Dalam sebuah pertempuran, pesawat terbang dapat menjadi faktor pembeda yang menjadi penentu arah peperangan. Sepanjang sejarahnya sendiri ada beragam jenis pesawat tempur yang diproduksi dan selalu berkembang dari waktu ke waktu.
Salah satu pesawat tempur yang seringkali digunakan dalam pertempuran adalah pesawat bomber atau pengebom. Hingga kini beberapa negara khususnya negara superpower.
Namun, tahukah kamu jika Indonesia pada masa lalu pernah menggunakan beberapa jenis pesawat bomber? Bahkan, penggunaan pesawat jenis ini sudah dilakukan pasca proklamasi Kemerdekaan hingga periode awal orde baru.
Berikut ini adalah jenis-jenis pesawat bomber yang pernah digunakan oleh Indonesia.
1. Kawasaki Ki-48
Salah satu pesawat dengan jenis bomber pertama yang pernah dioperasikan oleh Indonesia adalah Kawasaki Ki-48. Akan tetapi, di kalangan pengamat militer dan pihak TNI pesawat ini dikenal dengan nama “Pangeran Diponegoro II”.
Pesawat ini dulunya merupakan milik tentara Jepang yang kemudian dirampas oleh pihak Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan.
Pesawat ini pada saat dioperasikan oleh pihak AURI justru dipergunakan untuk misi-misi pengaman dan tidak dipergunakan untuk misi pengeboman.
Dilansir dari historia.id, Pada saat itu pesawat bomber medium ini dirubah menjadi sebuah pesawat angkut dan kemudian dipindahkan dari Malang ke Yogyakarta. Pesawat yang mampu membawa muatan sekitar 800 kg ini menjadi salah satu pesawat bersejarah bagi pihak TNI-AU.
2. Kawasaki Ki-49
Pesawat ini dikenal dengan dengan muatannya yang bisa mencapai 1 ton. Pesawat berjenis Heavy-bomber ini didapatkan oleh pihak Indonesia dari rampasan setelah Jepang meninggalkan negeri ini.
Dilansir dari situs tni-au.mil.id, pesawat tersebut dikenal dengan nama “Pangeran Diponegoro I”. Pesawat ini sendiri diambil oleh pihak pejuang saat ditemukan di Landasan udara Bugis, Malang.
Pesawat tersebut kemudian coba diperbaiki untuk digunakan oleh pihak Indonesia guna mendukung kegiatan pengamanan wilayah.
Pesawat ini dikenal oleh pihak sekutu dengan nama Storm Dragon karena memiliki daya hancur yang cukup kuat karena muatannya yang terbilang berat untuk pesawat semasanya.
3. Mitsubishi Ki-51
Dikenal dengan nama “Guntei” pesawat ini tentunya cukup familiar dalam sejarah penerbangan angkatan udara Republik Indonesia.
Pesawat ini merupakan satu dari tiga pesawat yang digunakan pihak AURI untuk menyerang tangsi-tangsi Belanda di Salatiga dan Ambarawa pada tahun 1947.
Pesawat jenis pengebom tukik atau Dive-bomber ini merupakan satu dari sekian banyak pesawat peninggalan Jepang yang digunakan oleh AURI.
Pesawat yang diawaki oleh 2 orang serta mampu membawa muatan sekitar 250 kg ini menjadi salah satu kekuatan udara AURI saat masa-masa revolusi.
4. North American B-25 Mitchell
Siapa yang tidak mengenal pesawat blok sekutu yang cukup ikonik ini. pesawat B-25 Mitchell ini merupakan pesawat bomber menengah yang sempat dimiliki oleh AURI pada masa orde lama hingga masa awal orde baru. Pesawat ini merupakan hibah dari pihak Belanda setelah pengakuan kemerdekaan pada tahun 1949.
Pada saat masih dimiliki oleh Belanda, pesawat ini digunakan untuk menggempur posisi pejuang disekitar pulau Jawa. kemudian setelah diberikan kepada pihak Indonesia pada saat pengakuan kemerdekaan.
Pesawat ini digunakan dalam beragam konflik dalam negeri seperti Pemberontakan Permesta hingga Operasi Seroja di Timor-Timur.
Pesawat yang mampu mengangkut muatan hingga 900 kg ini dioperasikan sebanyak sekitar 40 unit oleh AURI sebelum pensiun pada akhir tahun 1970-an.
5. Douglas B-26 Invader
Pesawat bomber buatan negara Amerika Serikat ini juga pernah dioperasikan oleh Indonesia pada masa orde lama hingga awal-awal masa orde baru.
Pesawat yang datang pada akhir tahun 1950-an ini dulunya beroperasi pada kurun waktu tahun 1960 hingga pertengahan tahun 1970-an.
Dilansir dari indomiliter.com, pesawat bomber ringan ini digunakan Indonesia pada saat operasi Seroja di Timor-Timur. kemampuan bombernya saat itu memang sudah tergolong ketinggalan zaman, akan tetapi nyatanya cukup ampuh digunakan oleg TNI-AU untuk mengembom lokasi-lokasi di Timor-Timur.
Pesawat dengan muatan sekitar 3 ton ini cukup kenyang pengalaman medan tempur mulai dari Perang Dunia 2 hingga konflik-konflik setelahnya.
6. Tupolev TU-2
Mungkin pesawat bomber satu ini cukup kurang diketahui pernah digunakan oleh pihak AURI pada periode akhir 1950-an. Pesawat bomber buatan Uni Soviet ini digunakan oleh AURI yang merupakan bantuan dari China pada saat itu. Akan tetapi, rekam jejak pesawat ini tidak berlangsung lama.
Dilansir dari indomiliter.com, pesawat dengan kode “Bat” ini hanya beroperasi kurang dari setahun karena performanya yang tidak cocok dengan negara tropis.
Pada akhirnya pesawat ini dijual kembali ke negara lain dan adapula yang beranggapan pesawat ini dikembalikan ke China atau Uni Soviet.
Pesawat dengan berjenis Medium-bomber ini merupakan pesawat bomber yang cukup cepat pada masanya. Hal ini dikarenakan sepasang mesin kembar Shvetsov ASh-82 yang mampu membawa pesawat ini dengan kecepatan lebih dari 500 km/jam.
Selain itu, pesawat ini juga dilengkapi dengan 5 senapan mesin dan muatan bom yang bisa mencapai lebih dari 2 ton.
7. Ilyushin Il-28
Tidak hanya angkatan udara Republik Indonesia saja yang dibekali pesawat berjenis bomber. ALRI yang pada saat itu dipersiapkan untuk mendukung operasi Trikora dilengkapi juga dengan pesawat bomber maritime atau pengebom torpedo Ilyushin Il-28.
Pesawat dengan kode NATO “Beagle” ini dibeli Indonesia dari Uni Soviet yang kala itu menjadi pemasok utama Alutsista TNI.
Dilansir dari indomiliter.com, pesawat ini dibeli Indonesia sebanyak lebih dari 30 unit, pesawat tersebut dibagi atas varian Il-28T yang merupakan pengebom torpedo dan Il-28U yang merupakan varian pelatihan.
Pesawat ini mampu mengangkut bom dengan total muatan lebih dari 2 ton dan beberapa jenis torpedo yang dapat diluncurkan dari udara.
8. Tupolev TU-16
Sepertinya tidak lengkap rasanya jika tidak memasukkan bomber legendaris yang pernah dioperasikan AURI yakni Tupolev TU-16 atau yang dalam kode NATO dikenal dengan nama “Badger”.
Pesawat bomber ini didatangkan ke Indonesia menjelang dilakukannya operasi Trikora untuk merebut Irian Jaya (Papua). Pesawat bomber strategis ini mampu membawa muatan sekitar 9 ton dan dibekali dengan beberapa senapan mesin untuk perlindungan.
Dilansir dari tni-au.mil.id, pesawat ini pernah digunakan untuk mengebom Semenanjung Malaysia dan Australia dengan beragam pamflet. Hal ini membuktikan kesiapan Indonesia kala itu tidak main-main menghadapi Belanda dan sekutunya.
Namun sayang, pesawat ini harus rela digrounded menjelang akhir tahun 1960-an pasca perubahan arah politik Indonesia dan susahnya mendapat suku cadang akibat renggangnya hubungan dengan Uni Soviet kala itu.
Video yang mungkin Anda suka: