Belajar Bersyukur Lewat Buku "Untuk Apa Hidup Kalau Hanya Numpang Ngeluh?"

Ayu Nabila | Sam Edy Yuswanto
Belajar Bersyukur Lewat Buku "Untuk Apa Hidup Kalau Hanya Numpang Ngeluh?"
Buku "Untuk Apa Hidup Kalau Hanya Numpang Ngeluh?" (DocPribadi/SamEdy)

Mengeluh sudah menjadi wataknya manusia. Mengeluh itu terkadang refleks hadir dalam jiwa kita. Namun, bila sering mengeluh, itu tentu tidak baik. Bahkan dilarang, karena itu menandakan kita tak bisa mensyukuri kenikmatan yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita selama ini. Daripada banyak mengeluh, lebih baik belajar bersyukur lewat buku Untuk Apa Hidup Kalau Hanya Numpang Ngeluh?.

Ketika sedang tertimpa ujian hidup misalnya. Kita biasanya akan mengeluh. Hal terpenting yang perlu dilakukan saat kita mengeluh adalah segera beristigfar, memohon ampunan Tuhan, dan segera merenungi bahwa hidup tak seharusnya dihabiskan untuk mengeluhkan keadaan. Berusahalah untuk selalu mensyukuri kenikmatan Tuhan lainnya yang selama ini mungkin tak pernah kita sadari dan syukuri. 

Saat tertimpa ujian atau cobaan hidup, mestinya bukan keluhan yang dikedepankan. Tetapi berusahalah introspeksi diri. Jangan-jangan kita pernah melakukan kesalahan di masa lalu sehingga Tuhan memberikan ujian kepada kita. Selanjutnya berusahalah memperbaiki diri, dan tetap bersyukur dengan apa yang kita miliki saat ini.  

Perlu dipahami bahwa ujian hidup, sesungguhnya adalah untuk menguji seberapa kuat kita menghadapinya. Dalam buku Untuk Apa Hidup Kalau Hanya Numpang Ngeluh? Khalifi Elyas Bahar memaparkan, seseorang yang tidak pernah diuji tidak akan pernah diketahui seberapa besar kemampuan atau ketangguhannya. Akan tampak berbeda seseorang yang dibesarkan dalam perjuangan yang berat dengan orang yang dibesarkan dalam kemanjaan.

Orang-orang yang sudah terbiasa berjuang melawan kesulitan-kesulitannya cenderung lebih kuat dan tegar. Sebaliknya, bagi mereka yang besar dalam kemanjaan cenderung cengeng dan takut untuk berspekulasi. Proses dan pengalaman tidak akan pernah bohong. Ia memberikan ilmu langsung dan pasti bagi yang menjalaninya. Jadi, jangan bercerita kepahitan terhadap orang-orang yang sudah menikmati sebuah proses, ia jelas sudah pernah merasakannya sendiri (Untuk Apa Hidup Kalau Hanya Numpang Ngeluh? halaman 202).

Kita harus menyadari bahwa kesulitan hidup akan menambah pengalaman, wawasan dan ilmu. Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. Seseorang yang mau berpikir keras untuk menyelesaikan masalahnya akan terus berusaha dan tidak akan tinggal diam. Ia akan berpikir mencari solusi terbaik agar masalahnya cepat selesai (Untuk Apa Hidup Kalau Hanya Numpang Ngeluh? halaman 203).

Mudah-mudahan lewat buku Untuk Apa Hidup Kalau Hanya Numpang Ngeluh? (Diva Press, 2014) pembaca dapat merenungi bahwa hidup itu tak selayaknya dihabiskan untuk mengeluh dan mengeluh. Semoga ulasan ini bermanfaat.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak