Setiap kali membaca novel Tere Liye, aku seperti masuk ke dalam petualangan seru di buku itu. Imajinasi liarku hidup menikmati setiap rangkaian cerita yang tertulis. Salah satunya ketika membaca buku pertama serial Bumi ini.
Bermula dari kisah seorang remaja bernama Raib, usianya baru 15 tahun. Ia tumbuh di keluarga yang sangat hangat. Papa dan Mama Raib begitu baik, mereka sangat dekat. Sejak kecil, saat usianya baru 22 bulan, Raib dan orang tuanya sangat suka bermain petak umpet. Secara ajaib, Raib menutup wajahnya dengan kedua tangannya membuat dirinya susah ditemukan oleh papa dan mama. Ia tak menyadari bahwa dirinya benar-benar bisa menghilang. Sejak saat itulah ia tahu dan merahasiakan kemampuannya ini dari siapapun, termasuk papa dan mamanya.
Seiring berjalannya waktu, Raib tumbuh seperti remaja pada umumnya. Setiap hari rutinitasnya dari bangun pagi bersiap untuk ke sekolah, mengelus kucing kesayangannya, makan bersama papa dan mama, lalu berangkat ke sekolah. Tapi ia sering menggunakan kemampuan menghilangnya untuk menghindar dari pekerjaan rumah yang mamanya berikan. Atau iseng ingin mendengar percakapan orang tuanya, dan hal-hal sederhana lainnya. Ia tak tahu kenapa bisa melakukan hal ini, tapi dia menikmati itu. Sampai usianya 15 tahun, tidak ada yang tahu tentang hal istimewa yang disembunyikan Raib ini.
Di sekolah, Raib memiliki seorang teman dekat, namanya Seli. Setiap hari ia menghabiskan waktu bersamanya. Di kelas, di kantin, atau saat mengerjakan pekerjaan rumah. Sampai datang si pengacau dan menyebalkan Ali di tengah-tengah mereka. Karena suatu hal, mereka bertiga jadi makin dekat dan bersahabat, walau masih sama-sama suka menyebalkan. Ali inilah orang pertama yang mengetahui kemampuan menghilang Raib saat keduanya dihukum oleh guru Matematika, Miss Selena, di lorong kelas.
Suatu hari, ada kejadian mengerikan terjadi di sekolah. Tiba-tiba saja gardu PLN meledak dan tiang listrik ambruk akan menimpa Raib dan Seli yang ketika itu berada di kantin sekolah. Kabel-kabel listrik entah datang dari mana sudah berada di depan Seli dan Raib. Refleks Seli menangkap kabel-kabel itu dan membuat aliran listrik menuju ke tanah. Belum selesai dengan rasa takjub melihat kemampuan Seli, Raib juga tak kalah melakukan tindakan yang mengagetkan. Ia berhasil menghilangkan tiang listrik yang entah perginya ke mana hanya dengan teriakan "Hilanglah." Ali melihat kedua temannya sedang dalam bahaya mengajak Raib dan Seli ke aula sekolah. Dan dari sinilah petualangan seru itu dimulai.
Awal cerita dari novel ini memang masih terdengar biasa-biasa saja. Baru memperkenalkan tokoh-tokohnya, sedikit memberikan bocoran tentang istimewanya masing-masing tokoh. Baru di halaman 200+ pembaca akan dibawa ke dunia lain dengan petualangan seru seperti layaknya petualangan doraemon, nobita, dan kawan-kawannya. Tere Liye memang pandai sekali di bagian ini.
Imajinasi liar tentang dunia lain dimulai saat Raib, Seli, dan Ali tiba-tiba masuk ke lubang angin hitam dan membawa ketiganya ke sebuah ruangan. Ia bertemu dengan Ou, Vey, dan Ilo yang menemukan mereka bertiga di kamar Ou dengan keheranan. Dunia tempat mereka berada saat ini sangat aneh. Teknologi begitu canggih. Benda-benda bisa terbang, transportasi umum bisa melaju cepat dan bahkan ada jalur kereta bawah tanah. Ratusan kilometer di bawah tanah ada sebuah kota dan bangunan lengkap dengan berbagai fasilitas. Dan di atas awan ada bangunan-bangunan yang terbang berbentuk bulan. Ah imajinasi masa depan dengan kecanggihan teknologi benar-benar tergambar di sini. Entah dari mana Tere Liye bisa menuliskan cerita sebagus ini.
Serial ini sebenarnya masih berlanjut di buku-buku selanjutnya. Plot twist yang diceritakan di buku ini disebutkan ada 4 dunia yang hidup di dimensi yang berbeda dengan kita. Ada Klan Bulan, Klan Matahari, Klan Bintang, dan kehidupan manusia tanah di bumi yang dianggap rendah dari semua klan. Semua klan punya keistimewaan dan kekuatan. Nah, si Raib ini ternyata berasal dari Klan Bulan dengan kemampuannya yang bisa menghilang dan punya kekuatan super yang belum ia ketahui. Sedangkan Seli berasal dari Klan Matahari yang membuat dirinya bisa mengeluarkan aliran petir dari tangannya. Sedangkan Ali adalah manusia tanah yang tak punya kemampuan apapun seperti Raib dan Seli. Namun, Ali punya keistimewaan, semangat belajarnya yang menggebu, rasa penasaran terhadap sesuatu yang tinggi, dan ilmu pengetahuan luas yang dimilikinya ini menjadi juru kunci dan penyusun strategi dari petualangan seru yang akan mereka lakukan.
Keren bangetlah alur cerita di buku ini. Meskipun masih menggantung di akhir ceritanya, justru membuat para pembaca ingin tahu kelanjutan cerita di buku selanjutnya. Aku tak sabar ingin membacanya lagi. Baca Novel ternyata semenyenangkan ini. Lama tak membaca serial seru dari Tere Liye, nyatanya nagih pengen baca lagi dan lagi. Kalau kamu, sudah baca lengkap serial Bumi ini kah? Seru lho. Coba deh baca, sekali aja yang pertama. Pasti nagih pengen baca kelanjutannya. Next kita review buku serial selanjutnya ya Friends! Salam Literasi, jangan lupa baca buku setiap hari.