Negara Indonesia menghadapi krisis bahan pangan yang menjadi bahan baku untuk pembuatan mie instan, yaitu gandum. Seperti yang kita tahu, penyebabnya adalah konflik yang terjadi antara Negara Ukraina dan Rusia. Sehingga produksi gandum dari sana pun terhambat. Negara lain yang biasanya menyumbang pasokan gandum ke Indonesia turut membatasi ekspor mereka ke Indonesia.
Karena berkurangnya pasokan gandum, ini berdampak pada kenaikan harga mie instan hingga 3 kali lipat. Tentunya ini sangat memberatkan masyarakat terutama anak kosan yang biasa mengkonsumsi mie instan di tanggal tua. Akan tetapi, sebenarnya masih ada bahan pangan yang bisa dijadikan alternatif jika Indonesia menghadapi krisis gandum. Bahan pangan itu adalah sorgum, salah satu bahan pangan yang bijinya mirip seperti jagung tapi berukuran lebih kecil. Jika memang memenuhi kriteria untuk menggantikan gandum, kenapa pemerintah tidak fokus membudidayakannya dari dulu?
Kurangnya minat terhadap sorgum
Berdasarkan sumber dari kominfo.jatimprov.go.id, ternyata para petani di Indonesia sudah pernah dianjurkan untuk membudidayakan sorgum. Tetapi petani enggan untuk membudidayakan sorgum karena sorgum tidak memiliki pasar di masyarakat. Selain itu, pemerintah tidak menjadikan sorgum sebagai bahan prioritas untuk dibudidaya karena bukan kebutuhan pokok pada saat itu. Kementrian Pertanian sudah mendorong petani untuk bermitra dengan pengusaha dalam membudidayakan sorgum. Namun, lahan sorgum sebesar 1500 hektare hanya diambil 20% untuk bermitra dengan pengusaha swasta mau pun BUMN.
Kurangnya minat ini terhadap sorgum berdampak pada masa sekarang yang di mana Negara Indonesia sedang kesulitan mendapat pasokan gandum. Ketika gandum langka, pemerintah tidak sempat menyiapkan sorgum untuk segera mengganti gandum untuk mencegah kenaikan harga mie instan.
Sorgum memiliki khasiat yang setara dengan gandum
Dilansir dari hellosehat.com, setiap 100 gram sorgum memiliki kandungan gizi sebagai berikut:
- Energi: 366 kalori (Kal)
- Protein: 11 g
- Karbohidrat: 73 g
- Lemak: 3,3 g
- Serat: 1,2 g
- Vitamin B1 (tiamin): 0,09 miligram (mg)
- Vitamin B2 (riboflavin): 0,14 mg
- Niasin: 2.8 mg
- Besi: 4.4 mg
- Fosfor: 287 mg
- Kalium: 249 mg
Ini lebih banyak dibandingkan dengan 100 gram nasi yang di mana dalam 100 gram nasi terdapat 123 kalori, 2,9 gram protein, 30 gram karbohidrat, 0,4 gram lemak, dan 0,9 gram serat. Selain itu, sorgum memiliki beberapa khasiat yaitu menurunkan berat badan berlebih, menjaga kadar gula darah, menjaga kadar kolesterol dan mencegah pertumbuhan sel kanker.
Ini membuktikan bahwa sorgum memiliki keunggulan yang tidak kalah dengan bahan pangan lainnya. Oleh karena itu, Sorgum sangat cocok untuk dibudidayakan lebih luas karena sorgum bisa mengatasi masalah kenaikan harga pada mie instan.
Perlunya dukungan pemerintah untuk sorgum
Bapak Presiden Joko Widodo akan menginstruksikan ke gubernur setiap provinsi untuk meluangkan lahan agar bisa dipakai untuk menanam sorgum. Sudah sepatutnya sorgum menjadi prioritas pemerintah terlebih lagi dalam kondisi krisis gandum seperti sekarang. Ketika sorgum sudah diperhatikan oleh pemerintah, langkah selanjutnya diharapkan akan lebih mudah. Mari kita mendukung budidaya sorgum untuk menyelamatkan mie instan di Indonesia. Semoga sorgum bisa menjadi solusi alternatif mie instan untuk ke depannya.