangan yang cepat dalam dunia teknologi terutama dengan munculnya Revolusi Industri 4.0.
Revolusi industri pertama dimulai sekitar tahun 1784 dengan penemuan mesin uap. Periode ini ditandai dengan mekanisasi industri dan penggunaan mesin-mesin bertenaga uap. Revolusi industri kedua dimulai sekira tahun 1870, revolusi ini ditandai dengan penggunaan tenaga listrik munculnya produksi dan perkembangan transportasi secara massif.
Revolusi industri ketiga dimulai pada tahun 1969 yang dikenal dengan istilah revolusi digital. Ciri utamanya adalah mulai dikenal otomatisasi penggunaan alat-alat elektronik dan juga penggunaan computer. Revolusi industri keempat berawal pada abad ke-21, pada revolusi ini dikenal istilah cyber-physical system yang merupakan integrasi antara physical system komputasi dan juga network atau komunikasi.
Jika kita cermati dalam 20 tahun terakhir perkembangan industri bergerak dengan sangat cepat yang akhirnya mengakibatkan munculnya masa disrupsi. Di bidang mata pencaharian beberapa pekerjaan akan hilang. Akan tetapi, akan muncul jenis pekerjaan yang baru. Perkembangan teknologi yang begitu pesat berdampak pada ketertinggalan masyarakat apabila mereka tidak mampu beradaptasi ini berdampak pada munculnya era disrupsi.
Disrupsi merupakan sebuah inovasi yang akan menggantikan seluruh sistem lama dengan cara-cara yang baru. Disrupsi berpotensi menggantikan pemain-pemain lama dengan para pemain baru, distrupsi juga menggantikan teknologi lama yang bersifat serba fisik dengan teknologi digital yang menghasilkan sesuatu yang benar-benar baru dan lebih efisien serta lebih bermanfaat. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan masyarakat perlu mengalami penyesuaian dengan perubahan zaman.
Beberapa pakar menyebut kemampuan ini sebagai keterampilan abad ke-21. (Charles Fadel) melihat beberapa framework dalam melihat keterampilan abad ke-21 yang meliputi keterampilan untuk kecakapan hidup dan karir, keterampilan dalam kecakapan belajar dan inovasi, serta kecakapan informasi media dan teknologi.