4 Fakta Menarik Kota Sawahlunto: World Heritage dari Sumatera Barat

Hernawan | Priscilla Olga Salim
4 Fakta Menarik Kota Sawahlunto: World Heritage dari Sumatera Barat
Gedung Kebudayaan Sawahlunto (Instagram/sawahluntotourism)

Kota Sawahlunto termasuk salah satu kota kuno yang membanggakan Sumatera Barat dan Indonesia karena terpilih menjadi kota situs warisan budaya dunia oleh badan PBB yaitu UNESCO. Seperti yang kita ketahui UNESCO memang bertugas untuk menjaga dan memelihara budaya dunia dari kepunahan. Dengan nama internasional Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto berdasarkan hasil sidang UNESCO tahun 2019 di Azerbaijan, Ombilin mendapat skor 1600 melengkapi situs budaya lainnya yang sudah terpilih terlebih dahulu.

Dari Indonesia sendiri ada Candi Borobudur, Candi Prambanan, Taman Nasional Komodo, Sistem Pengairan Subak di Bali, Taman Nasional Lorentz di Papua, Taman Nasional Ujung Kulon di Banten, dan situs manusia purba Sangiran. Faktor pendukung lainnya adalah transformasi dari Sawahlunto sendiri yang perlahan berbenah dan memoles kota lama bekas tambang batubara zaman Belanda menjadi cagar budaya nasional.

Berikut beberapa 4 fakta menarik Kota Sawahlunto:

  1. Tambang tertua di Asia Tenggara. Tambang batubara Ombilin tak hanya menjadi satu satunya tambang yang ada di bawah tanah tapi juga yang tertua di Asia Tenggara. Mulai beroperasi pada masa penjajahan Belanda dan baru berhenti pada tahun 1971. Beberapa peninggalan asli yang masih bisa dilihat hingga saat ini antara lain terowongan Mbah Soero.
  2. Dijuluki sebagai kota arang. Sebagai salah satu penghasil batubara terbesar, Sawahlunto mendapatkan gelar kota arang. 
  3. Adanya kisah manusia rantai di zaman penjajahan Belanda. Ini merupakan cerita kelam yang terjadi di masa lampau, saat itu Belanda menjadikan masyarakat sekitar area pertambangan menjadi kuli secara paksa. Supaya mereka bekerja giat dan tak henti, kedua kakinya dipasangi rantai sehingga tidak bisa melarikan diri.
  4. Sawahlunto sempat menjadi kota mati. Semenjak penutupan tambang batubara pada tahun 1971, Kota Sawahlunto nyaris seperti kota mati. Karena semenjak dahulu kehidupan masyarakat Sawahlunto begitu bergantung dari hasil tambang tersebut. Perlahan banyak terjadi eksodus keluar dari penduduk Sawahlunto untuk mengais rezeki ke daerah lain.

Terhitung sejak tahun 2003, pemerintah setempat berupaya menjadikan Sawahlunto sebagai kota wisata. Hingga saat ini usaha pemerintah tersebut cukup berhasil, terbukti dengan diraihnya predikat World Heritage dari UNESCO di tahun 2019. Selain Kota Padang dan Bukittinggi, Sawahlunto bisa menjadi alternatif kunjunganmu saat pelesiran di Sumatera Barat.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak