Menyelami Seluk Beluk Dunia Imajinatif, Ulasan Buku Keajaiban Dongeng

Hayuning Ratri Hapsari | Thomas Utomo
Menyelami Seluk Beluk Dunia Imajinatif, Ulasan Buku Keajaiban Dongeng
Keajaiban Mendongeng (Dokumentasi pribadi/Thomas Utomo)

Buku Keajaiban Dongeng, ditulis Heru Kurniawan, dosen UIN Saifuddin Zuhri, Purwokerto. Anak judul buku ini: Memahami, Memilih, dan Menyajikan Dongeng Berkualitas untuk Perkembangan Moral Anak. Buku setebal xviii + 146 ini, diterbitkan Bhuana Ilmu Populer.

Dongeng adalah cerita yang menakjubkan, setidaknya, bagi anak-anak. Dalam dongeng, anak-anak akan dapat berkelana ke negeri yang indah dan berjumpa tokoh-tokoh lucu serta ajaib.

Melalui dongeng, anak-anak akan hanyut dalam imajinasi hingga ke negeri antah berantah, bertualang di kastil kuno, hutan rimbun berpenghuni hewan aneh, negeri bawah tanah, kerajaan di atas awan, dan sebagainya.

Negeri-negeri yang dikunjungi anak-anak, bisa sangat indah lagi memukau. Bisa pula menakutkan, menyedihkan, menyeramkan, juga menggelikan lewat ragam cerita yang mungkin terjadi di dalamnya. Sembari menyimak dongeng, anak-anak bisa ikut tertawa, menangis, gembira, dan terharu.

Kejadian imajinatif dalam dongeng, membuat anak-anak senang dan terhibur. Mereka menikmati dongeng dengan rasa kagum. Sebab, pada dasarnya, anak-anak (dan manusia secara umum) adalah makhluk penyuka cerita.

Sehari-hari perjumpaan manusia dengan sesamanya, didominasi dengan cerita. Kitab suci pun, isinya, sebagian besar adalah cerita.

Maka, ketika menyimak dongeng, anak-anak bisa terkesima, mata tak berkedip, mulut melongo takjub, dan pikiran berkonsentrasi. Mereka menikmati tiap kata yang diucapkan pendongeng dengan perhatian.

Mereka juga berimajinasi dan membangun dunia yang dikisahkan dalam pikiran masing-masing. Nilai-nilai positif dalam dongeng, dapat tersimpan rapi dalam lubuk sanubari mereka. Kemudian mengejawantah menjadi perilaku positif.

Inilah yang seharusnya disepakati bersama, bahwa anak-anak lebih baik belajar, mendapatkan hiburan, imajinasi, dan nilai edukatif dari dongeng. Bukan dari televisi atau gim.

Menurut Heru Kurniawan, secara empiris, telah terbukti sejak dahulu kala, bahwa dongeng adalah media efektif untuk mendidik anak-anak. Namun dinamika zaman modern dan kesibukan mencari nafkah, membuat orang tua sekarang mengabaikan dongeng.

Mereka membiarkan buah hati bergaul intens dengan televisi lewat tontonan-tontonan yang jauh dari edukatif, atau bermain gim yang cenderung menanamkan nilai anarkhis atau pornografi.

Dampaknya, kita lihat, kehidupan anak-anak sekarang sarat dengan kekerasan, dewasa lebih dini, egois individualis, kesabaran tipis, tidak punya relisiensi atau nir-daya juang.

Lewat buku ini, Heru Kurniawan meyakinkan akan pentingnya dongeng bagi perkembangan moral, intelektual, sosial, dan emosional bagi anak.

Heru juga melengkapi buku karyanya ini dengan seluk beluk muatan dongeng, tips memilih dongeng, kiat menyajikannya, dan sejumlah catatan penyerta guna penguatan.

Video yang mungkin Anda suka:

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak