Kasongan sebagai Wisata Edukasi: Kenangan Sekaligus Pengalaman yang Tak Terlupakan

Hernawan
Salah satu desa wisata di Jogja yang memiliki daya tarik tersendiri adalah Desa Wisata Kasongan. Kamu wajib ke sana!

Ketika mendengar kata Yogyakarta, orang-orang sering memanggilnya dengan sebutan Jogja. Tak heran kemudian mencuat kalimat “Jogja terbuat dari rindu” yang seakan begitu melekat. Kota yang cantik, penuh kehangatan, dan ramah tamah membuat beberapa orang yang pernah singgah ke kota Jogja akan selalu ingin kembali ke tempat ini.

Yogyakarta memang dikenal sebagai kota pelajar. Kota dengan segudang wisata dan keindahan alam. Mungkin selain kalimat “Jogja terbuat dari rindu”, kalimat “Jogja Istimewa” menjadi kalimat yang menggambar citra diri daerah istimewa ini.

Salah satu desa wisata di Jogja yang memiliki daya tarik tersendiri adalah Desa Wisata Kasongan. Desa ini terletak di Kabupaten Bantul, kurang lebih jika dari kota akan memakan waktu perjalanan 30 Menit.

Desa Kasongan memiliki daya tarik sebagai sentra kerajinan gerabah. Berbagai produk dari tanah liat seperti pot, celengan, guci, souvenir, dengan berbagai bentuk motif dari flora hingga fauna, bahkan satu set meja kursi dan wastafel untuk menghiasi sudut rumah dapat kamu temukan di tempat ini. Tidak hanya itu saja, kini berbagai produk lain seperti anyaman rotan, eceng gondok, bunga hias, topeng, hiasan berbahan kayu yang estetik turut meramaikan.

Kasongan bukan hanya desa wisata biasa. Kasongan adalah tempat wisata edukasi yang ramah bagi siapa saja. Anisa Febriyanti atau akrab disapa Peppy menceritakan bagaimana kisahnya melakukan perjalanan wisata edukasi ke kasongan bersama teman-teman sewaktu duduk dibangku SMA.

Gerabah kasongan (DocPribadi/Zahrah Salsabila)
Gerabah kasongan (DocPribadi/Zahrah Salsabila)

Pada Rabu (26/1/2022) Peppy menceritakan kisahnya. Saat itu ia bersama teman-teman dari ekstrakurikuler Entrepreneur Club melakukan kunjungan wisata edukasi ke Kasongan. Saat ditanya kenapa memilih kasongan sebagai destinasi tujuan, perempuan berusia 20 tahun yang kini seorang mahasiswa ini menjawab tertarik dengan sistem produksinya.

“Waktu itu, kita tertarik sama sistem produksinya. Kan satu desa memproduksi gerabah, berarti banyak sekali produsen di wilayah tersebut,” kata Peppy sambil mengerutkan dahi mengingat momen itu.

Peppy melanjutkan kisahnya. Ia menceritakan bagaimana suasana Kasongan lima tahun yang lalu. “Waktu itu akhir pekan, jadi lumayan ramai. Waktu sampai di sana suasana desanya khas banget! Kanan kiri beneran toko gerabah semua," ucap Peppy.

Ketika memasuki wilayah kasongan, kita benar-benar akan disuguhkan dengan berbagai kerajinan tangan yang indah dari masyarakat sekitar. Kerajinan tangan tersebut memanjakan mata kita, sampai-sampai membuat mata lapar ingin memborong segala pernak-pernik yang lucu.

Sesampainya di Kasongan, Peppy bercerita kegiatan apa saja yang ia lakukan. “Waktu sampai di sana, kita langsung menuju ke salah satu tempat produksi. Di sana dijelasin bagaimana proses pembuatan kerajinan tangan dari gerabah. Bahannya apa saja, alatnya apa saja, proses sebenarnya gimana. Di sana kita ga cuman mengamati tapi sekaligus praktik langsung bareng-bareng," terangnya.

“Waktu itu keliatannya gampang banget, waktu nyoba bikin sendiri ternyata gampang-gampang susah! Sudah bikin sesederhana mungkin jadinya tetap berantakan. Memang butuh skill dan kesabaran banget ternyata,” sambung Peppy melanjutkan cerita.

“Akhirnya kita bawa pulang tuh hasil kerajinan yang kita bikin sendiri. Bentuknya lucu banget, nggak berbentuk! Tapi gapapa buat kenang-kenangan hasil wisata dari Kasongan.” tutup Peppy

Berwisata ke Kasongan bisa dijadikan tujuan yang menyenangkan, menambah pengalaman, dan akan membekas di ingatan. Belajar bagaimana proses pembuatan kerajinan tangan dari awal, hingga berburu berbagai pernak-pernik hiasan serta pigura yang indah. Kasongan tidak hanya destinasi wisata gerabah. Kasongan adalah investasi terbaik untuk menciptakan momen bersama orang terdekat sekaligus menambah pengalaman.

Reporter: Zahrah Salsabila (Peserta Suara Community Institute Batch 1)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak