Tes Poligraf Ungkap Putri Chandrawati Berbohong, Bagaimana Cara Kerja Alat Ini?

Ayu Nabila | Rizka Utami Rahmi
Tes Poligraf Ungkap Putri Chandrawati Berbohong, Bagaimana Cara Kerja Alat Ini?
Ilustrasi seseorang yang tengah melakukan tes poligraf atau lie detector test (Freepik/standret)

Sidang kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat masih berlangsung hingga hari ini (14/12/2022) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Agenda sidang kali ini adalah menghadirkan para saksi ahli dari berbagai bidang. Salah satunya adalah ahli poligraf.

Beberapa waktu lalu Putri Chandrawati sempat melakukan tes poligraf atau lie detector test yang bisa mensinyalir seseorang melakukan indikasi kebohongan atau tidak. Dalam tes poligraf yang dilakukan di Mabes Polri, Putri Chandrawati disinyalir berbohong ketika mendapat pertanyaan apakah ia berselingkuh dengan Brigadir J.

Lalu, apa sebenarnya tes poligraf itu? Bagaimanakah cara kerjanya? Dilansir oleh Conduct Science, berikut rangkumannya!

Apa itu tes poligraf atau lie detector test?

Tes poligraf atau biasa disebut dengan lie detector test adalah sebuah tes yang digunakan untuk mengidentifikasi apakah seseorang menjawab pertanyaan dengan jujur atau sebaliknya.

Tes poligraf ini terdiri dari mesin dengan beberapa instrumen medis yang terpasang untuk mengukur denyut nadi, tekanan darah, pernapasan, dan konduktivitas kulit seseorang yang akan dites.

BACA JUGA: Dites Pakai Alat Uji Kebohongan, Kuat Maruf Bicara Jujur soal Persetubuhan Brigadir J dan Putri

Dari tes poligraf tersebut akan didapatkan sebuah informasi yang dapat dianalisis oleh penguji untuk mengidentifikasi jawaban jujur atau tidak.

Cara kerja tes poligraf

Selama tes poligraf, setidaknya terdapat tiga instrumen medis yaitu pneumograf, galvanograf, dan kardiosfigmograf, yang digabungkan dalam satu mesin, lalu dipasang pada orang yang akan dites tersebut.

Ketiga instrumen tersebut mencakup sensor untuk merekam empat hingga enam respons fisiologis saat orang tersebut diberi pertanyaan.

Lalu, sistem mengakuisi dan mengumpulkan data dari peralatan tersebut dan menerjemahkannya menjadi sebuah informasi yang dapat dianalisis menggunakan algoritme matematika yang canggih. 

Pertama-tama, penguji mengajukan beberapa pertanyaan sederhana untuk membuat standar bagi sinyal digital lalu kemudian beralih ke pertanyaan yang sebenarnya.

Lalu setelah itu, penguji menganalisis data selama atau setelah tes untuk mengidentifikasi perubahan signifikan pada tanda-tanda vital seseorang untuk mengidentifikasi apakah mereka berbohong atau tidak.

Tes poligraf atau lie detector test sendiri memiliki keakuratan hingga mencapai 90 persen, sehingga banyak digunakan dalam berbagai keperluan seperti investigasi kriminal yang memerlukan tes lebih dalam.

Saat ini, tes poligraf juga digunakan untuk mengungkap kebenaran dalam kasus pembunuhan Brigadir J, selain Putri Chandrawati, terdakwa lainnya juga mengikuti tes poligraf tersebut. 

Semoga dengan tes poligraf semua bentuk tindakan kriminalitas dapat diungkap dan bisa memudahkan pihak kepolisian memberantas semua kejahatan.

Video yang Mungkin Anda Suka.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak