Tugas penting manusia di dunia ini adalah beribadah kepada Allah Swt. Ibadah banyak ragamnya. Shalat, zakat, puasa, haji bila mampu, bersedekah, menolong orang lain yang kesusahan, bahkan melakukan beragam aktivitas yang mubah pun bisa dikategorikan ibadah bila diniatkan untuk beribadah.
Misalnya, pergi ke tempat wisata dengan niat untuk melihat bukti kebesaran Tuhan. Wisata laut misalnya, di sana kita akan melihat betapa air terhampar begitu luas seolah tanpa tepi. Betapa Allah Maha Serbabisa menciptakan segala sesuatu tanpa perantara. Makan dan minum juga termasuk ibadah bila diniatkan agar kita kuat menjalankan shalat atau agar kuat menjalankan ibadah-ibadah lainnya.
Dalam buku Rasulullah Way Of Life dijelaskan, keberadaan manusia di dunia hanyalah untuk mengabdi pada-Nya, ibadah pada-Nya, dan taat kepada-Nya. Dalam Al-Qur’an, Surat Adz-Dzuriyat: 56 dijelaskan, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
Berzikir juga termasuk ibadah yang mestinya menjadi kebiasaan umat Islam. Berzikir bisa dilakukan di mana saja. Jadi, tak hanya ketika sedang berada di musala atau masjid saja. Di rumah, di pasar saat sedang jualan, di tempat kerja, dalam perjalanan, kita bisa membasahi lidah dengan rangkaian zikir, baik itu dengan gumaman lirih atau cukup di dalam hati saja. Berzikir menjadi cara kita untuk terus mengingat dan mendekatkan diri pada Allah Swt.
Manfaat lain dari zikir ialah untuk meredam kegelisahan dan kekalutan hati. Muhammad Makmun Rasyid menjelaskan, ketika hati dan jiwa sedang diterpa rasa gelisah dan gundah gulana, maka obatnya adalah zikir. Ia tidak saja menghilangkan penyakit melainkan menebalkan keimanan dan menyucikan hati.
Lidah yang sering dibasahi oleh mengingat Allah maka buih-buih dan percikan-percikan negatif akan susah masuk untuk menyerangnya. Dalam salah satu bait populer disebutkan: “Melalaikan zikrullah (zikir kepada Allah) adalah kematian hati. Tubuh mereka adalah kuburan sebelum terbujur di kubur. Roh mereka berada di bilik-bilik badan. Namun tiada tempat kembali tatkala untuk kembali.”
Tema-tema beragam dan menarik yang dibahas oleh Muhammad Makmun Rasyid dalam buku Rasulullah Way Of Life terbitan Quanta (2017) ini bisa dijadikan sebagai motivasi agar kita selalu berusaha meningkatkan amal ibadah. Semoga ulasan ini bermanfaat.