Sepak bola merupakan olahraga yang sangat memasyarakat dan digemari seluruh lapisan dunia. Oleh karena itulah, lahir banyak sekali kelompok suporter baik dalam skala nasional maupun berskala daerah. Kondisi ini pada akhirnya menciptakan fanatisme berlebih dengan potensi konflik dengan kelompok suporter lainnya. Brigata Curva Sud adalah salah satu kelompok suporter pendukung kesebelasan PSS Sleman yang mengusung upaya perdamaian dan meredam konflik antar suporter yang kini terus menghiasi persepakbolaan di Indonesia.
PSS Sleman berdiri pada 20 Mei 1976 di daerah Sleman, Yogyakarta. Pada mulanya, PSS Sleman memiliki suporter bernama Slemania yang bermarkas di tribun utara stadion dan memiliki puluhan ribu anggota. Namun, seiring berjalannya waktu terjadi perselisihan antara anggota Slemania. Perselisihan ini terjadi dikarenakan beberapa anggota Slemania mulai bermain politik.
Sekitar 60 anggota yang memberikan penolakan beranggapan bahwa sepak bola adalah permainan untuk semua kalangan, tidak perduli dengan pandangan politik yang dianut, latar belakang kebangsaan mereka dan dari mana dia berasal. Sehingga, 60 orang ini lantas memilih untuk mendukung PSS Sleman di tribun selatan dengan mengenakan pakaian hitam-hitam. Mereka menganut pemahaman Ultras yang berarti lebih atau berlebihan. Berlebihan ini dimaknai oleh mereka dengan cara mendukung PSS Sleman secara total. Kehebohan dan totalitas yang ditunjukan oleh Ultras PSS saat itu membuat kelompok supporter Slemania satu demi satu berpindah ke tribun selatan.
Brigata Curva Sud adalah satu di antara dua kelompok suporter PSS Sleman yang lahir pada 2010. Brigata Curva Sud memiliki arti tersendiri. Brigata memiliki arti sebagai pasukan dan Curva Sud berarti tribun selatan. Nama Brigata sendiri terinspirasi dari judul film yang mengisahkan perjuangan dan loyalitas kelompok suporter sepak bola. Sedangkan Curva Sud sendiri diambil karena posisi BCS saat mendukung PSS Sleman selalu berada di bagian selatan stadion Maguwoharjo.
Tercatat hingga kini BCS memiliki lebih dari 10.000 orang anggota dengan 335 komunitas suporter yang tergabung di dalamnya. Brigata Curva Sud dikenal memiliki semboyan No Leader Just Together. Meski tak ada pemimpin, bukan berarti tak ada aturan. BCS menerapkan aturan ketat bagi anggotanya. Dari wajib bersepatu, beratribut serba hitam, dilarang meniup terompet, sampai harus berdiri sepanjang pertandingan. Suporter BCS juga wajib membeli tiket pertandingan.
Brigata Curva Sud sendiri memanfaatkan hampir semua saluran komunikasi yang tersedia saat ini. Saluran komunikasi resmi yang digunakan BCS adalah sosial media seperti twitter @BCSxPSS_1976 dan instagram @bcsxpss.1976, website bcsxpss.com, majalah Curvasud Magazine, TV streaming Elja TV, Radio streaming Elja Radio, dan youtube channel Brigata Curva Sud.
Seiring berjalannya waktu Brigata Curva Sud mulai membangun toko merchandise yang diberi nama Curva Sud Shop. Curva Sud Shop biasa disingkat CSS / CSShop yang berdiri pada tanggal 15 Januari 2012 merupakan sebuah Toko Merchandise supporter bola milik dari Brigata Curva Sud yang bertujuan untuk menopang keuangan dari PSS Sleman.
Curva Sud Shop sendiri menyediakan berbagai macam barang seperti kaos, polo-shirt, hoodie, tracktop, bomber jacket, celana, topi, sepatu, gantungan kunci, stiker, mug, dan lain sebagainya. Kisaran harga yang ditawarkan di Curva Sud Shop sendiri berkisar dari Rp 5 ribu – 300 ribu. Curva Sud Shop sendiri menggunakan metode titip jual yaitu stakeholder diberi kebebasan untuk memproduksi barang sendiri namun harus sesuai dengan kualitas yang sudah ditentukan, kemudian barang tersebut dititipjualkan di CSS dengan 20% keuntungan digunakan untuk operasional dan royalti kepada PSS Sleman.
Hal lain yang disepakati didalam forum tersebut adalah tentang slogan atau tagline dari Curva Sud Shop yaitu Mandiri Menghidupi. Slogan tersebut berarti bahwa mendukung PSS itu tidak hanya ada di Sleman, mendukung PSS itu bisa ke luar kota, ke luar pulau dengan harapan mereka yang ada di luar Sleman tetap bisa mendukung melalui produksi yang nantinya akan di titip-jualkan di Curva Sud Shop. Dengan adanya produksi tersebut, keuntungan 20% dari penjualan merchandise digunakan untuk operasional dan untuk royalti yang akan diberikan ke-PSS Sleman.
Impian awal terbentuknya Curva Sud Shop sendiri adalah agar bisa menjadi sponsor di PSS Sleman. Selain itu, diharapkan bahwa Curva Sud Shop juga mampu menjadi sebuah alat perjuangan yang secara tidak langsung memperkenalkan Brigata Curva Sud yang akan mampu mendoktrin atau menjadi sebuah kampanye dalam membentuk sebuah identitas.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa apa yang dilakukan oleh Brigata Curva Sud termasuk dalam perilaku COATing and FASTing. Di mana fans berkontribusi langsung terhadap perkembangan team. Seperti ikut serta dalam keuangan team, dengan melakukan penjualan merchandise yang sebagian hasil dari penjualan tersebut disalurkan ke dalam keuangan team. Tidak hanya perilaku COATing and FASTing, tetapi terdapat perilaku BIRGing. Perilaku di mana setiap individu mengenakan atribut team atau memajang bendera di rumah atau suatu tempat.