8 Fenomena Alam yang Menandakan Telah Terjadi Perubahan Iklim di Bumi

Ayu Nabila | Ary Yulianto
8 Fenomena Alam yang Menandakan Telah Terjadi Perubahan Iklim di Bumi
Ilustrasi pemanasan global (Pixabay.com/ geralt)

Segala aktivitas manusia sehari-hari secara langsung akan berdampak pada lingkungan. Dampak dari aktivitas manusia pada lingkungan yang paling nyata dan mengkhawatirkan adalah pemanasan global. Pemanasan global adalah proses peningkatan suhu rata-rata di atmosfer, laut, dan daratan bumi. Pemanasan global diakibatkan dari meningkatnya polusi berupa karbon monoksida dan juga metana. Meningkatnya polusi ini mayoritas berasal dari aktivitas manusia sehari-hari.

Kebenaran telah terjadinya pemanasan global yang berarti juga terjadi perubahan iklim bumi dapat kita lihat dari fenomena alam yang terjadi saat ini. Melansir laman Worldatlas, berikut adalah delapan fenomena alam yang menjadi tanda telah terjadi perubahan iklim bumi.

1. Invasi beruang kutub

Pada awal tahun 2019, sebuah pemukiman kecil di kepulauan terpencil di Arktik Rusia, dihampiri 52 beruang kutub yang lapar. Mereka mencari makanan di pemukiman warga. Biasanya beruang kutub akan berkumpul di dekat pantai selatan Rusia pada saat musim dingin untuk berburu anjing laut. Namun, karena dampak pemanasan global, lapisan es pada laut dan pantai menipis membuat beruang kutub mencari makanan ke pemukiman warga.

2. Tingkat karbon dioksida yang memecahkan rekor

Diketahui pada tahun 2019, berdasarkan hasil pengukuran para ilmuwan, kadar karbon dioksida di atmosfer mencapai level tertinggi dalam sejak 800.00 tahun yang lalu. Sebagai perbandingan, selama zaman es kadar karbon dioksida di atmosfer sekitar 200 ppm. Kemudian pada periode interglasial, meningkat menjadi 280 ppm. Selanjutnya pada tahun 2019, Observatorium Mauna Loa di Hawaii mencatat kadar karbon dioksida di atmosfer mencapai 415 ppm.

Lalu, apa dampaknya jika atmosfer mengandung kadar karbon dioksida yang tinggi? Semakin tinggi kadar karbon dioksida di atmosfer, maka akan semakin meningkat suhu bumi yang selanjutnya berdampak pada perubahan iklim yang ekstrem. NASA berpendapat bahwa pembakaran bahan bakar fosil dan efek rumah kaca bertanggung jawab pada meningkatnya kadar karbondioksida di atmosfer. 

3. Permafrost Arktik menghilang lebih cepat

Berdasarkan hasil tangkapan citra satelit, lapisan permafrost yang berada di Arktik, Kanada mulai mencair. Padahal, para ilmuwan memperkirakan permafrost akan tetap membeku setidaknya dalam jangka waktu 70 tahun kedepan.

Lapisan permafrost itu sendiri adalah lapisan tanah yang membeku. Fenomena mencairnya permafrost merupakan berita yang mengkhawatirkan, karena para ahli iklim berpendapat bahwa suhu udara tidak akan cukup hangat untuk mencairkan permafrost paling tidak hingga tahun 2090.

4. Suhu Alaska menjadi lebih panas dari kota New York

Dikutip dari Timeanddate, pada 4 Juli 2019 untuk pertama kalinya dalam sejarah suhu di wilayah Anchorage, Alaska mencapai 32 derajat Celcius. Anchorage merupakan suatu kota yang terletak di Negara Bagian Alaska yang biasanya tertutup oleh salju.

Kota ini hanya berjarak 595 kilometer dari lingkaran Arktik. Dengan suhu yang mencapai 32 derajat Celcius, berarti suhu di kota Anchorage lebih panas dibandingkan dengan suhu di kota New York di waktu yang sama. Berdasarkan catatan sejarah, rekor suhu tertinggi sebelumnya di kota Anchorage terjadi pada 14 Juni 1969, yaitu suhu di kota tersebut mencapai 29 derajat Celcius.

5. Kebakaran Arktik terlihat dari luar angkasa

Pada akhir Juli 2019, Observatorium Bumi milik NASA berhasil menangkap gambar lebih dari 100 kebakaran hutan di Kutub Utara. Kutub Utara tercatat memanas lebih cepat dibandingkan dengan wilayah lain di dunia. Kebakaran terbesar yang pernah terjadi di wilayah Irkutsk, Krasnoyarsk dan Buryatia kemungkinan diakibatkan oleh sambaran petir. Kebakaran ini telah membakar lebih dari 1.295 km persegi area pada wilayah tersebut.

6. Lebih dari 200 rusa kutub mati kelaparan

Pada tahun 2019 telah dilaporkan lebih dari 200 rusa kutub mati kelaparan di pulau Svalbard, Norwegia. Rusa kutub ini mati kelaparan karena sumber makanan yang biasa mereka makan telah hilang disebabkan adanya perubahan iklim. Perubahan iklim membawa suhu yang lebih hangat bergerak ke wilayah Svalbard dan berdampak pada curah hujan yang lebih besar dibanding biasanya pada wilayah tersebut.

Setelah hujan lebat mengguyur wilayah tersebut, kemudian tanah yang tergenang air hujan tersebut membeku. Tanah yang membeku ini menyebabkan tumbuhan yang biasa menjadi sumber makanan rusa kutub tidak dapat tumbuh. Pada akhirnya kutub kehilangan sumber makanan, kemudian mati kelaparan.

7. Suhu di Juli 2019 merupakan yang terpanas sepanjang sejarah

Suhu di seluruh dunia pada bulan Juli 2019 mencapai rekor suhu tertinggi. Setidaknya suhu pada tahun tersebut masuk ke dalam lima besar tahun terpanas yang pernah tercatat dalam sejarah dunia. Negara-negara Eropa termasuk Belgia, Jerman, dan Belanda mengalami suhu ekstrim dengan dengan memecahkan rekor suhu terpanas pada negara tersebut, yaitu mencapai 40 derajat Celcius.

Selanjutnya kota Paris mencatatkan suhu terpanasnya pada suhu 42,6 derajat Celcius. Kondisi yang lebih parah terjadi di India, akibat suhu ekstrim ini terjadi kekeringan yang meluas yang menyebabkan jutaan orang pada negara tersebut hidup dengan air yang sangat terbatas.

8. Lebih dari setengah lapisan es Greenland mencair

Pada Juli 2019, lapisan es Greenland mencair dan menghasilkan 217 miliar ton air yang mengalir ke Samudra Atlantik. The Washington Post memberitakan sejak 2012 terjadi pencairan es besar-besaran, dan sebanyak 97% dari lapisan es Greenland mencair pada tahun itu.

Kemudian pada tahun 2019, 56% lapisan es telah mencair, dan suhu meningkat menjadi 15 - 20 Fahrenheit di atas rata-rata. Suhu ini lebih tinggi dibandingkan dengan suhu rata-rata pada tahun 2012. Pencairan es yang terjadi Juli 2019 cukup untuk menaikkan permukaan laut rata-rata global sebesar 0,5 millimeter, menurut The Washington Post.

Itulah delapan fenomena alam yang menjadi tanda telah terjadi perubahan iklim bumi. Sebelum menjadi lebih parah dan berdampak buruk pada kehidupan, marilah kita mulai dari sekarang untuk menghentikan atau setidaknya mengurangi segala aktivitas yang akan berdampak pada terjadinya pemanasan global.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak