Pemanfaatan Teknologi Robot dalam Angkatan Kerja TNI, Bisa Mengurangi Jumlah Korban?

Ayu Nabila | Bima Alifian
Pemanfaatan Teknologi Robot dalam Angkatan Kerja TNI, Bisa Mengurangi Jumlah Korban?
Ilustrasi robot. (Shutterstock)

Penggunaan robot hingga saat ini memiliki opsi untuk membantu individu di berbagai bidang, terutama di daerah modern. Kecerdasan berbasis komputer (Kecerdasan Buatan) mengambil bagian penting dalam bidang mekanika tingkat lanjut karena memungkinkan robot untuk bergerak sesuai dengan perintah yang kita inginkan. Untuk mendorong alam semesta mekanika canggih lebih jauh, para analis mencoba membuat robot untuk melakukan berbagai jenis permainan dan permainan buatan manusia. Harapannya, robot dapat berperilaku seperti manusia dan suatu saat dapat dimanfaatkan secara lebih luas seperti di dunia militer.

Di bidang militer dan penanggulangan bencana, banyak pemikiran dan perkembangan muncul, sebagian besar bergantung pada dorongan kuat untuk mengurangi jumlah korban jiwa manusia dalam tugas militer. Dalam kebutuhan modern dan keluarga pada umumnya, pemanfaatan robot didorong oleh keinginan untuk menjadikan robot sebagai pengganti manusia untuk keperluan militer di lapangan  seperti adanya penggunaan  robot tempur. 

Penggunaan robot tempur dapat digunakan sebagai bantuan untuk TNI, khususnya Angkatan Darat, dalam melakukan penyerangan atau perisai pada tugas-tugas fungsional, seperti tugas-tugas berbahaya lainnya untuk menggantikan kapasitas kerja manusia. Untuk situasi ini kerangka kendali dapat menangani robot dari jarak jauh dengan (remote). Hal yang dapat membantu menyampaikan ekspedisi penyerangan dalam melakukan suatu misi sehingga regulator akan mengirimkan perintah dari jarak jauh ke battle robot untuk melumpuhkan musuh secara cepat, efektif, dan mengurangi kejadian malapetaka bagi angkatan kerja TNI dalam menyelesaikan tugas-tugas fungsionalnya.

Untuk mendukung tugas-tugas dari pada TNI, battle robot dilengkapi dengan senapan otomatis medium dengan tipe 7,62mm yang dapat dikendalikan secara fisik dan alami menggunakan remote, dapat membedakan objektif dari bayangan atau keadaan objektif dan penyetelan lengan terhadap objek sehingga lengan dapat mengimbangi perkembangan objek saat bekerja. Dalam mengimbangi perkembangan objek battle robot dibekali dengan sensor IMU tipe 6050.

Sensor tersebut memiliki komponen yang terdiri dari akselerometer dengan korespondensi konvensi informasi menggunakan I2C. Accelerometer digunakan untuk mengukur peningkatan kecepatan, membedakan dan mengukur (getaran),dan mengukur peningkatan kecepatan karena gravitasi. Sensor accelerometer memperkirakan peningkatan kecepatan karena pergerakan sensor objek yang di rancang supaya terhubung dengannya.

Untuk rancangan tata letak komponen, servo horizontal ditaruh di bagian tengah base plate atau plate dasar ke bagian bawah. Untuk servo vertikal, itu diatur di bagian tengah dan kiri turn plat robot. Untuk menyetel poros dan mempermudah penopang berputar, di bagian bawah juga di pasang, empat roda bebas  di bagian sudut putar pada robot. Dalam tata letak senjata dikaitkan dengan servo horizontal dengan bantuan bearing sehingga gerak senjata dapat disesuaikan dengan objek dan halus.

Sehubungan dengan desain bagian yang berbeda, misalnya kamera dipasang di bagian depan senjata. Hal ini bertujuan agar ketika sasaran teridentifikasi, senjata dapat menembak sasaran dengan tepat. Untuk Raspberry Pi diletakkan di bagian bawah senjata dan Arduino di bagian kanan senjata. Bagian yang berbeda, seperti driver mesin, regulator servo, mesin dc, dan baterai diletakkan di bagian bawah. Tujuan dari pembuatan robot ini adalah untuk menggurangi banyaknya korban jiwa.

Tahap akhir dari pembahasan ini, yakni menggunakan robot dengan kendali remot jarak jauh, agar menggantikan dan meringkankan beban personil TNI, khususnya angkatan darat.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak