Dalam hidup pastinya kita seringkali merasa sedih, marah, bahagia, kesepian dan perasaan-perasaan lainnya. Namun, pernahkah kita berpikir atau merenungkan, kenapa kita semua bisa merasakan perasaan-perasaan seperti ini dalam hidup kita? Dan apa yang menyebabkan perasaan-perasaan seperti ini kita rasakan!
Dalam buku yang berjudul 'Emotion for Success' karya Josua Iwan Wahyudi (Visi Press, 2010). Dijelaskan bahwa emosi adalah reaksi. Perasaan bukanlah sesuatu yang bisa muncul kapanpun secara independen. Dia adalah hasil reaksi dari sebuah pemicu. Hal ini memperjelas kita bahwa semua emosi muncul karena "adanya sesuatu". Di balik kemunculan emosi selalu ada alasan yang melatarbelakanginya. [ Halaman-27].
Emosi adalah netral. Banyak orang berpikir emosi itu sesuatu yang buruk. Apalagi mereka yang kesulitan menjinakkan rasa marah dalam diri mereka. Bahkan beberapa orang pernah berkata "Bisa nggak ya kalau emosi itu dihilangkan?
Tuhan memberi semua emosi dalam diri kita dengan tujuan tertentu. Semua emosi (termasuk marah, sedih, tertekan dan takut) pasti memiliki kegunaan. Itu sebabnya, emosi adalah netral. Semua tergantung bagaimana Anda mengelola dan memakainya. [Halaman-31].
Emosi adalah pesan penunjuk. Selalu ada pesan yang disampaikan oleh emosi. Selain pesan dari orang lain, emosi yang muncul dalam diri kita sebenarnya juga menyampaikan sesuatu kepada kita sendiri. Ketika kita marah, kita harus mulai sadar berarti ada sesuatu yang tidak berjalan sesuai dengan harapan kita. Ketika kita sedih, berarti ada sesuatu yang hilang atau terlukai dari dalam diri kita. Ketika kita takut, berarti ada sesuatu yang menjadi ancaman bagi kita. Kemampuan kita untuk "menyadari" adanya pasan ini membuat kita makin cerdas dalam mengelola emosi kita. [Halaman 32-33].
Disini penulis juga menguraikan bahwa, apa yang kita isi ke dalam otak kita sangatlah menentukan perasaan-perasaan yang muncul dalam diri kita. Makanya tidak heran kalau kita sering nonton acara-acara kriminal, maka kita jadi lebih curigaan, paranoid, dan ketakutan setiap kali melihat orang asing. Dan kalau kita suka nonton film-film hantu kita akan gampang takut kalau lagi sendirian dan berada di ruang gelap. Hal ini terjadi karena gudang data kita berisi hal-hal yang menakutkan, sehingga informasi cenderung akan di kaitkan pada data-data menakutkan tersebut. [Halaman-61].
Dari uraian penulis yang telah di paparkan dalam bukunya ini, saya jadi tersadar bahwa emosi adalah hal penting yang kita perlukan karena emosi, seperti yang di uraikan oleh penulis merupakan bentuk penyampaian pesan untuk tujuan tertentu. Dan emosi apapun yang kita keluarkan dalam diri kita nantinya akan tergantung dengan data yang masuk ke dalam pikiran kita. Oleh karena itu kita harus lebih selektif lagi dalam memasukan informasi dalam otak kita. Semoga bermanfaat!