Sebagaimana kita ketahui, keberadaan sekolah menjadi salah satu tempat untuk menimba ilmu pengetahuan. Sayangnya, terkadang di sekolah ada saja anak yang mengalami hal-hal tak menyenangkan. Penyebab pun beragam. Misalnya, ketika sebagian anak di-bully atau mengalami perundungan, dilecehkan, mengalami kekerasan fisik, atau sebab-sebab lainnya.
Mestinya, beragam persoalan yang dialami oleh anak di sekolah harus segera diusut tuntas oleh pihak sekolah. Agar anak bisa mendapatkan ketenangan saat belajar. Agar anak merasa tenang dengan pergaulan serta lingkungan yang nyaman dan aman di sekolah. Jangan sampai sekolah menjadi sarana bagi sebagian orang untuk bertindak semaunya, misalnya melakukan aksi kekerasan kepada anak-anak yang memiliki kepribadian lemah dan mudah ditindas.
Bicara tentang kasus kekerasan di sekolah, ada sebuah kisah menarik yang bisa dipetik hikmahnya dalam novel remaja berjudul Ghost in Summer karya Sarah Ann (terbitan Dar! Mizan, 2018). Dikisahkan, Edellyn dan Thirza adalah dua sahabat sekaligus siswi yang menimba ilmu di sekolah yang sama, tepatnya di Sekolah Delta yang berlokasi di Australia. Mereka berdua juga tinggal di kamar yang sama di asrama yang disediakan oleh pihak sekolah.
Saat libur panjang tiba, bertepatan dengan summer atau musim panas. Sebagian siswi pulang ke rumah masing-masing. Sementara sebagian lagi (dan ini hanya segelintir saja) memilih tinggal di asrama elite tersebut. Ada saja yang betah dan lebih memilih tinggal di asrama. Misalnya mereka yang rumahnya jauh, meskipun ada juga yang tidak pulang karena berbagai alasan pribadi lainnya. Edellyn dan Thirza termasuk siswi yang memilih tidak pulang.
Tak dinyana, justru di awal musim panas itu Sekolah Delta kedatangan siswi baru, pindahan sekolah lain di Amerika Serikat. Valma, nama siswi baru tersebut mendiami kamar 134 yang merupakan kamarnya Edellyn dan Thirza. Ya, karena kapasitas kamar asrama memang untuk tiga orang. Sementara kamar Edellyn dan Thirza baru diisi dua orang. Namun, kedatangan Valma kurang disambut hangat oleh Thirza. Tak heran, sebab Valma memang agak misterius. Seperti ada sesuatu yang sengaja disembuyikan.
Sebuah kejadian mengerikan menggemparkan Sekolah Delta. Dua siswi pada suatu hari ditemukan tewas mengenaskan dengan kondisi serupa; mengalami luka sayatan menyilang di kelopak mata kirinya. Dan, dua siswi tersebut salah satunya adalah Thirza. Kejadian mengerikan itu ternyata masih terus berlanjut. Teror maut di sekolah elite tersebut pun kian menjadi-jadi. Modusnya selalu sama. Kehabisan akal, Arlia selaku orang nomor satu di sekolah berasrama khusus putri itu mendatangkan banyak paranormal ke sekolah. Terlebih lagi, beberapa guru dan staf sekolah juga ikut menjadi korban.
Valma, siswi misterius yang sejak awal menyimpan sebuah rahasia itu akhirnya mulai bersikap terbuka kepada Edellyn. Ia lantas meminta Edellyn untuk menemukan ruangan rahasia yang ada di sekolah tersebut. “Kita harus menemui Miss Arlia. Beliaulah kunci mati semua masalah ini,” Valma berkata mantap. Sementara Edellyn berusaha memahami apa yang terjadi.
Kisah Valma, Edellyn dan gurunya, Arlia, dalam memecahkan kasus mengerikan di Sekolah Delta masih panjang dan berliku. Novel genre horor ini meninggalkan pesan atau pelajaran berharga yang bisa dipetik oleh pembaca. Misalnya pesan yang berkaitan dengan kawan dan lawan. Bahwa tidak ada kawan dan lawan yang abadi. Semuanya akan bertukar peran seiring waktu dan keadaan.