Mengenal Kritik Sastra dan Fungsinya bagi Karya Sastra

Ayu Nabila | Fachry Fadillah
Mengenal Kritik Sastra dan Fungsinya bagi Karya Sastra
Ilustrasi poetica-puisi (Pixabay)

Kalian tentu sudah tahu apa saja jenis-jenis karya sastra, mulai dari puisi, novel, novelet, cerpen, drama, esai, hingga kritik sastra. Kali ini, saya akan membahas mengenai salah satu karya sastra nonfiksi yakni kritik sastra. Adapun kritik sastra merupakan suatu penilaian terhadap sebuah atau beberapa karya sastra, yang dinilai atau ditanggapi oleh kritikus sastra dalam bentuk lisan maupun tulisan. Di bagian selanjutnya, akan dibahas apa itu kritik sastra berdasarkan harfiahnya. 

Kritik sastra adalah salah satu cabang ilmu sastra yang bertujuan untuk menghakimi karya sastra. Maksud dari menghakimi ialah 'mengadili' karya sastra untuk kemudian diputuskan apakah karya sastra tersebut layak dibaca atau tidak. Selain itu, kritik sastra juga berfungsi untuk mengkaji dan menafsirkan karya sastra secara lebih luas, dengan menggunakan pendekatan ilmu lain yang terkait, semisal sejarah, filsafat, biografi, sejarah sastra, dan lain-lain. Sebuah kritik sastra yang baik harus menyertakan bukti-bukti dan alasan-alasan berdasarkan pada data-data yang terdapat di dalam karya sastra, dengan begitu dapat dikatakan bahwa kritik sastra merupakan bagian dari karya sastra. 

Pada permulaannya, kritik sastra pertama kali diterapkan oleh dua orang Yunani yakni Xenophanes dan Heraclitus sekitar tahun 500 SM untuk mengecam keras seorang pujangga besar bernama Homerus yang sering bercerita tentang hal-hal yang tidak senonoh mengenai dewa-dewi. Adapun kata 'kritik' secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu krites yang berarti hakim, yang berasal dari kata krinein yang berarti menghakimi, dan kemudian berkembang menjadi kritikos yang berarti menghakimi karya sastra.

Pada khazanah sastra Eropa, kritik sastra baru muncul kembali pada abad ke-15 Masehi yakni pada abad pertengahan (Renaissance) oleh Julius Caesar Scaliger yang menulis buku poetica, setelah berabad-abad lamanya hilang dari perkembangan sastra Eropa modern. Sedangkan di Indonesia istilah kritik sastra sebenarnya bukan merupakan hasil tradisi masyarakat Indonesia.

Istilah kritik sastra baru dikenal luas oleh para sastrawan Indonesia pada abad ke-20, ketika pertama kali buku mengenai kritik sastra yakni Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Sastra karya HB Jassin terbit pada kurun waktu tersebut.

Adapun beberapa fungsi lain dari kritik sastra akan saya uraikan lebih jelas pada bagian ini, di antaranya ialah sebagai berikut:

1. Mengembangkan Ilmu Sastra

Berkembangnya kritik sastra tentu berpengaruh pada teori-teori yang ada dalam ilmu sastra. Dengan begitu, teori-teori ilmu sastra akan menyesuaikan dengan kritik sastra yang hadir pada zamannya. 

2. Mengembangkan Eksistensi Kesusastraan

Fungsi selanjutnya dari kritik sastra ialah mengembangkan eksistensi karya sastra di zamannya. Pada pengaruhnya ini, kritik sastra berperan terhadap sebuah karya sastra dengan menekankan aspek kritikan secara fungsional dan sensasional. 

3. Memberi Masukan Kepada Masyarakat Umum

Hasil analisis sebuah kritik sastra diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat umum mengenai sebuah karya sastra yang dijadikan sebagai objek. 

Itu tadi merupakan ulasan mengenai definisi, sejarah, aspek dan fungsi dari sebuah kritik sastra. Adapun sebagian referensi pada artikel ini bersumber dari Wikipedia. Itu saja yang ingin saya sampaikan, di akhir kalimat saya ucapkan terima kasih dan semoga bermanfaat. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak