Hidup di zaman sekarang ini tentunya memiliki banyak sekali tantangan dan rintangan. Hampir setiap orang berlomba menunjukkan bahwa dia adalah orang yang hebat. Bahkan, ada yang rela melakukan apapun agar ia disukai oleh orang lain.
Ada sebuah buku self improvement yang justru menyatakan bahwa kita harus berani untuk tidak disukai oleh orang lain. Buku karya Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga yang berjudul Berani Tidak Disukai ini mengusung pemikiran dari Alfred Adler, seorang psikolog pada abad ke-19.
Berbeda dari kebanyakan buku self improvement lainnya, di buku ini penulis justru menunjukkan bahwa kita tidak harus berusaha untuk disukai oleh orang lain. Berikut ini adalah beberapa hal penting yang bisa dirangkum dari buku best seller ini.
1. Masa lalu tidak menentukan masa depan
Teori dalam buku ini tidak setuju dengan pernyataan yang mengatakan bahwa masa lalu menentukan masa depan seseorang. Penulis menganggap bahwa yang menentukan masa depan adalah makna atau intrepetasi kita terhadap masa lalu itu.
Misalkan, ada seorang anak yang trauma karena ketika kecil pernah terjebak dalam ruangan gelap, lantas ketika beranjak dewasa ia selalu menghindari ruangan gelap. Makna yang diberikan oleh orang itulah yang menyebabkan ia takut pada gelap, bukan perisitiwa itu sendiri.
2. Hidup bukan kompetisi dengan orang lain
Hal kedua yang ditekankan pada buku ini adalah hidup bukan merupakan kompetisi dengan orang lain. Jika kita hidup terus mengejar ketenaran dan kesuksesan demi melampaui orang lain, kita hanya akan terus merasa berlomba dan tidak bisa bahagia menikmati hidup ini.
Makna sebenarnya dari hidup ini adalah berkompetisi dengan diri sendiri di masa lalu. Apakah kita sudah berhasil menjadi lebih baik daripada diri kita di masa lalu?
3. Fokus dengan urusan sendiri
Ada berbagai macam masalah yang saling tumpang tindih di dunia ini. Sebelum kita mencoba menyelesaikan masalah orang lain, cobalah untuk membereskan masalah kita sendiri terlebih dahulu.
Fokus dengan urusan sendiri merupakan salah satu penerapan keberanian untuk menjadi tidak disukai. Biarkan orang lain menilai kita, yang terpenting adalah kita fokus pada tujuan dan kebahagiaan sendiri.
4. Keberanian menjadi orang biasa
Tidak perlu berusaha terlalu keras untuk menjadi orang yang luar biasa, jika kita sendiri tidak menikmati prosesnya. Bukannya kebahagiaan yang kita raih, kita justru terus membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Tentu saja kita ingin hidup dengan bahagia. Daripada terlalu cemas mempersiapkan masa depan yang kita sendiri tidak tahu akan seperti apa, lebih baik nikmati momen saat ini, detik ini, ketika kita masih diberi kesempatan untuk bahagia, terlepas dari siapa kita saat ini.
Itulah empat hal yang bisa disimpulkan dari buku best seller terjemahan dari Jepang ini. Ada banyak sekali sudut pandang dan pemahaman baru yang bisa didapatkan dari buku ini. Dengan penyajian yang unik dan tidak biasa yaitu dalam bentuk percakapan antara seorang filsuf dan seorang pemuda, buku ini sangat tepat dibaca untuk meningkatkan pemahaman kita mengenai hidup yang damai dan bahagia.